Nabi Berdiri Kita Rombongan Pengantar Jenazah Orang Yahudi Melintas
Saat kini ketika media sosial semakin menyita waktu kebanyakan umat manusia, dari medsos pula kerap terjadi persinggungan antar umat beragama, sebagai ummat Islam, selalu ada contoh bagaimana kita harus bersikap terhadap sesama meski memang beda keyakinan, yuk kita bisa kok berbuat terbaik di bulan suci.
Disatu ketika ada rombongan pengantar jenazah yang melintas ketika Nabi dan juga sahabat berkumpul. Seketika Nabi Muhammad berdiri dan diikuti para sahabat.Salah seorang memberitahu kepada Nabi bahwa jenazah itu adalah orang Yahudi.
"Bukankah dia juga manusia,"Nabi menjawab.
Sungguh sebuah jawaban yang membuat kita merenung, sisi humanis Rasulullah begitu nyata bahkan untuk seseorang yang telah meninggal. Tak memandang di masa hidupnya ia beragama apa, namun penghormatan Nabi untuk berdiri telah menjelaskan kualitas hablum minanas yang dimiliki Rasulullah.
Rasulullah Bersabar Dengan Sikap Brutal Abu Lahab dan Istrinya
Penulis jadi teringat ketika Ustad Nurjali yang memberikan tausiyah ba'da sholat Shubuh dalam pengajian pekanan di masjid Nurul Huda. Kisah tentang betapa bencinya seorang paman kepada ponakannya. Abu Lahab memang paman dari Nabi Muhammad, namun dialah orang yang paling keras menentang dakwah Nabi.
Abu Lahab mempersiapkan lubang dan rencananya Nabi akan dijebak sehingga terjatuh ke dalam lubang, alih alih Nabi terperangkap justru Abu Lahab yang masuk kedalam lubang tersebut. Tak ada orang yang bisa menolong Abu Lahab kecuali Nabi, justru dengan ikhlas beliau menolong Abu Lahab.
Sudah banyak upaya jahat Abu Lahab dan juga isterinya untuk mencelakai Nabi, namun selalu saja beliau membuka pintu maaf kepada sang Paman. Nama Abu Lahab hingga kini tetap dikenang, salah satunya karena namanya ada di dalam Qur'an yakni surat Al Lahab. Yang menjadi pelajaran penting bagi kita semua adalah pemaafnya Nabi kepada orang yang kerap mencelakai beliau.
Hablum Minanas Zaman Now, Yuk Bisa Yuk!
Meski sekarang memasuki zaman internet namun etika jangan sampai macet, hubungan antar manusia seyogyanya tetap terjaga. Ada tiga "mantera" sederhana yang menjembatani hubungan antar manusia semakin erat, katakan saja "maaf", "tolong" dan "terima kasih" disaat ketika akan melakukan hal sehari hari.