Mohon tunggu...
Toto Sukisno
Toto Sukisno Mohon Tunggu... Auditor - Berlatih Berbagi Sambil Tertatih, Menulis Agar Membaca, Membaca Untuk Memahami

http://bit.ly/3sM4fRx

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sekelumit Hasil Proyeksi Pandemi Covid-19

16 April 2020   09:25 Diperbarui: 16 April 2020   14:36 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurang lebih hampir sebulan kami berusaha untuk mentaati himbauan pemerintah dengan bekerja di rumah, beribadah di rumah dan beraktifitas lainnya di rumah kecuali kondisi terpaksa guna membeli bekal dan amunisi logistik agar dapat tetap beraktifitas di rumah. 

Wilayah dimana kami tinggal memang tidak lockdown total, meski melaksanakan karantina mandiri dengan menutup semua akses pintu masuk selain hanya satu pintu masuk dan keluar. 

Kondisi seperti ini tentu mengakibatkan semua masyarakat shock dan tertekan karena sebagai makhluk sosial kita semua membutuhkan interaksi satu sama lain guna membangun dan menyepakati sebuah tujuan. 

Bagi teman-teman yang kesehariannya sudah terbiasa beraktifitas di rumah pun kondisi seperti tetap tidak bisa dinikmati, apalagi bagi teman-teman yang terbiasa melakukan mobilitas tinggi. 

Disisi lain, penghasilan yang kita peroleh guna mempertahankan keberlangsungan hidup juga berkurang akibat roda perekonomian yang melambat, artinya semua masyarakat (tanpa kecuali) mengalami ekses dari musibah pandemi covid-19. 

Saya pribadi tetapi haqul yakin bahwa peristiwa sekecil apapun yang terjadi ini tidak lepas dari kehendak Sang Maha Pemilik Skenario, begitu pun pandemi Covid-19 meskipun sangat berat dan sulit tapi Alloh telah berjanji dalam QS Ash-Sharh ayat ke-6, "sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan". 

Dalam tafsir Kementerian Agama dijelaskan ayat ini merupakan perulangan ayat sebelumnya untuk menguatkan arti yang terkandung dalam ayat sebelumnya. 

Lebih lanjut dijelaskan, "bila kesulitan itu dihadapi dengan kesungguhan tekad serta berusaha dengan sekuat tenaga dan pikiran guna melepaskan diri darinya, tekun dan sabar serta tidak mengeluh atas kelambatan datangnya kemudahan, pasti kemudahan itu akan tiba". Sebagai manusia normal tentu terkadang terbersit pertanyaan, sampai kapan pandemi Covid-19 berlangsung?

DOKPRI
DOKPRI
Hingga saat ini 16 April 2020, kasus positif Covid-19 di Negara Indonesia tercinta berjumlah 5.136 orang, dengan jumlah korban meninggal 469 dan jumlah pasien sembuh 446 orang. 

Berdasarkan data yang saya peroleh dari beberapa sumber dan diolah secara sederhana, rata-rata jumlah penambahan kasus dalam setiap harinya adalah kurang lebih 132 orang, sedangkan jumlah kematian yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 adalah 14 orang per hari. 

Data yang telah saya peroleh juga menunjukkan bahwa penambahan jumlah kasus dalam setiap harinya membentuk grafik kecenderungan polynomial dengan bentuk persamaan Y= 4,3162X2 - 53,78X + 197,17, dimana Y adalah jumlah kasus dan X adalah lama waktu kejadian. 

Tentu dalam tulisan ini tidak sampai mendiskusikan variabel-variabel penentu mengapa persamaan diatas terbentuk, karena dalam paparan ini hanya ingin menyampaikan bahwa betapa mengerikannya penambahan jumlah kasus dalam setiap harinya bila tidak dilakukan pengendalian atau treatment masif dan sistematis guna menghentikan pandemi ini. 

Bisa dibayangkan bila esitmasi durasi pandemi ini sebagimana dinyatakan oleh pakar epidemiologi FKM Universitas Indonesia, Pandu Riono akan mengalami puncaknya pada awal Juni(1), maka berdasarkan hasil proyeksi menggunakan persamaan yang terbentuk diatas, kasus positif Covid-19 yang akan terjadi berjumlah kurang lebih 27.000 an orang. 

Sementara ini, hasil proyeksi kecenderungan jumlah kematian (korban meninggal) akibat pandemi Covid-19 membentuk grafik kecenderungan polynomial juga dengan bentuk persamaan Y= 0,441X2 - 2,3086X + 14,874, dimana Y adalah jumlah kasus meninggal dan X adalah lama waktu kejadian. 

Dengan menggunakan asumsi yang sama(1), puncak kasus akan terjadi awal Juni maka berdasarkan hasil proyeksi dengan menggunakan persamaan ini akan diperoleh angka kurang lebih 3.000 orang yang meninggal.

Pada bagian akhir dari tulisan ini saya ingin menyampaikan, saat ini pemerintah telah membuat kebijakan guna mengatasi pandemi ini salah satunya dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang pelaksanaannya diserahkan penuh ke masing-masing daerah. 

Mudah-mudahan ikhtiar ini merupakan resep mujarab guna mengatasi pandemi ini sehingga persamaan grafik polynomial baik penambahan jumlah kasus baru maupun jumlah kematian akibat Covid-19 tidak terjadi. Tetapi, bagaimanapun proses ini nampaknya masih cukup panjang untuk kita lalui sehingga perlu mencawiskan segalanya guna menghadapi pandemi ini. 

Sebagaiman yang disampaikan di atas dalam QS Ash-Sharh ayat ke-6, kata kunci dalam menghadapi pandemi ini adalah kesungguhan tekad (dalam mengusahakan pencarian solusi pandemi), tekun dan sabar. Mudah-mudahan kita semua dapat melalui ujian ini dengan selamat. Semoga....Wallohu 'alam.

SUMBER

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun