Mohon tunggu...
Toto Karyanto
Toto Karyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bukan yang banyak pasti baik, tapi yang baik pastilah yang banyak.

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Cerbung] Takluk - Empat

22 November 2018   05:28 Diperbarui: 22 November 2018   05:49 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto: Pantai Pasir Gosong @wikipedia.

Ringkasan Episode Tiga:

Sarno menikahi Suminten dan dikaruniai dua anak kembar: Susanti dan Susanto. Mereka tinggal di dekat Candi Prambanan. Sementara itu, Kobayashi -san telah kembali ke Jepang, tinggal di Pulau Zaitun dan menikah dengan Michiko yang dikaruniai seorang putri cantik: Sinem Michiyo yang telah remaja. Mereka dipertemukan kembali di Jogja setelah berpisah 17 tahun lebih. 

***

Jogja memang istimewa tidak saja karena diakui sebagai daerah istimewa oleh negara. Pernah menjadi ibukota di jaman perjuangan menegakkan kemerdekaan. Kota tujuan belajar dan wisata. Punya banyak cerita dan legenda baik dari kalangan keluarga raja-raja Mataram maupun rakyat biasa. Sultan Agung Hanyakrakusuma dan Pangeran Diponegoro yang  begitu perkasa sampai Sri Sultan Hamengku Buwono ke 9 yang karismatik, politisi handal dan tokoh spiritual yang sangat dihormati. Ada juga Nyi Roro Kidul yang legendaris, penuh misteri dan terakhir jadi bahan" candaan" Cak Nun. 

Atau Suharto, anak petani Kemusuk yang sangat fenomenal karir militer dan politiknya sebagai jenderal besar, penguasa terlama dan akhirnya bernasib tragis: terjerembab dalam pusaran politik sektarian yang dibuatnya. Dari kasak kusuk pemberontakan dalam Brigade X yang dipimpinnya. Serangan umum 1 Maret 1949 yang konon terlalu personifikatif dan sejumlah embel-embel klenik yang menyertainya. 

Poros Laut Selatan - Gunung Merapi menjadi daya tarik tersendiri bagi warga setempat, pendatang maupun orang asing. Terutama Gunung Merapi yang sangat aktif dan segudang legenda yang ada di dalamnya. Mak Lampir dan Grandong mungkin ada yang menganggap nyata, meski hanya imajinasi pengarangnya. Tapi, sosok fenomenal mBah Maridjan jelas sangat nyata. Begitu juga dengan keberadaan bunker dan  wedhus gembel. 

Keistimewaan Jogja bertambah kuat dengan keberadaan Gali (Gabungan Anak Liar) dengan tokoh utama Slamet Gaplek. Ia legenda dan konon sakti mandraguna sehingga membuat aparat keamanan lokal tak berkutik dengan kemampuan supranatural nya. Dan katanya pula, dialah yang menyebabkan hadirnya  momok yang harus ditangani dengan operasi khusus bersandi "petrus (penembak misterius )".

***

Susanto yang biasa dipanggil Anto tumbuh menjadi lelaki dewasa yang berkarakter kuat. Ayahnya mendidik dengan disiplin militer, sementara ibunya selalu menasehati agar dirinya mengambil yang baiknya saja dari cara sang ayah. 

Menginjak usia remaja, saat ia akan menjalani ujian kenaikan kelas di kelas dua SMP, ayahnya meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Saudari kembarnya menyusul beberapa minggu berikutnya karena gegar otak saat mendampingi sang ayah. Berkat kesabaran sang ibu, Anto tidak terlalu larut dalam kesedihan. 

Setamat SMP ia melanjutkan ke STM Pembangunan di daerah Mrican,cukup jauh dari rumahnya. Meski ada sepeda motor pemberian Koh Alim yang telah memperlakukan dirinya sebagai keponakan, Anto memilih bersepeda yang jaraknya sekitar 30 km. Hanya sesekali saja ia memakai Si Pitung, nama keren yang diberikan oleh teman-teman sekolahnya. Di sekolah vokasi itu, Anto mendapat bea siswa untuk melanjutkan kuliah di Bandung. Ia aktif di kampusnya. 

Dalam waktu yang cukup cepat untuk ukuran saat itu, Anto menyelesaikan kuliahnya. Dia adalah salah satu lulusan terbaik yang memiliki peluang belajar dengan fasilitas dari Kagawa University untuk program S2. Ibunya sangat terharu dan berkaca-kaca saat nama Anto diumumkan dalam 10 besar lulusan terbaik perguruan tinggi itu.

Jeda waktu setahun Anto pakai untuk mendalami bahasa dan adat istiadat Jepang. Ibunya terlanjur memberi tahu keluarga Kobayashi -san agar ia bisa tinggal bersama keluarga itu. Mereka menerima Anto dengan tangan terbuka.

***

(Bersambung) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun