Mohon tunggu...
Tora Pas1000
Tora Pas1000 Mohon Tunggu... -

mengejar impian sampai asa hilang

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Rapuhnya Kekuatan Pertanian Indonesia, Tanya Kenapa?

15 Desember 2015   21:02 Diperbarui: 15 Desember 2015   21:21 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilustrasi: KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan didukung dengan wilayah geografis yang luas dan subur. Tetapi apakah dengan predikat kaya dan subur, sumberdaya tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal. Walaupun idenya masih sebuah wacana yang masih perlu waktu agar terealisasi. Ini terlihat dari masih jauhnya hasil komoditi pangan kita dibandingkan dengan negara tetangga dikawasan ASEAN. Dari segi geografis saja negara-negara tersebut wilayahnya tidak lebih besar dari indonesia contohnya saja Vietnam dan Thailand dimana kita masih mengimpor beras dari negara tersebut. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh kementrian pertanian tahun 2015, ekspor komoditas hasil pertanian indonesia masih didominasi oleh perkebunan dan sebaliknya impor hasil perkebunan didominasi oleh komoditi pangan. Ini merupakan sebuah sinyal buruk dan tamparan keras bagi kementrian pertanian yang merupakan palang pintu kemajuan pertanian diindonesia.

Petani kecil khusunya dipedesaan yang saat ini masih menjadi anak tiri dinegeri sendiri sudah selayaknya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Petani kecil memegang peranan sangat penting sebagai penopang pangan suatu bangsa. Disaat perekonomian dunia yang tidak stabil, sudah saatnya pemerintah memperhatikan kesejahteraan petani kecil yang masih dibawah rata-rata. Sudah sewajarnyalah hasil pertanian kita dapat bersaing dengan hasil pertanian impor meskipun kondisi riil yang terjadi dilapangan adalah sebaliknya. Hasil pertanian khususnya komoditas pangan dan hortikulura kita yang masih jauh dari cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Harga pupuk yang semakin mahal, bibit dan teknologi yang digunakan masih konservatif mengakibatkan lambatnya kemajuan dalam bidang pertanian diindonesia.

Sudah saatnya presiden jokowi melalui kementrian pertanian memberikan perhatian khusus dengan terobosan dan inovasi yang mumpuni dalam memajukan bidang pertanian khususnya komoditas pangan ditanah air. Pemerataan dan perkembangan pertanian yang tidak merata diindonesia mengakibatkan rapuhnya pengelolan pangan.

Disatu sisi, peran pemerintah daerah yang pasif dalam mendukung majunya bidang pertanian seharusnya dipertanyakan. Sebaliknya pemerintah daerah harus aktif berperan serta dalam mendukung visi pemerintah jokowi untuk mewujudkan kedaulatan, kemandirian dan ketahanan pangan nasional.

Momen pemilihan pemerintah daerah yang sedang berlangsung baik yang sedang bertarung dan sudah menjadi pemenang sudah selayaknya membawa angin segar bagi perkembangan pertanian yang harus bisa memberikan gebrakan terbaru dalam menginovasi bidang pertanian.

Salah satu cara adalah dengan merangkul petani lokal dan menjalin kerja sama dengan pihak universitas dalam mengembangkan penelitian yang berbasis pertanian harus dijalin lebih intensif. Dengan terjalinnya kerjasama yang sinergi antar lembaga ini maka akan memperkuat pondasi yang berbasis teknologi dalam bidang pertanian yang dapat diaplikasikan secara langsung oleh petani lokal. Seperti halnya di taiwan, terjalinnya kerjasama yang intens antara pemerintah lokal, petani dan universitas dalam mengembangkan hasil pertanian berbasis teknologi membuat negara kecil yang wilayah geografisnya hanya 10% dari indonesia ini dapat swasembada pangan dan hasil pertaniannya juga dapat bersaing didunia internasional.

Peningkatan subsidi terhadap petani juga dapat dikembangankan lebih intens dengan mengedepankan layanan jasa yang dapat mudah diakses bagi petani kecil diseluruh nusantara. Sistem birokrasi kita yang masih terkesan lamban membuat sulitnya petani dalam mendapatkan pinjaman tunai. Peranan Koperasi Unit Desa sebagai faktor penyeimbang bagi petani kecil dan pemerintah dapat mengambil peranan lebih untuk mendukung berkembangnya pertanian diindonesia. Bagaimanapun juga peran LSM pertanian tidak dapat dipandang sebelah mata. LSM pertanian adalah lembaga non-profit yang dapat mengawal kebijakan pemerintah untuk mendukung kepentingan para petani kecil. Tidak sebagai pengawas kebijakan saja, LSM juga dapat memberikan kritikan dan masukan kepada pemerintah pusat dan daerah untuk memajukan bidang pertanian diindonesia.    

Sektor pertanian merupakan salah satu pilar penting dalam mendukung perokonomian dan kemandirian suatu bangsa. Ketahananan pangan merupakan masalah penting diindonesia yang harus diatasi. Setidaknya kita pernah swasembada beras pada tahun 1980-an, apakah dengan segala kebijakan dan visi yang dimiliki presiden jokowi dapat membawa kembali kekuatan pangan kita seperti dua dekade lalu?. Diperlukan peran serta semua elemen dalam mendukung kekuatan sektor pertanian diindonesia agar kita dapat menjadi bangsa yang mandiri dan makmur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun