Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lima Pantun Ramadan Kreasi Kompasianer Rusuh Cikarang

24 Maret 2024   23:26 Diperbarui: 24 Maret 2024   23:28 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nusantara memiliki kekayaan seni verbal yang sepatutnya kita merasa bangga, bohong banget jika nggak haru dan tentu kita merayakan dengan suka cita ketika lembaga internasional di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa, yang fokus di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, UNESCO.

Menginskripsi pantun sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2020, ada dua negara yang mengajukan pantun sebagai Warisan Budaya Tak Benda, yakni Indonesia dan Malaysia. Rumpun Melayu dikenal sebagai ras yang piawai memainkan pantun, walau pun suku suku lainnya di Indonesia familiar dengan gaya pantun, yang mengandalkan rima.

Baiklah saatnya main pantun di bulan Ramadan, biar nggak sekeren Bang Opie Kumis saat teriakan " masak aer", yuk mainkan pantun biar Ramadan makin menyala. Sebenarnya bikin pantun itu gampang gampang susah, kalau lagi moodnya datang, menyusun kata memantaskan rima seakan oke oke saja.

Namun ketika hati dan pikiran tak sinkron, bikin pantun malah seakan ruwet dan rumit. Karena saat ini berada di bulan suci, ngepantun Ramadan atau juga berhubungan dengan aktivitas saat Ramadan

Yuk disimak pantun pertama:

Rumpun Indah Si Bambu Aur

Ngepul Emas Dua Empat Karat

Rajinlah Engkau Makan Sahur

Asal Jangan Menumpuk Karbohidrat

Gimana nih kompasianer menikmati syahdunya Ramadan, semoga keberkahan terus kita nikmati bersama, jangan lupa deh ada pantun kedua nih, bungkus:

Gatal Menjadi Langsung Sembuh

Jangan Lupa di Seka Kain Lap

Ayo Beramal di Waktu Shubuh

Wahai Kawan Sesudah Sholat Jangan Terlelap

Baiklah nikmati terus, istimewanya bulan Ramadan, ketika setan setan dibelenggu, saat ibadah dibalas pahala berlipat lipat, jangan ragukan bahwa bulan Ramadan memang untuk kaum pilihan yang rela berlapar diri serta menahan haus, kalau begitu sikat pantun yang ke tiga.

Jalan jalan Menuju Kranji

Malah Ngantri di Suntik Njus Njus

Biar Pelan Tetap Mengaji

Alhamdulillah Satu Hari Satu Juz

Semangat wahai kawan Kompasiana,semakin menapaki demi hari, semoga kita semua di jauhi mara bahaya.Yuk kita nikmati pantun keempat dan kelima:

Pergi Mendaki Bawa Arit

Ketemu Jua Mawar Yang Ganjil

Jalan Kaki Ayo Ngabuburit

Sudah Waktu Kita War Takjil

Aduh Ganteng Siswa Pramuka

Berlari Acakadut Sambil Mengelak

Makanan Tersedia Waktu Berbuka

Langsung Seruput Ambil Kolak

Kita lestarikan tradisi berpantyn (sumber gambar:dokpri)
Kita lestarikan tradisi berpantyn (sumber gambar:dokpri)


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun