Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Uwais Al Qorni Rela Gendong Lembu untuk Persiapan Berangkat Haji Bersama Ibu

3 Mei 2021   22:21 Diperbarui: 3 Mei 2021   22:37 1851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Uwais menggendong lembu demi menuju Mekkah bersama Ibu(dok:portalislam.id)

 

Sosok ini belum pernah bertatap muka dengan Rasulullah, namun jejak kebajikannya sungguh membuat Nabi Muhammad sangat terkesan, beliau menyuruh sahabat utama yakni Umar bin Khaththab dan Ali bin Abi Thalib bertemu dengan pemuda berasal dari Yaman.

Generasi terbaik adalah generasi dimana sahabat bertemu dengan Nabi Muhammad. Dari Abdullah bin Mas'ud dari Nabi bersabda" Sebaik baik manusia adalah masaku, lalu orang orang sesudah mereka, kemudian orang sesudah mereka."(HR Bukhari dan Muslim). Generasi Tabi'in adalah sebutan bagi orang orang yang belum bertemu langsung Nabi, namun sempat bertemu dengan sahabat Nabi. Adalah Uwais Al Qorni yang mucul dari generasi Tabi'in yang disebut Nabi karena keistimewaan perilakunya.

Pemuda biasa saja, dari masyarakat rakyat jelata dan si Uwais Al Qorni  memiliki penyakit sopak yang mengakibatkan badannya belang belang. Uwais tinggal bersama ibunda tercinta, meski sangat miskin dalam kehidupannya, Uwais selalu ingin memenuhi keinginan Emak yang ia cintai segenap jiwa raga. Namun ada satu hal yang membuat Uwais galau karena permintaan Ibunya untuk menuju Mekkah dan menunaikan ibadah haji belum bisa ia lakukan.

Jarak Mekkah-Yaman yang mencapai 1.119 Km, perlengkapan dan juga perbekalan yang minim membuat keinginan Ibunda tercinta tak segera dipenuhi oleh Uwais, padahal kerinduan Emak tercinta untuk segera mengunjungi Baitullah seperti tak tertahankan lagi. Uwais memutar otak bagaimana caranya agar keinginan Ibunya bisa teralisasi, naik haji meskipun harus menempuh perjalanan panjang diantara teriknya gurun pasir.

Berlatih Memperkuat Otot Dengan Gendong Lembu

Untuk urusan kepo dan nyinyir bukan monopoli manusia yang saat ini memegang gawai dan beberapa media sosial, dahulu sekali untuk urusan rasa ingin tahu dan mencemooh pun pernah dirasakan Uwais gegara beliau membeli anak lembu atau sapi yang masih kecil, setiap hari ia menggendonganak lembu dari rumah dan menuju kandang yang berada di bukit.

Begitu terus hingga lembu itu lebih berat bobotnya, namun Uwais makin cekatan mengatur ritme mengangkut lembu, otot ototnya terlatih secara alami tanpa perlu ngegym dan membayar iuran keanggotaan bulanan. Di kampungnya kini Uwais memiliki otot yang sangar dan juga tenaga super yang mengagumkan.

Penduduk kampung Qarn di mana Uwais menetap tak berani lagi mengolok pemuda berbadan belang belang, body building selama delapan bulan telah dilewati dengan mulus dan ia bersiap menuju Mekkah bersama Ibunda tersayang.

Bukan unta atau kuda yang dibawa Uwais menuju Mekkah, namun dirinya yang menggendong Ibunda menuju pusat peradaban Islam, goes to Mekkah dengan beban di pundak yakni seseorang yang begitu Uwais cintai.

Tak sia sia berlatih menggendong lembu, proses tak mengkhianati hasil. Mereka berdua sampai juga menuju Mekkah, tak kepalang bahagianya mereka berdua karena impian haji telah terwujud, di sisa umur Ibunda tercinta, Uwais secara dramatis mengabulkan satu satunya permintaan yang belum terkabul olehnya, saat Ka'bah di depan mata, lunas semua keinginan Ibu tercinta.

Ka'bah Menjadi Saksi Bisu Akan Taatnya Anak Terhadap Ibu

Siapa pun jika dia Muslim tak akan mampu membendung air mata taktala untuk kali pertama memandang Baitullah, begitu juga ibu Uwais yang lumpuh dan juga Uwais. Tak henti hentinya mereka memanjatkan doa, salah satu doa yang dipanjatkan Uwais adalah agar Allah mengampunkan dosa dosa ibunya.

Hal ini yang membuat ibunda terkejut mengapa Uwais berdoa hanya untuk dirinya, namun Uwais berpendapat bahwa jika Allah ridha kepada ibunya otomatis ia pun mendapatkan ridha Allah untuk menggapai surga. Totalitas Uwais yang sangat memperhatikan ibunya membuat Nabi pun melihat pemuda Yaman sangat spesial.

Kisah naik hajinya Uwais dengan menggendong ibunya benar benar kisah legend yang tiada bandingnya, Ka'bah seakan  menjadi saksi bisu akan pengorbanan seorang anak untuk membahagiakan ibunda.

Bahkan Dua Sahabat Utama Nabi pun Minta di Doakan

Reputasi Umar bin Khaththab dan Ali bin Abi Thalib sebagai sahabat terdekat Nabi dan dua diantara Khulafaur Rasyidin yang fenomenal.Umar bin  Khathtab dalam salah satu kisah yang masyhur menyebutkan, bahkan setan pun jika bertemu dengan Umar, si setan lebih baik ngacir melewati jalan yang lain.

Begitu juga dengan Ali bin Abi Thalib, keponakan sekaligus menantu Rasul adalah sahabat utama. Demi menunaikan sabda Rasul tentang sosok Uwais" Suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfar, dia adalah penduduk langit, bukan orang bumi."

Khalifah Umar selalu menyisir rombongan yang berasal dari Yaman, beliau berharap bersegera bertemu Uwais, lama menunggu namun Uwais tak pernah berada diantara kafilah Yaman.

The Day! Saatnya tiba, terbetik kabar ada rombongan dari Yaman berada di Madinah, Khalifar Umar langsung gercep menuju rombongan dan ia bertanya adakah Uwais bersama rombongan? Ternyata Uwais bertugas penjaga unta unta kafilah di perbatasan kota.

Khalifah tak ingin kehilangan moment yang ia tunggu dan menemui Uwais, seperti apa yang dikatakan Nabi dahulu, ciri Uwais adalah memiliki tanda putih di tangan, sangat identik dengan sabda Rasulullah. Bersegera dua sahabat utama Nabi meminta Uwais mendoakan mereka, namun hal inilah yang membuat Uwais sungkan dengan permintaan Khalifah Umar dan juga Ali bin Abi Thalib.

Kekuasaan Khalifah Umar yang meliputi jazirah Arab, Palestina, Syiria, sebagian besar Mesir dan Persia, Khalifah minta di doakan membuat Uwais keder juga. Namun dengan berbagai bujukan dan permintaan yang terus menerus, hati Uwais pun luluh.

Pria asal Qorni kelahiran 594 Masehi itu pun mendoakan Umar bin Khathtab dan juga Ali bin Abi Thalib, apa yang diprediksi Nabi akhirnya terbukti. Setelah bertemu dengan kedua sahabat utama Nabi, Uwais kembali ke kampungnya dan tetap menjadi pribadi yang sahaja tanpa perlu menyombongkan diri karena mendoakan dua sahabat utama Nabi.

Penghuni Langit yang Dirindukan Para Malaikat

Pertemuan dengan dua sahabat utama Nabi memberikan kesan mendalam bagi Uwais, beliau benar benar tak terpikirkan mengumpulkan harta. Padahal Sang Khalifah menawarkan harta Baitul Maal yang siap di distribusikan kepada Uwais sebaga jaminan kehidupan.

Namun semua fasilitas tawaran Khalifah ditampik Uwais, ingin ingin hidup biasa biasa di kampung Qarn, menggembala hewan ternak dan menjauhi kepopuleran dunia, dan benar saja Uwais Al Qorni menjadi hamba fakir yang tak dikenal siapa siapa.

Tahun 657 Masehi atau 37 Hijriyah, Tabi'in yang disebut Nabi ini di jemput malaikat maut, namun yang membuat penduduk kampung terheran heran adalah Uwais wafat namun yang mengurus pemulasarannya berduyun duyun, yang memandikannya, mengkafani, menyolatkan, mengantarkan ke kubur hingga ia di kebumikan.

Orang orang kampung Uwais tak mengenal mereka, namun mereka takjub dengan apa yang dialami oleh jenazah Uwais. Perkiraan Sang Rasul sangat tepat, konon yang memulasara Uwais adalah para malaikat yang sedang menjemput penduduk langit yang menetap di muka bumi, tabi'in sederhana ini begitu dirindukan warga langit meski penduduk bumi tak begitu mengetahui keberadaan Uwais Al Qorni. Akhir hidup yang luar biasa.

Belajar Dari Kisah Uwais yang Mengurus Ibunya

Acap kali ada kebosanan yang melanda hati saat harus mengurus orang tua, mereka yang telah sepuh cenderung kembali ke masa kanak kanak, rewel, egois dan juga nyebelin.Kalau diturutin emosi mah pengen pergi saja deh, kelar ngurusin orang tua.

Begitulah yang dirasakan penulis yang saat ini memiliki Emak yang memasuki usia senja plus sakit sakitan, selepas keluar kerja, lebih banyak waktu untuk mengurus Emak.Namun jika dibandingkan dengan Uwais Al Qorni, rasanya penulis nggak ada apa apanya.

Teladan Uwais begitu jos gandos, kesabarannya paripurna tanpa adanya gerutuan.Duh kok ya masih saja setengah hati mengurus Emak, padahal ini semua adalah proses yang semestinya dinikmati. Maafkan Emak jika saat ini belum sempurna mengurus keperluan beliau.

Semoga Emak tetap sehat dan saatnya berbakti dengan sepenuh hati.Salam dari blogger rusuh Cikarang yang sekarang berada di desa Rajawetan, untuk Emak love foreverlah!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun