Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lolong

18 Desember 2022   14:38 Diperbarui: 18 Desember 2022   14:41 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                           Ilustrasi gambar pixabay.com

Tak bersuara dalam kata kata

Akan tetapi tak bisa hentikan tutur yang terucap

Bukan dengungan namun lolong yang tertancap di ujung mulut

Ketika asumsi   mengeluarkan makna

Seiring keinginan menyapa mayapada

Akankah lolongan ini menembus relung hati para kaum yang sedang mencari

Agar tetap waspada dengan apa yang didengar dan dilihat

Lolong   itu semakin rapat nan kukuh

Untuk bisa menggedor gendang telinga

Memaksa membangun rasa sadar dalam jiwa

Menyirami telinga agar tak mampat oleh aliran suara

Lolong kesakitan dan juga kelaparan

Yang menghimpit kaum marjinal seutuh waktu 

Adakah lolong si papa hanya memantul sesaat

Setalah itu menguap dalam kubangan kebosanan

Sakitnya semakin memerih dalam ratapan tak bertepi

Terkapar dalam ketidakberdayaan

Sehingga leher pun selaksa sakit yang menyiksa

Gumaman kecil tak lagi sudi terdengar

Seribu lolongan ambyar tak berbekas

Entah sampai kapan suara itu terdengar

Hanya waktu yang akan memanen keinginan

Agar lolongan sekali saja bisa terpenuhi untuk didengar

Sekali saja sekali saja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun