Mohon tunggu...
Topik Nugroho
Topik Nugroho Mohon Tunggu... Guru - Blogger

My Site https://www.seputarwisata.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Asrama sebagai Dasar Pendidikan Karakater Anak

8 September 2022   22:49 Diperbarui: 8 September 2022   22:57 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sekolah Asrama menjadi salah satu pembentukan karakter anak, karena memang memiliki sisi positif yang mungkin lebih banyak dibandingkan mereka harus ada dirumah karena kurang pengawasan dari orang tua. 

Salah satu peran penting pembentuk kepribadian anak memang ada di orang tuanya. Namun, dewasa ini banyak orang tua yang sibuk bekerja, baik ibu maupun ayah jarang sekali mereka terlihat ada di rumah dari pagi hingga sore. Sehingga pengawasan yang kurang membuat seorang anak bebas tanpa batasan

Saat perkembang dewasa ini,  banyak anak remaja milenial yang tidak berjalan lurus sesuai dengan koridornya, mereka yang notabene tidak diawasi orang tuanya ikut-ikutan terjerumus akan lingkungan yang tidak baik, Salah satu contohnya ada di beberapa siswa di Yogyakarta. 

Mereka memiliki beberapa genk sekolah, setiap sekolah memiliki genk masing-masing hingga dewasa ini banyak tersiar kabar yang kurang mengenakan akan beberapa remaja yang masih sekolah yang  masuk penjara akibat mereka mengklitih atau menganiaya pengguna jalan atau beberapa orang, salah satu yang baru kemarin terjadi adalah seorang anak DPR yang terkena sasaran Klitih sampai direnggut nyawanya sama genk milenial di Jogja atau disebut klitih.

Sekolah Asrama memiliki sisi positif maupun negatif. Namun, dari sisi segi positifnya lebih banyak dari pada negatif. Banyak lembaga pendidikan Islam yang notabene memiliki pengawasan yang ketat, disiplin yang ketat hingga mereka menjadi anak yang berkarakter dibandingkan anak yang kurang pengawasan. Dalam pendidikan memang pengawasan anak didik menjadi perlu dan paling utama, sekolah asrama memiliki pengawasan yang ketat dibandingkan dengan di sekolah.

Semua itu memiliki sisi positif maupun negatif tinggal kita menyikapinya, jika kita bersikap terbuka maka  semua itu akan baik-baik saja. Namun, apabila kita hanya memandang negatifnya saja memang akan negatif terus. Ada beberapa lembaga pendidikan islam yang berbasis pesantren yang saat ini memang sedang viral di pemberitaan media. Karena ada salah satu santrinya yang tewas dianiaya oleh kakak kelasnya. 

Mungkin ada satu atau dua saja yang memang kurang pengawasan. Meskipun lembaga tersebut sudah mewanti-wanti kepada seluruh santri untuk pelarangan pemukulan namun masih tetap saja ada yang melakukannya. Karena tidak mungkin ribuan orang bisa terkontrol dan diawasi satu persatu oleh ustadz, pengasuh maupun kyai sehingga dibentuklah  organisasi yang notabene organisasi tersebut adalah kepanjangan tangan dari ustad, pengasuh dan kyai

Pengawasan memang menjadi faktor penting dalam melakukan pendidikan karakter ini. Terlepas itu semua memang harus ada kesepakatan dari beberapa pihak agar visi dan misi tujuan pembetukan karakter pendidikan anak dapat sesuai dengan visi misinya.

Salah satu visi misi lembaga pesantren terkenal di Indonesia yang saat ini viral adalah mendirikan 1000 Gontor. Visi dan tujuan yang memang tidak mudah untuk dilakukan. Namun, atas izin Allah jika Allah sudah mengatakan "kun" Jadilah maka akan ada 1000 gontor di Dunia ini.

Salah satu hal yang memang membuat kelestarian pondok dan pencapaian pondok bukanlah dari gedung yang megah, santri-santri yang banyak, guru-gurunya yang hebat tetapi falsafahnya. Seperti yang dikutip dari berbagai sumber memang gontor memiliki banyak falsafah dari pendirinya, berikut beberapa falsafah hidup yang kami temukan di media pemberitaan bingkaiberita.com sebagai berikut

FALSAFAH Hidup TRIMURTI Pendiri PONDOK MODERN DARUSSLAM GONTOR?

1. Andaikata muridku tinggal satu, akan tetap kuajar, yang satu ini sama dengan seribu, kalaupun yang satu ini pun tidak ada, aku akan mengajar dunia degan pena. (KH Imam Zarkasyi)
2. Ya, Allah dari pada akau melihat bangkai Pondokku, pundutlah (matikanlah) aku lebih dahulu. (KH Ahmad Sahal)
3. Kalau makan, minum dan tempat tidur saya lebih baik daripada makan, minum dan tempat tidur anak-anak saya (santri saya), supaya anak-anak protes. ( KH Ahmad Sahal )
4. Saya malu kalau rumah saya lebih baik dari pada Masjidnya. ( KH Ahmad Sahal )
5. Sebesar keinsyafanmu sebesar itu pula keuntunganmu. (KH Imam Zarkasyi)
6. "Berdiri diatas dan untuk semua golongan." (TRIMURTI )
7. Motto pendidikan : "Berbudi tinggi berbadan sehat, berpengetahuan luas, berpikiran bebas." (TRIMURTI)
8. Panca Jiwa Pondok, yaitu ; Keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah Islamiyah, kebebasan.(TRIMURTI )
9. Hidup sekali hiduplah yang berarti. (KH Imam Zarkasyi)
10. Jadilah Ulama yang intelek, bukan intelek yang tahu agama. (KH Imam Zarkasyi)
11. Berjasalah tapi jangan minta jasa. (KH Imam Zarkasyi)
12. Berani hidup tak takut mati, takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja. (KH Ahamad Sahal)
13. Kunci keberhasilan Guru dalam mengajar adalah kecintaan sang guru kepada muridnya (kalau seorang guru benar-benar mencintai muridnya ia tentu akan mujahadah lahir dan bathin, segala cara akan dicapai, maka akhirnya tentu akan mendapatkan cara/methode yang tepat, sehingga murid dapat menerima ilmu yang diajarkannya ). ( KH Ahmad Sahal )
14. Kalau kamu mengajarkan suatu mata pelajaran niatilah : kamu jadi profesor dalam mata pelajaran itu. ( KH Imam Zarkasyi )
15. Kamu adalah orang-orang yang berharga, tapi jangan minta dihargai, kalau minta dihargai harga dirimu habis, sepeser pun tidak ada. (KH Imam Zarkasyi )
16. Kalau kamu hidup itu hanya untuk hidup senang, cukup sandang pangan, punya rumah dan isteri, lalu punya anak, kalau hanya itu saja, itu sama dengan kambing. ( KH Imam Zarkasyi )

Bagaimana dengan sekolah yang tak berasrama ? Apakah ada falsafah hidup yang menjadikan dasar mereka. Apakah nantinya mereka memiliki karakter yang sama? mungkin memang nantinya mereka akan memiliki karakter masing-masing sesuai dengan perjalanannya hidup masing-masing hingga menemukan jati dirinya. 

Namun, pembentukan karakter ini tidak hanya dilakukan di asrama saja, melainkan akan menjadi bekal kehidupannya kelak ketika mereka mengarungi bahtera kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun