Kemana suara tepukan riuh yang terdengar beberapa waktu lalu
Bunyinya belum menghilang di gendang telinga
Serasa hangat dekat dan lekat
Lampu sorot pun belum di padamkan
Namun panggung tetiba sunyi dan lenggang
Padahal masih terasa berpuluh pasang mata menyaksikan
Kemana mereka di mana mereka?
Sungguhkah tak ada tepuk tangan lagi
Seraya sinar kekaguman penonton dengan si bintang panggung
Gegap gempita itu lenyap tak berbekas
Panggung kosong melompong tak berjiwa
Tak ada gaduh suara melengking konsonan yang penuh gairah
Usai sudah nampaknya bunyi vokal penyambung makna
Semua sirna berkeping meninggalkan kesedihan tak bertepi
Kemana panggung harus di cari
Haruskah tangis ini pecah agar panggung kembali lagi
Menanti dalam diam adalah waktu yang menyakitkan
Menggores pedih memeluk harap yang tak pastiÂ
Layar telah usang  dan berupaya menutup panggung
Aku ingin sekali lagi mendapat sorotan
Ketenaran dari panggung yang dahulu membuatku jumawa
Sekali saja beri kesempatan
Untuk mwnikmati lagi ketenaran yang dahulu tergenggam
Tetapi sepi memaksa untuk menepi
Entah sampai kapan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H