Debur ombak Laut Selatan menari di antara bebatuan dan karang sempit
Dalam buih putih yang terbias cahaya langit menggelar bersahutanÂ
Sosok bayang-bayang nampak di kejauhan menggerakkan tangan sekuat tenagaÂ
Menggulung dan mengayunÂ
Satu dua langkahÂ
Bersama kilat menjilat nyiur di tengah gerimisÂ
Pantai itu jadi saksi bisu
Dan bebatuan serta karang-karang tertunduk lesu
Merenungi malam gelapÂ
Sesali nada amarah sang kilat yang begitu kuat menggelegarÂ
Menyambar satu kaki
Mengantar perjalanan terakhirÂ
Kerabat...
Hari itu engkau begitu bersemangatÂ
Mengajak pergi arungi perjalanan malam kita di depan singgasanaÂ
Penguasa Laut Selatan yang melegenda itu
Di padepokan para pencari digjaya
Ketika engkau katakan ingin menikmati sensasi mengail malam di atas batu karang keramat
Dengan perantara Si Penjelajah Raksasa bertubuh putih pipih
Yang sangat disuka para penggila kail samudera raya
Si Penjelajah Raksasa seolah antarkan dirimu dalam peraduan abadi
Lewati jalan di depan singgasana sang penguasa samudera
Karena kail itu saksinya
Tak bisa katakan yang sebenarnya
Bahwa engkau bukan korban berlaku tak sopan pada Sang Legenda
Selamat jalan kawan..
Semoga jalanmu lapang menuju keabadian .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H