Sering kita lihat para koruptor yang digelandang oleh aparat hukum dengan enaknya menebar senyum dan melambaikan tangan,bak selebritis. Berbeda penampakannya saat para pelacur yang terjaring operasi dan tertangkap,mereka seperti sampah,kotoran yang bau, mereka senantiasa menutup muka tanda malu tak berperi.
Dua jenis pelanggar hukum, yang satu ibarat selebritis,yang satu seperti kotoran. Diantara keduanya, jeratan lamanya masa hukuman tentu berbeda. Dan dampak hasil perbuatan mereka,juga cukup berbeda jauh satu sama lain. Koruptor bisa memberikan dampak negatif yang sangat luas kepada masyarakat sementara para pelacur,mereka merusak sebagian kecil saja. Koruptor bisa dihukum berpuluh tahun dan para pelacur cukup beberapa bulan atau tahun saja.
Lantas kenapa perilaku mereka ketika tertangkap berbeda seperti bumi dan langit?
Koruptor di negara ini,kalau terbukti bersalah pun,suatu saat masih bisa dipandang 'baik' di masyarakat. Mereka masih bisa mencalonkan diri sebagai kepala daerah atau bahkan setelah keluar dari penjara,masih diberi kepercayaan mengemban tugas yang ia tinggalkan sebelumnya bahkan juga tidak barang,mereka bisa naik jabatan. Sementara para pelacur,setelah keluar dari penjara/tempat rehabilitasi,reputasinya akan semakin jelek di mata masyarakat,yang tadinya memang sudah jelek. Lantas cukup adilkah masyarakat memperlakukan keduanya??
Koruptor itu parasit',jelas dan terang benderang para maling kelas kakap,yang memanfaatkan topeng yang mereka pakai untuk merusak masyarakat dalam jumlah banyak. Pembangunan terhenti dan masyarakat mendapatkan dampak langsung dari mandegnya pembangunan. Sementara pelacur, mereka memberikan efek negatif yang tidak sebesar kelakuan para koruptor. Mereka menjajakan diri,masyarakat bisa sekolah tahu atau tidak,dan dampak nyata untuk menghambat pembangunan sangat kecil sekali.
Bila demikian halnya apa dan bagaimana caranya para koruptor ink bisa dipermalukan jauh lebih daripada saat ini dan efek malunya lebih dari malunya para pelacur? Beri mereka efek jera, efek dimana para koruptor lebih nista dari kotoran dan sampah busuk dan bau. Mereka tidak pantas mendapatkan tempat lagi yang baik di masyarakat. Hukuman sosial harus bisa menyentuh hal ini.Â
Caranya menurut saya ada,yaitu ;
1. Para koruptor dibeli label khusus bahwa mereka sebenarnya sampah masyarakat. Label khusus seperti " Saya koruptor! Saya manusia busuk!" Label ini disematkan di KTP,Kartu keluarga,SIM,Passport,dll,dan selama nya akan ada, bila masih ingin hidup di negara ini.
2. Di rumah yang dimiliki koruptor,diberi tulisan "Koruptor!",ditempatkan di sebuah tempat yang mencolok dan bisa dilihat orang dengan leluasa.
3. Untuk masa hukuman 5 tahun ke atas,setelah keluar dari penjara,wajib mengenakan baju bertulis koruptor dan wajib mengenakannya di keramaian 2-4 kali sebulan.
Koruptor itu sampah,orang yang wajib diberi hukuman sosial yang lebih dari saat ini. Budaya ketimuran yang kita sering dengungkan ternyata belum menyentuh dan memberikan efek jera kepada para koruptor. Sementara para pelacur, dengan budaya ketimuran kita,kita,sukses membuat mereka dipandang sampah dan kotoran di masyarakat? Padahal koruptor jauh lebih menyengsarakan masyarakat dibanding pelacur.....