Sejarah menunjukkan bahwa kaum belia lebih tangguh mengendalikan semangat zaman dan punya nyali membuat perubahan mendasar. Peribahasa dalam Bahasa Jawa menyatakan anak muda itu ''kaduk wani kurang deduga'' (kelewat berani tapi kadang-kadang kurang perhitungan). Itulah kekuatan dan keajaibannya.Â
Rencana dan keinginan putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep untuk ikut dalam pemilihan Wali Kota Depok mendatang perlu diapresiasi.
Sang Kaesang, sosok milenial itu perlu didengar pemikiran dan ide-idenya terkait dengan pengembangan kota. Pihak-pihak yang menolak Kaesang terutama oleh netizen di sejumlah media sosial seperti Twitter mestinya jangan langsung sinis sebelum tahu visi dan kapasitas yang bersangkutan terlebih dahulu.
Walikota mendatang idealnya adalah kaum belia yang mampu mewujudkan kota cerdas yang sarat nilai-nilai kemanusiaan. Kemampuan generasi milenial jangan diragukan, ide-idenya perlu didengar, semangatnya perlu dipompa, jangan malah direndahkan kemampuannya bila memimpin Kota Depok.
Sejak SMA ia menempuh pendidikannya di Singapura mengikuti jejak sang kakak, Gibran Rakabuming Raka. Setelah lulus dari Anglo-Chinese School International dengan mengambil program International Baccalaureate, Kaesang pun melanjutkan kuliah di Singapore Institute of Management University.
Warga kota perlu memberi kesempatan Kaesang untuk unjuk pemikiran dan solusi terkait dengan masalah ketertiban umum. Juga bagaimana visi kaesang untuk mewujudkan kota cerdas. Meskipun tahapan Pilkada serentak masih cukup lama, tetapi perlu semacam proses fit and proper test bagi pihak-pihak yang berkeinginan ikut Pilkada.
Hal itu juga merupakan momentum masyarakat untuk menilai calon kepala daerah yang mampu mewujudkan kota cerdas. Lebih baik masyarakat sudah menguji kapasitas para calon kepala daerah terkait dengan aspek kota cerdas yang berbasis lokalitas jauh hari sebelum tahapan Pilkada.
Tentunya Kaesang tidak serta merta meniru konsep dan strategi untuk mewujudkan kota cerdas tidak harus meniru kota Solo. Karena setiap kota memiliki keunikan tersendiri dalam berbagai hal seperti kondisi sosiologi masyarakat hingga sumber daya alamnya.
Masyarakat bisa menguji kepiawaian para calon kepala daerah yang terkait untuk mewujudkan ketertiban umum. Karena masalah ketertiban umum merupakan hal mendasar pembangunan kota. Namun pada saat ini banyak kepala daerah yang menyerahkan urusan itu kepada Satpol PP.
Para calon kepala daerah harus terus mencari kiat yang bisa menimbulkan daya persuasif untuk membentuk ketertiban umum tanpa paksaan atau kekerasan. Istilah ketertiban umum banyak kita temukan dalam peraturan perundang-undangan di negeri ini. Bahkan sudah banyak peraturan daerah tentang ketertiban umum.