Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apa Sih Long Covid?

29 Oktober 2021   22:46 Diperbarui: 29 Oktober 2021   23:07 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di antara penatnya waktu ketika mengikuti webinar, meski berada di rumah saat acara berlangsung, namun ada kalanya kebosanan melanda untuk mengikuti materi. Hal hal baru yang berkaitan dengan Covid-19 membantu untuk tetap fokus mengikuti webinar meski waktu telah beranjak sore.

Pada sesi Return to Work( Kembali Bekerja) Disaat Pandemi Covid-19, ada pembahasan yang memantik penasaran, yakni fenomena yang dinamakan Long Covid. Mendengar Covid nya saja sudah gimana gitu apalagi ditambah pula dengan kata "long", saatnya cari tahu tentang apa sih yang disebut long Covid?

Apakah para pekerja bisa mengalami hal tersebut, sangat mungkin bisa dan kesimpulannya adalah bagi pekerja adalah memperhatikan keamanan pekerja dan lingkungan kerjanya. Pasien Covid pada umumnya memiliki waktu pemulihan setelah dua hingga enam minggu. 20 % dilaporkan mengalami prolonged symptom pada rentang usia 18-34 tahun dengan kesehatan yang baik.

Pada beberapa orang beberapa gejala dapat bertahan atau muncul kembali setelah berpekan pekan atau berbulan bulan setelah pulih.Ada faktor resiko yang menyertainya seperti hipertensi, obesitas atau juga kondisi kesehatan mental. Menurut WHO efek jangka panjang dari Covid-19 berupa batuk,kongesti, sesak nafas, diare,mual, fatigue atau juga nyeri abnomen dan nyeri dada.

Fenomena Long Covid ini dapat terasa seperti kelelahan parah, 53 % mengalami kelelahan sampai dua bulan. Terjadinya sesak nafas, 43 % mengalami sesak nafas secara terus menerus.Adanya kelemahan pada otot atau sendi, mulai nyeri sampai mati rasa. Disautonomi yaitu disfungsi saraf yang mengatur fungsi tubuh non- sadar seperti detak jantung, tekanan darah dan keringat. Kabut otak, hilang konsentrasi, linglung, mudah lupa.

Sebuah survey yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Persahabatan, sebanyak 294 orang atau 63,5 % memiliki gejala yang menetap atau long Covid, sedangkan sisanya yaitu 169 orang atau 26,5% tidak mengalami gejala post covid. Ini merupakan gambaran klinis dan kualitas hidup pasien pasca Covid yang menetap di Indonesia.

Bagaimana menyikapi jika kantor butuh PCR negatif, sedangkan tes PCR pasca isoman tidak disarankan. Alat PCR masih dapat mendeteksi komponen virus yang sudah tidak aktif. Pasien sudah membaik kondisinya, namun hasil PCR tidak berubah menjadi(-), virus tetap terdeteksi.

Dengan mengikuti webinar Pelatihan Promosi K3 dan Pencegahan Covid-19 di tempat kerja dan mendapat pengetahuan anyar tentang permasalahan pandemi Covid dari narasumber jempolan yang berasal dari Ikatan Dokter Kerja Indonesia, paling tidak memberikan bekal pengetahuan yang nantinya bisa dibagikan kepada rekan kerja.

Untuk rekan kerja yang ada di kantor, atau juga di pabrik pabrik. Sangat penting dalam masa pandemi ini untuk lebih tahu bahwa pekerja sedang tidak sakit atau juga tidak ada kontak erat, perilaku baik, gejala atau keluhan sakit. Jangan lupakan juga hasil test, jika hal tersebut bisa kita pahami, paling tidak situasi pandemi bisa lebih diketahui oeh para pekerja.

Bagi pekerja tetap berikhtiar mendapatkan rezeki di tempat kerja, namun menambah pengetahuan tentang pandemi Covid-19 dan cara penyakit ini menular kepada orang orang perlu juga diketahui oleh para pekerja. Semoga kaum pekerja Indonesia tak mengalami long Covid dan diberkahi dengan kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun