Kok Nggak Ada Rangking?

Berbatik hari ini menyambut semburat pagi

Starter motor menuju sekolah si bocah

Melihat Emak Emak bergerombol dengan wajah ceria

Tiba saatnya waktu yang dinanti

Menunggu bu guru serahkan raport

Riuh suara bocah bocah dibangku kayu

Melipat tangan di meja seraya berdegup

Hari yang dinati telah tiba

Bu guru berkerudung hitam memasuki kelas

Dengan senyum menyapa wali murid yang hadir

Berkisah tentang pentingnya orang tua hadir mengambil raport

Bukti kasih yang tak pernah terputus

Menunggu giliran nama Ghina dipanggil

Ternyata harus jadi nomor paling buntut

Tak apalah sekedar melatih kesabaran

Ternyata nilainya cukup memuaskan

Namun sampai dirumah bocah berkata

Kok nggak ada rangking?

Sebegitu pentingkah peringkat bagi mereka

Namun lebih baik tidak usah saja sistem rangking

Biar bersekolah tanpa beban

Mereka ceria tanpa perlu peringkat atas atau bawah

Entahlah tapi memang begitulah

Menyambut hari mengambil raport