Tegakkan.
Dadanya seakan dia menantang perangDi bibirnya terlukis senyum
yang yakin akan kebenaran
Matanya berbinar dalam keredupan
Mulutnya bergerak menyusun doa
terakhir baginya
Yang meluncur menembus himpitan sepi
kemanakah kucari
Kebenaran...
Kedamaian...
Kasih sayang.
Kemana...
Surya merekah pagi
Membuka tabir hari
Tapi dia takkan kuasa melihat lagi
Seandainya kuasa membuka
mulut mungkin akan berkata
(Selamat Pagi Indonesia, Cintaku)
Syair lagu yang cukup panjang, tapi dikemas dalam gaya bahasa yang lugas. Tidak nampak satir, meski tetap mengharu biru. Kusni Kasdut dibawa dari penjara Kalisosok ke sebuah tanah lapang di Pulau Madura dilakukan pada dini hari dalam cuaca yang cerah. Bait pertama sebagai prolog digambarkan sangat gamblang. Demikian pula pada Refrain dan Koda.Â
Syair lagu yang diciptakan tak lama setelah kepergian Ignatius Kusni Kasdut alias Waluyo digubah dengan aransemen yang sangat menarik. Perpaduan "dua dunia", tradisional yang diwakili oleh nuansa pentatonik dari gamelan Bali dan genre rock n roll yang diatonik bergaya Ian Antono sound meluncur sangat harmonis. Sentuhan pentatonik keluar dari tangan lincah Abadi Soesman dalam memainkan tuts keyboardnya yang sedikit banyak terpengaruh Chick Correa.Â
Lagu Selamat Pagi Indonesia ada di album Cermin yang dirilis tahun 1980. Album ini bisa dikategorikan sebagai "proyek idealis" God Bless yang banyak membawa nuansa etnik Bali. Lagu lain yang cukup kental aransemen pentatonik adalah Anak Adam. Bersama "Balada Sejuta Wajah ", kedua judul tadi adalah favorit saya. Cermin adalah album terbaik God Bless sepanjang karir bermusik cadas selama 45 tahun.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H