Kampung Boncukode, sebuah tempat yang jarang diketahui orang, memiliki sejarah yang dalam. Nama kampung ini konon berasal dari gabungan kata "boncu" yang artinya lompat dan "kode" yang berarti kera, menggambarkan tempat di mana kera melompat-lompat. Kampung ini terletak di lereng gunung, diapit oleh jurang, dengan batu-batu besar yang menjadi bagian dari pemandangannya.Â
Salah satu batu yang terkenal, batu Rambung, memiliki pesona tersendiri dengan gua di bagian bawahnya, di mana konon terdapat penjaga yang menyapa pengunjung dengan tongkat besinya.
Perjalanan menuju Boncukode sendiri penuh tantangan, melalui jalan yang tidak terlalu terawat dan harus berjalan kaki sejauh 1,5 Km karena jalan belum diaspal. Meskipun demikian, kampung ini menyimpan sejarah dan makna yang mendalam bagi penduduknya.Â
Namun, sayangnya, kini Boncukode seperti kampung mati dengan hanya dua rumah yang tidak berpenghuni. Bencana gempa bumi pada tahun 1982 menyebabkan sebagian besar penduduk pindah ke kampung-kampung terdekat, meskipun ada beberapa yang kembali beberapa tahun kemudian.
Meskipun kampung ini tidak berpenghuni lagi, sejarah dan warisan spiritualnya masih hidup melalui empat pastor Katolik dan beberapa suster yang berasal dari sana. Orang Manggarai diharapkan dapat belajar dari semangat hidup dan pencapaian orang-orang Boncukode, meskipun kondisinya tidak mudah dan mayoritas penduduknya adalah petani.Â
Ada harapan besar agar Boncukode dapat dijadikan tempat wisata rohani, dengan membangun gua Maria untuk tempat berdoa, meditasi, dan refleksi hidup di tengah kesunyian dan keindahannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H