Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Hari Bakti TNI AU : Sorotan Pembelian Pesawat Tempur Bekas dan Jasa Herky

28 Juli 2023   22:21 Diperbarui: 28 Juli 2023   22:22 558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat Dakota VT-CLA jatuh ditembak oleh pesawat Belanda di Yogyakarta pada 29 Juli 1947 ( sumber Gambar IPPHOS )

Hari Bakti TNI AU : Sorotan Pembelian Pesawat Tempur Bekas dan Jasa Herky

Peringatan Hari Bhakti TNI AU memiliki latar belakang dua peristiwa penting yang terjadi dalam satu hari pada 29 Juli 1947. Peristiwa pertama terjadi pagi hari, dimana tiga kadet penerbang TNI AU masing-masing Kadet Mulyono, Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutarjo Sigit dengan menggunakan dua pesawat Cureng dan satu Guntei berhasil melakukan pengeboman terhadap kubu pertahanan penjajah Belanda di tiga tempat berbeda. Yakni di kota Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.

Peristiwa Kedua adalah jatuhnya pesawat DAKOTA VT-CLA yang menyebabkan gugurnya tiga orang perintis TNI AU yakni Adisutjipto, Abdurahman Saleh dan Adisumarmo. Pesawat Dakota jatuh ditembak pesawat tempur Belanda di daerah selatan Yogyakarta. Itu bukan pesawat militer, melainkan pesawat sipil yang disewa oleh pemerintah Indonesia untuk membawa bantuan obat-obatan Palang Merah Malaysia. Penembakan dilakukan oleh dua pesawat militer Belanda jenis Kittyhawk yang marah terkait pengeboman para kadet TNI AU pada pagi harinya.

Peringatan kali ini diwarnai dengan sorotan publik terkait dengan rencana pembelian pesawat tempur bekas. Pihak DPR meminta Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menghentikan pembelian 12 jet tempur Mirage 2000 - 5 bekas Qatar Air Force (QAF) senilai lebih dari Rp11,8 triliun. Sorotan publik lainnya adalah terkait dengan masalah perawatan alutsista yang dimiliki oleh TNI AU.

Peringatan Hari Bakti TNI AU sangat relevan untuk menumbuhkan spirit membela kedaulatan dirgantara Indonesia serta menjadi inspirasi pengembangan alutsista dan industri dirgantara di tanah air. Peringatan juga sebagai cermin atau refleksi diri dalam memperbaiki kinerja TNI AU. Khususnya masih terjadinya kecelakaan yang menimpa pesawat TNI AU. Kecelakaan tersebut menunjukkan bahwa kondisi alat utama sistem persenjataan (alutsista) masih sarat masalah yang bisa menyebabkan fatalitas. Perlu totalitas untuk menjalankan program zero accident bagi seluruh alutsista TNI AU.

Program zero accident atau kecelakaan nihil alutsista perlu segera disempurnakan. Program zero accident menyangkut berbagai aspek, yakni kompetensi SDM, penguasaan teknologi, ketersediaan suku cadang dan dana perawatan berkala.  

Penulis sebagai anggota Indonesia Aeronautical Engineering Center (IAEC) berpendapat bahwa kasus-kasus kecelakaan pesawat TNI mengindikasikan terjadinya masalah terkait sistem perawatan dan eksistensi SDM kedirgantaraan. Program Zero Accident pesawat TNI bisa efektif jika didukung oleh SDM yang kredibel dan menguasai teknologi dan sistem perawatan pesawat. Masalah sistem pemeliharaan biasanya bertemali sejak kontrak pengadaan pesawat. Terutama terkait dengan transfer of technology (ToT).

Ada praktik yang riskan terjadi di dunia penerbangan terkait dengan suku cadang pesawat rekondisi. Di pasar gelap ada pihak yang memoles suku cadang yang tidak layak lagi digunakan. Kemudian direkondisi, diperbarui dengan menyertakan dokumen yang tidak resmi. Dokumen yang bermasalah alias aspal itu antara lain COC (certificate of confirm), ARC (authorized release confirm), serta CoO (certificate of origin) yang dikeluarkan pabrik suku cadang yang sudah mendapat izin dari otoritas terkait.

Mengingat prosedur pengadaan suku cadang alutsista TNI yang sangat ketat, kecil kemungkinan suku cadang aspal bisa dipakai di pesawat militer. Apalagi prosedur pengadaan suku cadang pesawat militer diawasi secara ketat oleh Komando Pemeliharaan Materiil TNI Angkatan Udara (Koharmatau) sebagai salah satu Kotama TNI AU yang membawahi Depo-depo Pemeliharaan (Depohar).

Komando itu memiliki peranan penting dalam menyiapkan dan memelihara pesawat terbang TNI AU. Namun dalam pelaksanaannya, ada beberapa masalah yang timbul guna mendukung kesiapan pesawat terbang. Masalah tersebut diantaranya kurangnya dukungan suku cadang yang tepat jenis, jumlah, mutu dan waktu, sementara di lain pihak kebutuhan suku cadang setiap waktu semakin meningkat, sehingga mengakibatkan tingkat kesiapan operasional pesawat menurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun