Menanti "Pertarungan" Cita Rasa antara Gedong Gincu dengan Podang Gunung.
Pohon mangga di halaman rumah mulai berbunga pada medio Juli ini. Tahun ini munculnya bunga mangga di kebun saya agak terlambat, mungkin karena pengaruh iklim dan cuaca yang semakin tidak teratur.
Kemunculan bunga dari pohon-pohon mangga yang tumbuh di kebun rumah membawa suasana hati yang gembira. Seperti tahun sebelumnya beberapa jenis mangga yang tumbuh di kebun saya melahirkan harapan indah sekaligus mencuatkan enigma mangga jenis apa kiranya yang pada musim tahun ini paling sukses memproduksi buah yang bermutu bagus.
Meskipun semua jenis mangga yang saya tanam adalah varietas yang bagus, namun ada dua jenis pohon mangga yang menjadi daya tarik pengamatan atau penelitian sekaligus menjadi hiburan segar yang bikin penasaran.
Dua jenis mangga yakni Gedong Gincu dengan Podang Gunung, selalu bersaing atau bertarung dalam menghasilkan buah. Pertarungan cita rasa antara Gedong Gincu dan Podang Gunung di kebun kami dari tahun ke tahun sangat menarik. Di kebun ada dua pohon Gedong Gincu dan dua pohon Podang Gunung. Semuanya sudah berumur lebih dari 10 tahun. Saya mendapatkan bibit Gedong Gincu dari Dinas Pertanian, sedangkan bibit Podang saya bawa saat pulang mudik di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Setiap musim, dua jenis mangga itu selalu bertarung dan keduanya menghasilkan buah yang lebat. Namun faktor intensitas sinar matahari sangat berpengaruh kepada pembentukan warna kulit mangga. Jika kekurangan sinar matahari, maka warna kulit buah yang sudah tua mestinya kuning kemerah-merahan, menjadi kurang sempurna dan didominasi dengan warna hijau.
Secara morfologis, buah mangga Gedong Gincu berbentuk bulat dan memiliki biji yang besar. Sedangkan Podang Gunung buahnya lonjong bijinya lebih kecil/tipis. Menurut penelitian saya, kulit Podang lebih kuat dan tahan terhadap hama tanaman bila dibanding dengan Gedong Gincu. Tentang rasa buah saat matang dipetik tua, keduanya hampir sama sama, manis, segar, wangi dan rasa asamnya khas. Tentang tekstur dan serat daging buahnya, Podang lebih lembut, sedang Gincu lebih terlihat kasar seratnya.
Karena lembutnya daging buah Podang, saya jadi teringat nostalgia masa lalu, saat masih kecil dulu cara makan buah Podang dengan cara "digejrot" atau dipukul-pukul dengan benda tumpul sampai buahnya "gembyur" seperti balon berisi air, kemudian buah itu digigit kulitnya lalu dihisap daging buahnya yang sudah cair seperti juice.
Perkara pertarungan cita rasa antara Gincu dan Podang tidak hanya terjadi di kebun saya. Ternyata pertarungan sudah melibatkan dua orang Gubernur, yakni Gubernur Ridwan Kamil dan Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Keduanya tidak henti-hentinya mempromosikan mangga unggulan dari daerahnya. Keduanya juga sangat getol mendorong ekspor buah itu ke luar negeri, terutama ke Jepang, Singapura, Korea Selatan, Hongkong dan negara lainnya.
Data dari dinas pertanian menunjukkan bahwa wilayah basis mangga Gedong Gincu berdasarkan indikator produksi di Kabupaten Majalengka adalah Kecamatan Majalengka, Kecamatan Dawuan, Kecamatan Kasokandel, Kecamatan Panyingkaran, Kecamatan Kadipaten, Kecamatan Kertajati, Kecamatan Jatitujuh, Kecamatan Ligung, dan Kecamatan Sumberjaya. Sembilan kecamatan tersebut secara konsisten menjadi wilayah basis komoditas mangga Gedong Gincu. Menurut data BPS, produksi mangga gedong gincu di Kabupaten Majalengka sebesar 447.567 kuintal (BPS, 2019a). Kabupaten ini memberikan kontribusi sebesar 11,06 persen terhadap total produksi komoditas buah mangga di Jabar.
Menurut sebaran, mangga Podang banyak tumbuh di kawasan lereng Gunung Wilis, meliputi wilayah Kediri, Nganjuk, Tulungagung, Trenggalek, dan Blitar. Semua wilayah itu berada di Provinsi Jawa Timur. Daerah sekitar Gunung Wilis, Kediri (Desa Banyakan) merupakan salah satu pusat penghasil mangga Podang. Lantaran mangga itu tumbuh di pegunungan, maka masyarakat menyebutnya Podang Gunung.
Bisnis mangga Podang semakin meningkat. Dulu hanya dijajakan di pinggir jalan, namun sekarang sudah banyak dipasarkan lewat mall dan di ekspor.
Podang Gunung secara morfologis lebih kecil volumenya jika dibandingkan dengan mangga Arumanis, tetapi Podang memiliki warna yang menawan, warnanya cerah, orange bercampur kuning dan bintik-bintik merah menyala, terlihat sangat menggairahkan.
Sentra penghasil mangga podang di Kabupaten Kediri terdapat di lima kecamatan yang melingkari Gunung Wilis yaitu Kecamatan Banyakan, Tarokan, Grogol, Mojo, dan Semen. Populasi tanaman mangga Podang terbanyak berada di Kecamatan Banyakan dan Tarokan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H