Ragginang atau rengginang dan rampeyek yaitu rempeyek di jual sesuai permintaan pembeli, Ceu Nengsih dengan bersemangat memenuhi request pembeli, lumayan juga sih jika sedang ramai, lebaran akan semakin indah bagi Ceu Nengsih jika orderan datang bejibun. Meski cape tapi mendapatkan cuan untuk persiapan lebaran adalah hal yang menggembirakan.
Namun sayang hingga saat ini penulis belum menemukan yang membuat kue tradisional yakni papais monyong, ini kue basah yang dahulu populer jika ada orang hajatan, bentuk kuenya segitiga terbungkus daun pisang, berisi kue yang terbuat dari tepung ketan serta santan, isiannya bernama enten yang terbuat dari kelapa, atau tumbukan kacang hijau, nih kue pastinya khas banget di daerah Kuningan.
Berbelanja Dagangan Ustad Baha
Tak jarang Ustad Baha mencoba peruntungan unuk jualan di luar desa, ketika sore ia pun mulai berkemas dan menuju masjid masjid di kecamatan Pancalang, beberapa hari terakhir Ustad Baha memilih berjualan di desa Rajawetan, faktor lebih dekat karena kampung sendiri membuat Bapak lima anak memilih berdagang di halaman masjid Nurul Huda.
Bisa jadi Ustad Baha belum mendengar prediksi ekonom Institute for Development of Economic and Finance(INDEF), Bhima Yudistira yang menyebutkan perputaran uang untuk lebaran kali ini  mencapai 140 triliun hingga 160 triliun. Bagi Ustad Baha bisa berjualan di satu sore yang cerah adalah berkah tersendiri, jika hujan mengguyur otomatis ia menutup lapaknya.
Saatnya untuk berbelanja di tempat dagangan dari tetangga kita, harapan terus di apungkan, mereka pejuang receh yang tetap berikhtiar mengumpulkan rupiah demi rupiah bukan mengejar kekayaan, namun untuk menyambung hidup di tengah lunglainya perekonomian negeri ini karena dampak pandemi.
Sore yang cerah dan terlihat kesibukan di lapak Ustad Baha, saatnya berbelanja nih, kebetulan lagi sedang butuh kopiah, akhirnya ada koleksi kopiah yang pas di kepala penulis, tawar menawar dan harga pas, kopiah pun berpindah tangan.
Belanja Oleh oleh Khas Daerah Saat Lebaran? Kenapa Tidak
Lebaran selau lekat di hati masyarakat tanah air, saatnya mudik dan bertemu dengan karib sahabat dan keluarga terdekat, meski penyekatan dan mempersempit wargauntuk mudik. Sebelum hari H pelarangan yang jatuh pada tanggal 6 Mei kemaren, pemudik telah lebih dahulu pulang kampung.