Kontingen Indonesia akan didanai, dengan APBN tentunya, maksimal 45 miliar. Pernyataan mantan Ketua KOI, Erick Tohir sebelum digantikan oleh Raja Octohari soal dana pengiriman Kontingen Indonesia ke SEA Games 2019 adalah angka maksimal.
Cabor yang diikutisertakan dengan anggaran itu sebanyak 40, dengan kemungkinan bertambah atau berkurang menunggu hasil tim monev (monitoring dan evaluasi).Â
Juga terbuka kesempatan bagi pengiriman atlet secara mandiri yang semua kebutuhannya dibiayai oleh sang atlet, cabor yang diwakili dan/atau dengan dukungan sponsor.
Jika memang demikian realitanya, apakah yang sebelas cabor adalah kontingen mandiri ? Sampai saat ini belum ada kejelasannya.
Tetapi, di balik cerita gembira tentang kemenangan Timnas Sepakbola U22 dan mungkin cabang-cabang olahraga lain, pada penyelenggaraan tahun 2017 di Malaysia ada cerita sedih dan layak direnungkan oleh kita semua.
Sungguh mengenaskan cerita peraih emas nomor tolak peluru, Eki Febri, pada SEA Games 2017 di Kuala Lumpur Malaysia. Keluh kesah dirinya sengaja saya salin tempel cukup lengkap dari sumber ini yaitu :
"Saya atlet peraih emas SEA Games 2017. Uang Akomodasi (Makan, Penginapan,dll) belum juga dibayar dari bulan Januari-Agustus. Padahal SEA Games sudah hampir selesai. Gimana mau maju? Birokrasi dan sistem olahraga di Indonesia yang ribet! @ina_seagames2017 bilang min pemerintah juga harus introspeksi terkait penyebab knp indonesia tidak maksimal di sea games skrg!" tulisnya di akun @ekifebri yang diposting @badmintalk_com.
![Atlet peraih emas nomor tolak peluru di SEA Games 2017, Eki Febri. Sumber gambar CNN](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/11/26/atlet-tolak-peluru-eki-febri-5ddd38c4097f3601a84e5ca2.jpg?t=o&v=555)
Kejadian yang menimpa atlet tersebut terjadi sebelum muncul kasus Operasi Tangkap Tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (OTT KPK) atas Deputi IV Kemenpora Bidang Pembinaan Prestasi.
Boleh jadi, keluh kesah atlet tolak peluru itu merupakan salah satu jalan pembuka bagi KPK untuk menelusuri dana hibah KONI dari Kemenpora. Pertanyaannya adalah :Â
Siapa yang salah dalam amburadulnya prestasi Indonesia ini? Atletkah yang salah, nasibkah yang harus disalahkan atau pemangku dan pelaku kebijakaan yang saat ini selalu tidak pernah mau disalahkan?
(bersambung)
Sumber lain: satu , dua , tiga , empat ,Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI