Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pandir Menyindir

28 Juni 2023   06:42 Diperbarui: 28 Juni 2023   06:46 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Si Bung Besar bercita cita satukan Nusantara

Menjahit ratusan suku di Indonesia

Menjadi Persatuan Indonesia

Dibawah kibaran merah putih

Tak cukupkah dua dekade

Negeri ini terbelah

Karena pilihan yang berbeda

Bersiap kita untuk bergandeng tangan

Agar tetap waras mengawal republik ini

Justru aku mendengar pekikan

Yang sumbang teramat naif

Tentang pandir dan culik

Ah sudahlah tak perlu hiraukan lagi

Suara suara yang tak semestinya

Berbeda pilihan adalah keniscayaan

Merawat luka dari perbedaan

Kita bukan badut yang harus lucu

Setiap tutur kata adalah makna

Haruskah berai kembali

Haruskah bertikai lagi

Sejatinya pemimpin yang akan kita pilih

Tentunya inginkan yang terbaik

Bagi ibu pertiwi

Namun entah betapa susah hati ini

Untuk sekedar menabur respek

Kepada lawan politik yang berbeda

Kusudahi puisi ini

Jangan lagi mau terprovokasi

Tujuan kita pasti

Persatuan Indonesia

Tanpa perlu ikut pandir mencela

Indonesia bisa Indonesia berjaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun