Pertarungan elite politik acapkali menjadi obrolan seru ketika lebaran, tahu dong saat ini memang situasi seakan terpolarisasi antara dua kubu berbeda. Jangan sampai ketemuan saat lebaran malah memantik api rivalitas politik, untuk hal ini memang rada rada sensi gimana gitu deh. Kita tahu bersama bahwa cukup lama dunia politik di negeri ini terbelah.
Tidak ada yang melarang untuk memilih seseorang dan juga partisipasi politik yang menyertainya, namun bila memungkinkan ketika ngobrol pilihan politik jangan jadi debat kusir. Dunia politik memang asyik dikulik tanpa perlu saling bantah bantahan, topik obrolan  sebisa mungkin membuat nyaman tanpa saling hujat karena berbeda pilihan.
Atau bila ada yang nyinyirin perpolitikan ketika ngobrol saat lebaran, dan kita juga sudah sumpek mendengarnya, bisa lho alihkan topik obrolan. Misal kita berbincang tempat wisata kekinian yang saat ini viral, semoga saja dengan begitu obrolan pun jadi teralihkan serta suasana pun menjadi cair.
Stop Bertanya Tentang Hal Ini
Setiap orang memiliki waktu dalam pencapaian hidupnya, lebaran identik dengan banyaknya pertemuan di lingkup kekeluargaan. Bertemu dengan Paman, Bibi, Om atau Tante serta kerabat lainnya menjadi hal yang tak bisa terhindari, ada saja orang orang yang kepo terhadap hubungan pribadi orang lain.
Pertanyaan semisal "kapan kawin", "kok belum punya momongan", "kok gendut sih", biasanya akan sering berseliweran ketika lebaran tiba. Mungkin bagi si penanya adalah perihal yang enteng untuk dilontarkan dalam obrolan, tapi apakah terpikirkan bahwa bisa jadi pertanyaan ini yang membuat orang jadi uring uringan.
Hindari obrolan yang mengakibatkan orang merasa sakit hati, kita tak pernah tahu kehidupan mereka. Bisa jadi mereka yang belum dianugerahi si buah hati telah lama berjuang agar mereka mempunyai keturunan, atau ketika menyebut "gendut", sangat mungkin ada upaya dari mereka untuk menurunkan berat badannya.
Intinya nih moment lebaran itu bagian indah untuk saling memaafkan, alih alih suka cita dapat berjumpa lagi, malah bermulut 'silet' sehingga obrolan jadi nggak asyik. Tidak ingin dong disebut si raja tega karena ngobrolnya justru membuat lawan bicara tak nyaman dengan kehadiran kita.
Mulai saat ini sebisa mungkin untuk menghindari pertanyaan yang bisa saja seseorang merasa nggak banget untuk menjawabnya, untuk lebaran mah ngobrolnya santuy aja dan tidak ngepoin kehidupan orang lain. Dari obrolan bisa disimpulkan seberapa berkualitas pribadi seseorang, Â tetap cerdas saat ketika membuka obrolan.
Yuk Mulai di Bulan Syawal Obrolannya Makin Berkelas