Umar kembali bertanya, "Lalu apalagi keluhan kalian?"
Mereka bercerita, "Sesungguhnya beliau tiak mengabulkan permintaan satu orangpun dimalam hari."
Sa'id berdalih, "Demi Allah, saya juga benci harus mengatakan ini, siang kujadikan untuk kalian dan malam hari keperuntukkan kepada Allah semata."
Untuk ketiga kalinya Umar mempertanyakan hal yang sama kepada para penduduk negeri Himsh. Mereka mengatakan, "Sesungguhnya ada satu hari disetiap bulannya beliau tidak menemui seorangpun."
Umar mengalihkan pandangan ke Sa'id, "Apa alibimu sekarang?"
Sa'id berkata, "Saya tidak mempunyai pembantu yang mencucikan baju, dan saya tidak punya baju selain yang saya pakai ini, diwaktu itu saya mencuci baju dan menungguinya sampai kering, setelah itu baru kutemui kalian pada hari berikutnya."
Tentang hal ini Umar berkata, "Segala puji bagi-Mu, Ya Allah, yang tidak menyia-nyiakan sangkaanku padanya.".
Itulah kisah pemimpin yang fakir pada jaman Umar. Pemimpian yang begitu fakir bahkan fakir kepada dirinya sendiri. Mungkin jenis pemimpin seperti ini sudah jarang pada jaman sekarang. Justru malah sebaliknya, pemimpin sekarang lebih berlomba-lomba untuk mengisi kekosongan mereka sendiri, baik itu harta dan tahta. Menimbun harta dimana-mana. Pemimpin seperti ini benar-benar sudah jarang ditemui.
Salam Kompasiana!
Toras Lubis, 25/10/2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H