Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Sosok Artikel Utama

Kaesang Kendalikan Semangat Zaman, Punya Visi Kota Cerdas?

15 Juni 2023   19:44 Diperbarui: 18 Juni 2023   06:02 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaesang Pangarep menyatakan siap maju sebagai calon Wali Kota Depok.(Tangkapan layar  oleh Kompas.com dari YouTube Kaesang Pangarep by GK Hebat)

Sejarah menunjukkan bahwa kaum belia lebih tangguh mengendalikan semangat zaman dan punya nyali membuat perubahan mendasar. Peribahasa dalam Bahasa Jawa menyatakan anak muda itu ''kaduk wani kurang deduga'' (kelewat berani tapi kadang-kadang kurang perhitungan). Itulah kekuatan dan keajaibannya. 

Rencana dan keinginan putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep untuk ikut dalam pemilihan Wali Kota Depok mendatang perlu diapresiasi.

Sang Kaesang, sosok milenial itu perlu didengar pemikiran dan ide-idenya terkait dengan pengembangan kota. Pihak-pihak yang menolak Kaesang terutama oleh netizen di sejumlah media sosial seperti Twitter mestinya jangan langsung sinis sebelum tahu visi dan kapasitas yang bersangkutan terlebih dahulu.

Walikota mendatang idealnya adalah kaum belia yang mampu mewujudkan kota cerdas yang sarat nilai-nilai kemanusiaan. Kemampuan generasi milenial jangan diragukan, ide-idenya perlu didengar, semangatnya perlu dipompa, jangan malah direndahkan kemampuannya bila memimpin Kota Depok.

Sejak SMA ia menempuh pendidikannya di Singapura mengikuti jejak sang kakak, Gibran Rakabuming Raka. Setelah lulus dari Anglo-Chinese School International dengan mengambil program International Baccalaureate, Kaesang pun melanjutkan kuliah di Singapore Institute of Management University.

Warga kota perlu memberi kesempatan Kaesang untuk unjuk pemikiran dan solusi terkait dengan masalah ketertiban umum. Juga bagaimana visi kaesang untuk mewujudkan kota cerdas. Meskipun tahapan Pilkada serentak masih cukup lama, tetapi perlu semacam proses fit and proper test bagi pihak-pihak yang berkeinginan ikut Pilkada.

Hal itu juga merupakan momentum masyarakat untuk menilai calon kepala daerah yang mampu mewujudkan kota cerdas. Lebih baik masyarakat sudah menguji kapasitas para calon kepala daerah terkait dengan aspek kota cerdas yang berbasis lokalitas jauh hari sebelum tahapan Pilkada.

Tentunya Kaesang tidak serta merta meniru konsep dan strategi untuk mewujudkan kota cerdas tidak harus meniru kota Solo. Karena setiap kota memiliki keunikan tersendiri dalam berbagai hal seperti kondisi sosiologi masyarakat hingga sumber daya alamnya.

Masyarakat bisa menguji kepiawaian para calon kepala daerah yang terkait untuk mewujudkan ketertiban umum. Karena masalah ketertiban umum merupakan hal mendasar pembangunan kota. Namun pada saat ini banyak kepala daerah yang menyerahkan urusan itu kepada Satpol PP.

Para calon kepala daerah harus terus mencari kiat yang bisa menimbulkan daya persuasif untuk membentuk ketertiban umum tanpa paksaan atau kekerasan. Istilah ketertiban umum banyak kita temukan dalam peraturan perundang-undangan di negeri ini. Bahkan sudah banyak peraturan daerah tentang ketertiban umum.

Namun UU atau Perda diatas belum mendapatkan landasan sosiologis yang cocok karena langkanya sosok yang memiliki daya motivasi dan persuasif yang memadai.

Generasi milenial seperti Kaesang tentunya mampu mengelola ketertiban umum dengan caranya sendiri sehingga lebih humanis namun tetap tegas dan berwibawa. Kalau kakaknya Gibran punya kiat mengatasi ketertiban umum dengan cara "wedangan", tentunya Kaesang punya kiat lain yang lebih unik.

Selama ini perda ketertiban umum justru mendapat reaksi keras dan tidak jarang menciptakan gejolak sosial. Terwujudnya ketertiban umum akan memperlancar pembangunan infrastruktur kota.

Sebagai pelaku startup dan sukses menerjuni industri kreatif, Kaesang tentunya tidak sulit mewujudkan kota cerdas. Istilah cerdas tersebut mengandung pengertian penggunaan virtualisasi dan konsolidasi untuk menekan biaya, menaikan penggunaan aset dan kecepatan untuk memenuhi suatu layanan segenap warga kota.

Efisiensi telah menjadi faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan kota. Pengelola kota harus memiliki kemampuan untuk menentukan ukuran optimal kota.Yakni ukuran di mana tingkat efisiensi mencapai puncaknya. Efisiensi ditentukan melalui produktivitas tenaga kerja. Ukuran kota, sebaran penduduk, dan kecepatan pergerakan merupakan unsur yang menentukan luas pasar tenaga kerja. Pasar tenaga kerja ini yang akan mengelaborasi produktivitas tenaga kerja dan menentukan tingkat efisiensi kota .

Visi kota cerdas memiliki ciri spesifik yakni berkembangannya sel-sel kreatif hingga ke kampung-kampung. Sebagai sosok yang sukses menggeluti industri kreatif, Kaesang mampu merumuskan skema pengembangan UMKM industri kreatif yang telah mengadopsi keunggulan desain dan inovasi.

Kemampuan tersebut pada gilirannya bisa menerapkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri. Kaesang tentunya sangat mumpuni terkait dengan berbagai jenis desain industri untuk warga kota.

Kota-kota di dunia sangat membutuhkan pemimpin muda zeitgeist. Yakni pemimpin yang mampu mengendalikan semangat zaman dengan inisiatif besar lewat berbagai inovasi.

Pemimpin belia itu mesti mampu menciptakan nilai tambah seluas-luasnya. Istilah Zeitgeist berasal dari bahasa Jerman yang secara harfiah berarti jiwa dari suatu waktu (time spirit). Tata ekonomi dunia sekarang ini diwarnai dengan digitalpreneur yakni kewirausahaan dengan memanfaatkan teknologi digital.

Keniscayaan, Kota Depok membutuhkan pemimpin belia yang punya terobosan dan visi yang luar biasa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun