Kegelapan meraja seakan mata terpatri hitam melegam
Tak  ada jalan keluar dalam sekapan lorong yang menyesakan
Tergugu diamuk bimbang tetiba datang memupus harapan
Adakah ini jalan harus ditempuh seumur hidup
Menyesak dalam harap tertimbun duka lara yang berkecambag
Izinkan hati ini untuk kuat menghadapi segala onak dan duri
Tangan mengepal setelah itu melemah tak berdaya
Aku butuh cahaya yang menuntun agar tak tersesat
Lorong ini hampa cahaya dan membuatku menjadi muak
Pendar kegelapan seakan menemani hari hari yang terlewati
Adakah dekapan gelap selalu mencumbuku
Seakan memaksaku untuk terus mencerna
Padahal kutahu bahwa jiwaku ingin melepaskan
Kabut gelap yang menggumpal tak pernah pudar
Selongsong lorong cahaya meski setitik kecil
Semoga dapat kudekap dan mampu membasuh jiwa kerontang ini
Wahai hidup yang fana, adakah engkau mau berbicara
Tentang rasa maaf tentang rasa penyesalan
Gumpalan diryah semakin memberat di dalam kalbu
Meringankan nista dan noda adakah kulakukan
Agar saat berada di waktu yang akan datang
Tak ada lagi beban yang aku sandang
Ku percaya lorong cahaya memberi penawar
Tentang gundah tak bertepi yang kumiliki
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H