Nusantara memiliki kekayaan seni verbal yang sepatutnya kita merasa bangga, bohong banget jika nggak haru dan tentu kita merayakan dengan suka cita ketika lembaga internasional di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa, yang fokus di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, UNESCO.
Menginskripsi pantun sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2020, ada dua negara yang mengajukan pantun sebagai Warisan Budaya Tak Benda, yakni Indonesia dan Malaysia. Rumpun Melayu dikenal sebagai ras yang piawai memainkan pantun, walau pun suku suku lainnya di Indonesia familiar dengan gaya pantun, yang mengandalkan rima.
Baiklah saatnya main pantun di bulan Ramadan, biar nggak sekeren Bang Opie Kumis saat teriakan " masak aer", yuk mainkan pantun biar Ramadan makin menyala. Sebenarnya bikin pantun itu gampang gampang susah, kalau lagi moodnya datang, menyusun kata memantaskan rima seakan oke oke saja.
Namun ketika hati dan pikiran tak sinkron, bikin pantun malah seakan ruwet dan rumit. Karena saat ini berada di bulan suci, ngepantun Ramadan atau juga berhubungan dengan aktivitas saat Ramadan
Yuk disimak pantun pertama:
Rumpun Indah Si Bambu Aur
Ngepul Emas Dua Empat Karat
Rajinlah Engkau Makan Sahur
Asal Jangan Menumpuk Karbohidrat
Gimana nih kompasianer menikmati syahdunya Ramadan, semoga keberkahan terus kita nikmati bersama, jangan lupa deh ada pantun kedua nih, bungkus:
Gatal Menjadi Langsung Sembuh
Jangan Lupa di Seka Kain Lap
Ayo Beramal di Waktu Shubuh
Wahai Kawan Sesudah Sholat Jangan Terlelap
Baiklah nikmati terus, istimewanya bulan Ramadan, ketika setan setan dibelenggu, saat ibadah dibalas pahala berlipat lipat, jangan ragukan bahwa bulan Ramadan memang untuk kaum pilihan yang rela berlapar diri serta menahan haus, kalau begitu sikat pantun yang ke tiga.
Jalan jalan Menuju Kranji
Malah Ngantri di Suntik Njus Njus
Biar Pelan Tetap Mengaji
Alhamdulillah Satu Hari Satu Juz
Semangat wahai kawan Kompasiana,semakin menapaki demi hari, semoga kita semua di jauhi mara bahaya.Yuk kita nikmati pantun keempat dan kelima:
Pergi Mendaki Bawa Arit
Ketemu Jua Mawar Yang Ganjil
Jalan Kaki Ayo Ngabuburit
Sudah Waktu Kita War Takjil
Aduh Ganteng Siswa Pramuka
Berlari Acakadut Sambil Mengelak
Makanan Tersedia Waktu Berbuka
Langsung Seruput Ambil Kolak