Rasllina yang selama ini dekat dengan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, sangat prihatin dan berusaha untuk mengatasi serbuan kerajinan impor. "Pentingnya penyelenggaraan expo atau pameran produk kerajinan di daerah sesering mungkin", Ujar Ralinna.
Lebih lanjut dia menyarankan agar pemerintah daerah sebaiknya menyajikan berbagai produk unggulan daerahnya secara menarik di tempat-tempat yang strategis seperti pusat perbelanjaan atau stasiun kereta api. Dengan demikian masyarakat dan para investor bisa mengidentifikasikan berbagai jenis produk atau komoditas unggulan dari suatu kecamatan atau desa.
Menurut Ralinna kebijakan nasional untuk meningkatkan mutu dan produktivitas produk kerajinan masih kurang dan belum terpadu dengan pasar. Itulah sebabnya entitas pengrajin semakin berkurang akibat serbuan produk impor. Sangat menyedihkan, sampai-sampai para pengrajin bambu lokal pun kini tergusur oleh anyaman sintetis dari Tiongkok. Begitu juga dengan produk kerajinan berbasis kulit seperti tas dan sepatu kini juga mulai tergusur oleh produk impor asal India, Vietnam, atau Thailand. Melihat tren industri kreatif global, pentingnya menumbuhkan aktivitas produksi kriya yang menghasilkan barang seni dan kerajinan yang mampu mengemas sehingga unggul dari sisi komersialisasi.
" Pekerja informal yang tanpa dilindungi oleh perjanjian kerja jumlahnya jauh lebih besar ketimbang pekerja formal yang dinaungi oleh UU dan perjanjian kerja yang pembuatannya melibatkan serikat pekerja," jelas Raslinna.
Oleh sebab itu kepada penulis Raslinna menekankan perjuangan untuk membantu pekerja di pasar tradisional. Menurutnya salah satu agenda penting adalah menumbuhkan value creation bagi pasar tradisional yang mengedepankan kreativitas dan inovasi.
Berdasarkan data Kemendag, hingga 2019 pasar tradisional yang terdata sekitar 9,559 unit, dengan 95 persen berumur di atas 25 tahun, 1 persen berumur 10-20 tahun dan 3 persen berada di usia kurang dari 10 tahun. Sisanya tidak aktif dan tinggal nama, akibat fasilitas tidak lengkap dan kurang memadai. Di sisi lain, pasar modern mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.
Menurut data Kemendag, jumlah pasar modern mencapai 14.000, yang berbentuk convenience store sebanyak 358 toko, minimarket 11.569 toko, supermarket 1.146 toko, hypermarket 141 toko, dan perkulakan atau grosir mencapai 26 toko.
Menurut Raslinna perlu mewujudkan aspek keunggulan pasar tradisional yang menyangkut sistem konektivitas perdagangan, insourcing, dan ketersediaan SDM logistik dengan kompetensi yang mumpuni. Sistem insourcing termasuk teknologi pengolahan dan pengemasan produk atau komoditas unggulan suatu daerah.
"Mestinya Kementerian Perdagangan bersinergi dengan pemerintah daerah untuk mewujudkan transformasi pasar tradisional menjadi sentra ekonomi kerakyatan dengan mengedepankan promosi yang berbasis seni, budaya dan komunikasi massa," ujar Raslinna, Hal itu untuk memperkuat positioning pasar tradisional selain menjadi pusat ekonomi kerakyatan juga bisa menjadi destinasi wisata.
Untuk itu dibutuhkan promosi dan komunikasi yang efektif antara lain lewat acara seni dan kebudayaan. Apalagi pasar tradisional di berbagai daerah memiliki sejarah yang unik terkait dengan perkembangan kota. Keniscayaan, pekerja di pasar tradisional perlu ditingkatkan kompetensi dan usahanya dengan cara yang benar dan bukan dengan cara yang bersifat seremonial belaka.Â