Sewaktu saya mengajar disekolah tersebut, Cindy tidak pernah pacaran lagi. Namun, setelah saya selesai mengajar disekolah tersebut, kelakuannya kembali seperti dulu lagi. Pacaran dengan gonta ganti pacar. Saya mengetahui itu ketika saya melihat status-statusnya di sosial media. Pas saya sms, dia menceritakan semua. Dia mengakuinya kalau dia pacaran lagi. Dia butuh perhatian, karena dirumahnya dia begitu dibiarkan begitu saja oleh ibu dan ayah tirinya, begitu katanya. Miris mendengar pengakuannya.
Seiring berjalannya waktu, saya begitu sangat terkejut ketika Cindy menceritakan cara dia pacaran dengan cowoknya. Saya sangat begitu shock, ketika mendengar Cindy (maaf) hand jobdan oralke cowoknya. Saya sangat marah mendengar kata-katanya. Saya menceramahinya sampai dia menangis ditelepon. Yang saya pikirkan saat itu adalah masa depannya. Umurnya yang masih muda sudah melakukan kelakuan yang biasa dilakukan oleh wanita murahan. Dia minta maaf kepada saya sambil menangis. Saya suruh dia memutuskan hubungan dengan cowoknya. Dia pun menuruti permintaan saya.
Esok harinya, saya ajak Cindy ketemuan setelah saya selesai bimbingan skripsi dengan dosen pembimbing. Cindy pun mau bertemu denganku disebuah cafe. Saya memilih cafe karena mau dengar langsung pengakuannya tentang apa yang sebelumnnya saya dengar di telepon. Setelah bertemu dan memesan minum, dia pun menceritakan semuanya. Katanya dia dirayu oleh cowoknya ketika dia menolak. Awalnya dia tidak mau melakukannya karena takut, tapi malah seolah-olah dipaksa dan mau begitu saja melakukannya. Ketika saya tanya dia dan cowoknya melakukannya dimana, mereka melakukannya disebuah kost. Air mata Cindy selalu mengalir ketika menceritakan semuanya kepadaku. Tapi saya bisa berbuat apa? Saya kan sudah mengingatkan sebelumnya, kalau pacaran yang benar. Cindy cuma bisa meminta maaf dan minta maaf kepadaku. Saya cuma bisa menghiburnya dan menegaskan jangan sampai melakukannya lagi dengan pacar manapun. Perasaan saya saat itu sangat kesal. Cindy bukan keluargaku, bukan adik kandungku. Cindy cuma siswi yang ku kenal yang menganggapku seorang kakak. Namun, saya sudah menganggap Cindy sebagai adik kandung sendiri. Pengen rasanya mukulin pacarnya. Tapi nasi sudah jadi bubur. Saya hanya bisa memberi nasehat, cuma nasehat. Akhirnya kami pun berpisah setelah hari itu. Saya harap hidupnya lebih baik kedepannya. Cindy, jaga dirimu karena kamu masih sangat muda!
***
Pesan dari pengalaman saya ini, tolong buat para orangtua dan guru yang mungkin termasuk Kompasianer juga agar memperhatikan anak-anaknya, siswa-siswinya atau keluarganya. Perhatikan mereka walaupun mereka tidak minta diperhatikan. Sayangi mereka sebelum mereka mencari kasih sayang sendiri diluaran. Lindungi mereka!
Salam Kompasiana!
Toras Lubis, 02/03/2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H