Mohon tunggu...
Toto Karyanto
Toto Karyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bukan yang banyak pasti baik, tapi yang baik pastilah yang banyak.

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merdeka... Pho Loyo?

29 September 2019   21:28 Diperbarui: 29 September 2019   21:39 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaan pembuat Wayang Uwuh  itu di WAG sungguh membekas di benak.   Ada apa dengan tokoh wayang bernama Bagong dan masih dalam keadaan terurai (belum disusun lengkap layaknya sebuah wayang ) dan memakai selendang merah putih di pinggangnya? Adakah kaitannya dengan situasi aktual negeri ini ?

Meski bukan penggemar berat wayang, sedikit banyak saya tahu nama tokoh-tokoh Punakawan. Bagong adalah gambaran watak blaka suta, apa adanya.

Tanpa basa basi dan kurang sopan santun. Bentuk fisiknya yang kecil dan bulat saja sudah mengundang tawa. Apalagi matanya yang bundar dan besar, dengan bibir ndomble melebihi bibir seksinya vokalis The Rolling Stone, Mick Jagger. Cara berjalannya juga lucu, berjingkat-jingkat dan tangan diayun seperti gaya para sprinter yang bersiap adu cepat.

Dalam cerita perwayangan, Bagong tak punya episode khusus seperti Petruk yang jadi raja.

Kembali ke pertanyaan yang jadi judul tulisan ini, Iskandar hd., nampaknya ingin bermain tebak-tebakan sekaligus menguji wawasan teman-teman di WAG itu. Kata merdeka disimbolkan dengan selendang atau ikat pinggang warna merah - putih.  Warna bendera negara Indonesia. Mengapa ia menyandingkan atau membandingkan dengan kata loyo ? Kalau merdeka, kenapa loyo ? Merdeka itu simbol semangat, daya. Apa daya orang Indonesia tengah loyo dalam memaknai kemerdekaannya? 

Menebak makna di balik pertanyaan singkat dan padat seorang seniman, budayawan dan pegiat lingkungan ini bukan hal mudah. Sama dengan membaca atau menerjemahkan simbol-simbol yang ada di balik tokoh Bagong. Mungkin kita perlu apa adanya, jujur kepada diri sendiri. Apakah kita sudah merdeka dengan sebenar-benarnya? 

Jika dikaitkan dengan suasana kekinian yang banyak dihiasi jargon politik, Iskandar Hd mungkin ingin menggugah semangat. Mengajak teman-temannya berpikir dan bersikap merdeka dalam menyikapi suasana panggung politik nasional yang cukup panas dengan sejumlah isu besar. Dengan berpikir merdeka, kita tak perlu larut dalam satu aliran yang pro atau kontra.

Dengan demikian, penyikapannya juga akan berada di jalur tengah dua arus besar yang tengah mengalir deras. Mungkin begitu pesan dan sekaligus ajakan yang ia sampaikan. Wallahu 'alam bissawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun