Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Hablum Minannas Konsep Islami Menuju Kesalehan Sosial

20 April 2022   23:16 Diperbarui: 20 April 2022   23:28 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersedekah dan peduli sesama adalah tindakan terpuji (dokpri)

Sehebat atau sekaya apapun manusia di muka bumi, tak ada yang bisa dilakukan tanpa bantuan orang lain. Acapkali karena jabatan atau kedudukan seseorang dan dianggap terhormat malah abai dengan nilai nilai kemanusiaan. Semoga kita semua terhindar dari hal yang demikina, sebagai agama yang rahmatan alamin, konsep memuliakan manusia adalah sesuatu yang indah.

Banyak kisah indah seputar berbagi kebaikan yang diajarkan Rasulullah dan menjadi ibrah atau pelajaran bagi kita semua. Kenyataannnya kebaikan itu tak mengenal yang namanya suku, ras atau juga batas wilayah. Sesungguhnya memang tauladan terbaik itu memang Rasulullah. Konsep saat berhubungan secara sosial dengan manusia sangat luar biasa.

Sepatutnya kita semua harus mencontoh perilaku Nabi dengan kesolehan sosial yang luar biasa, semakin kita menyelami cara Sang Nabi berinteraksi semakin kita mengagumi hal hal yang dilakukan oleh Nabi, bahkan akan hal "receh" bagi kita saat ini, yuk kuatkan hati agar kesalehan sosial ala Nabi bisa juga kita lakukan.

Kisah Semangkuk Kuah Yang Legendaris

Bahkan dengan semangkuk kuah pun bisa melakukan kebaikan dengan sesama (dokpri)
Bahkan dengan semangkuk kuah pun bisa melakukan kebaikan dengan sesama (dokpri)

Iseng iseng nonton sebuah tayangan di youtube channel saat gabut melanda, eit ketemu video dengan judul yang agak provokatif yakni " 3 Sifat Orang Yang Sulit Di Santet. Meski tidak bisa di pertimbangkan dengan  logika, menurut si narasumber salah satu orang yang tidak bisa disantet adalah orang yang suka berbagi atau bersedekah.

Skip dulu ya tentang santetnya, kita garis bawahi tentang orang yang suka berbagi dan bersedekahnya saja. Penelitian yang dilakukan oleh University of Britsh Columbia menyebutkan hal hal melakukan kebaikan seperti berdonasi, mentraktir makanan untuk orang lain atau membantu orang lain, mampu menurunkan kecemasan.

Contoh sederhana berbuat baik yang bisa dilakukan terhadap sesama manusia, Nabi malah mengajarkan hal tersebut hampir empat belas yang lampau. Satu kisah ciamik yang sepantasnya menjadi teladan bagi kita semua, tentang indahnya berbagi dan merupakan filosofi yang tak lekang oleh waktu.

Dari Abu Dzarr radhiallahu anhu, beliau berkata, Rasulullah bersabda, "Jika engkau memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan perhatikanlah tetangga-tetanggamu" (HR. Muslim). Hadist ini memberi bukti bahwa untuk urusan memberi memang perlu dilakukan setiap saat, semoga kita semua bisa meneladaninya.

Kisah semangkuk kuah seakan menggedor perasaan kita sebagai manusia, hidup berkecukupan memang dambaan kita semua, namun dengan apa yang diberikan Allah SWT berupa titipan harta kepada kita, mampukah kita semua mendistribusikan kembali rezeki tersebut, atau malah diam diam harta tersebut kita genggam seerat  eratnya.

Nabi Berdiri Kita Rombongan Pengantar Jenazah Orang Yahudi Melintas

Saat kini ketika media sosial semakin menyita waktu kebanyakan umat manusia, dari medsos pula kerap terjadi persinggungan antar umat beragama, sebagai ummat Islam, selalu ada contoh bagaimana kita harus bersikap terhadap sesama meski memang beda keyakinan, yuk kita bisa kok berbuat terbaik di bulan suci.

Disatu ketika ada rombongan pengantar jenazah yang melintas ketika Nabi dan juga sahabat berkumpul. Seketika Nabi Muhammad berdiri dan diikuti para sahabat.Salah seorang memberitahu kepada Nabi bahwa jenazah itu adalah orang Yahudi.

"Bukankah dia juga manusia,"Nabi menjawab.

Sungguh sebuah jawaban yang membuat kita merenung, sisi humanis Rasulullah begitu nyata bahkan untuk seseorang yang telah meninggal. Tak memandang di masa hidupnya ia beragama apa, namun penghormatan Nabi untuk berdiri telah menjelaskan kualitas hablum minanas yang dimiliki Rasulullah.

Rasulullah Bersabar Dengan Sikap Brutal Abu Lahab dan Istrinya

Penulis jadi teringat ketika Ustad Nurjali yang memberikan tausiyah ba'da sholat Shubuh dalam pengajian pekanan di masjid Nurul Huda. Kisah tentang betapa bencinya seorang paman kepada ponakannya. Abu Lahab memang paman dari Nabi Muhammad, namun dialah orang yang paling keras menentang dakwah Nabi.

Abu Lahab mempersiapkan lubang dan rencananya Nabi akan dijebak sehingga terjatuh ke dalam lubang, alih alih Nabi terperangkap justru Abu Lahab yang masuk kedalam lubang tersebut. Tak ada orang yang bisa menolong Abu Lahab kecuali Nabi, justru dengan ikhlas beliau menolong Abu Lahab.

Sudah banyak upaya jahat Abu Lahab dan juga isterinya untuk mencelakai Nabi, namun selalu saja beliau membuka pintu maaf kepada sang Paman. Nama Abu Lahab hingga kini tetap dikenang, salah satunya karena namanya ada di dalam Qur'an yakni surat Al Lahab. Yang menjadi pelajaran penting bagi kita semua adalah pemaafnya Nabi kepada orang yang kerap mencelakai beliau.

Hablum Minanas Zaman Now, Yuk Bisa Yuk!

Meski sekarang memasuki zaman internet namun etika jangan sampai macet, hubungan antar manusia seyogyanya tetap terjaga. Ada tiga "mantera" sederhana yang menjembatani hubungan antar manusia semakin erat, katakan saja "maaf", "tolong" dan "terima kasih" disaat ketika akan melakukan hal sehari hari.

Sebentuk senyum tulus, menyapa orang lain adalah hal yang remeh temeh tetapi memiliki makna mendalam untuk mempererat silahturahmi sesama. Adakah hari ini kita telah melakukan hal sederhana seperti, bila sudah bersyukur sekali mampu melakukan hal tersebut, namun apabila belum bisa lakukan hal tersebut, yuk bisa yuk kita lakukan.

Sebagai makhluk sosial, dimana pun kemana pun akan selalu ada orang lain di kehidupan kita, semenjak terlahir di dunia hingga orang tersebut meninggalkan dunia, dari bayi hingga hari tua maka mempersamai kehidupan adalah orang orang terdekat. Walau berada di era zaman now dengan segala kecanggihannya, jangan lupa tetap respek ke sesama, setuju?

Hablum Minannas di Era Digital

Dua tahun bangsa ini mengalami yang namanya pandemi, kebiasaan kebiasaan lama seperti tatap muka secara langsung semakin jarang dilakukan, pembatasan sosial bagi penduduk Indonesia karena adanya pandemi membuat interaksi langsung berkurang. Bahkan untuk bekerja pun bisa dilakukan di rumah.

Teknologi di era digital mampu terhubung dalam koneksi internet, silahturahmi tetap terjaga dengan perantaraan gawai. Takdir membawa kita semua saat ini diberikan kemudahan untuk saling berinteraksi meski jarak memisahkan, berharap hablum minannas akan terus ada dan menjadi kebermanfataan bagi kita semua.

Salam sapa dari Kompasianer Cikarang, semoga pertemanan di Kompasiana tercinta ini menjadi bukti nyata bahwa interaksi di dunia maya memang ada. Ada yang pernah bertemu langsung, banyak pula berkirim kabar melalui tulisan tulisan di Kompasiana. Semoga kita semua di lindungi oleh Allah SWT seraya terus jaga persaudaran, itu sih setuju banget!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun