Ketika segenggam rintik menyenggol tunas dari tanah kerdil.
Tanganku  mengayun  merangkai bait
Menari mengukir kata memancar sentuhan
Mungkin ini hanya catatan langit
Dengan puisi ingin kubawah kabar
Agar tak kandas pada petang di leher senja
Agar pula tak terlupakan pada setiap desah
Ada beribu jiwa di tanah ini
Ada beribu bahasa terucap
Ada beragam warna melintas gang-gang kota
Kota elok rupawan tanpa granat