Seraya semesta menujum lesu
Dewa dewi segala ahli, gariskan restu
Para menteri Khayangan turut meramu
Lewat rahim wanita kampung yang lugu,
Titipan Lelaki tangguh yang lekas berlalu
Lahirkan aku,
Kesempurnaan Perempuan, bermata elang
Aku,
Dilingkari Segala dongeng manis masalalu
Dilukis pisau luka tanpa berlalu
Dikurung resah tanpa pintu
Dicambuk zaman sesak liku
“Hey, para wanita !
Lihatlah wajah, rambut, dan seluruh tubuhku,
Dan setelahnya, bersiaplah iri akan kesempurnaanku,
Mengaku tak mengaku, itu urusanmu.
Hey, para Lelaki !
Tak bosannya kau pandangi kulitku,
Kenapa pandangannya berhenti didada, dan nafasnya tiba-tiba menggebu?
Pulanglah, istri kalian menunggu
Hey Boss, kenapa tak jua surut tatapmu?
aku bukan perempuan murahan seperti yang ada dibenakmu,
kalau pun aku melacur,
Sudah pasti harganya jauh lebih mahal dari sekedar nyawamu.”
Waktu bergulir, nasib pun mengalir
Aku mulai terseok terkilir
Satu-satunya yang terkasih, yakni Ibuku hadapi sihir
Sihir nasib yang korbankan segala harta duniawi kami seolah dihantam banjir
Merampas suka cita usia beliaku, yang dipaksa cepat menyingkir
Didesak untuk segera dewasa, dengan nafas ketar-ketir
Tanpa tanah, tanpa rumah, tanpa uang yang tertabung
Aku yang jauh dari matang, dan ibuku yang rentan
Memulai, merangkak, mencoba berjalan hadapi rintang.
Lalu seketika, munculah para tengik bertopeng pahlawan
Memberikan bantuan berbentuk uang pinjaman
Setelahnya, berubah menjadi Izrail sang penagih utang
Berikut bunganya yang mencekik, melebihi uang yang kami pinjam
“Tuhanku,
Semesta dan dewa dari segala dewa,
Peluklah, dan kuserahkan kado airmata
membungkus doa dan permohonan maaf
Jika akhirnya tak kuasa kupertahankan takwaku,
Maka izinkan, aku menjadi Bajingan‘.
Zaman dengan segala perkembangan
Dengan sombong, menggiringku keranah perang
Kesehatan ibuku, dan serakan hutang yang harus dituntaskan
Menjadi mata tuju, menuju sebentuk kemerdekaan
Mataku semakin tajam, mataku elang
Otakku semakin liar, otakku ular
Tak kuasa gelisah dan sepi kupendam,
Kisahku mulai sering tercurahkan
Berlombalah berbagai pria, tawarkan bantuan
Tawaran yang bahkan melebihi harga tiket, menuju kemerdekan
Namun, justru aku semakin beringas nan sesak dendam,
Karena tersirat pasti, tubuhku yang mereka lihat, dan selalu menjadi syarat
Maka dengan lantang, kukatakan “TIDAK, Bangsat!”
Aku elang yang terluka
Ular dengan bisa kecantikan
Luka dan bisa, adalah sekawan cinta
Kawan sejati menyusuri lika-liku kenyataan
Aku berenang di lembah
Melayang dikesunyian
Sepi, menyengat dikeramaian
Daya tempuh melemah
Jiwaku dipaksa goyah
Angin guncing menerpa berbagai langkah
Aku diserang berbagai duga dan fitnah
Lukaku, bertambah parah
Selintas, ingin ketemui Jesus
Kudengar, ketika beliau terlahir, diwarnai desas desus
Sebentuk guncingan terhadap Ibundanya Maryam
Lalu dengan tenang dan penuh keyakinan,
Usia bayinya lantangkan penjelasan.
Lantas, kemana aku menemuinya, untuk belajar
Bagaimana menjelaskan terhadap manusia-manusia bermulut kurang ajar
Yang tak henti mengumpat simpulkan, tanpa mau tau bahkan mengerti, siapa aku.
Bukankah kita hidup untuk saling membantu?
Tapi aku tak peduli itu,
Sedehana saja harapku
Jika tak mau tau, apalagi membantu
Sekiranya, mari tidak saling menggangu
Langit pengujung malam, selalu setia menampung peraduan
Matahari yang perlahan terbit, pelan-pelan mengusir bulan
Sedikit cahayanya mengintipku, saat menulis tanya pada kertas awan
Apakah kelak, akan kujumpai sang Ayah yang sudah jelas bukan Tuhan?
Apakah suatu kapan,
akan tiba lelaki, yang mampu kiranya dapat memadu kasih, dan berbagi beban?
“bangun dek, selamat pagi… “
Itu suara ibuku,
Suara syahdu, yang senantiasa muncul menjawab segala tanya imaji
Satu-satunya suara indah swarga yang tak izinkanku larut dibenak mimpi
Seraya semesta menujum lesu
Dewa dewi segala ahli, gariskan restu
Para menteri Khayangan turut meramu
Lewat rahim wanita kampung yang lugu,
Titipan Lelaki tangguh yang lekas berlalu
Lahirkan aku,
Kesempurnaan Perempuan, bermata elang
12 Mei 2013
Totenk MT
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI