Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mungkinkah Kubu Moeldoko Lapang Dada dan Legowo?

3 April 2021   17:25 Diperbarui: 3 April 2021   17:35 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Optimisme terlihat dari wajah wajah kader Partai Demiokrat yang hadir di The Hill Hotel Resort Sibolangit yang terletak di Jalan Letjen Jamin Ginting Nomor 45,3, Politisi senior Max Sopacua, Mantan Sekretaris Jendral Demokrat, Marzuki Alie, Mantan Bendahara Nazaruddin juga hadir dalam gelaran Kongres Luar Biasa Partai Demokrat, adapun KLB dibuka oleh Etty Manduapessy yang merupakan salah satu pendiri Partai Demokrat.

Pada akhirnya KLB itu sendiri secara suara bulat menetapkan Moeldoko menjadi Ketua Umum. Dualisme kepemimpinan pun tak terelakan, Agus Harimurti Yudhoyono yang merupakan Ketua Umum Demokrat kontan menolak hasil KLB Deli Serdang, sejak awal Maret hingga akhir bulan Maret, perseteruan dan saling klaim keabsahan pengurus Partai antara AHY dan Moeldoko bergulir meramaikan dunia politik tanah air.

Kedua kubu saling berharap bahwa partai besutan mereka diakui oleh negara, perang tagar di media sosial hingga klaim dukungan dari pengurus daerah mewarnai riuhnya keadaan internal partai yang memiliki warna kebesaran biru dengan logo mercy yang ikonik. Hingga kegaduhan itu pun mulai mereda ketika Kemenhukam memutuskan menolak hasil KLB Deli Serdang.

Menteri Hukum dan Ham, Yasonna Laoly di dampingi Menko Polhukam, Mahfud MD pada tanggal 31 Maret 2021 melakukan konferensi pers dan menolak pengesahan Deli Serdang. Dalam hal ini pihak pemerintah lebih bersikap tegas mengingat pada tahun 2020 berdasar hasil Kongres Partai Demokrat ke V, bahwa kepemimpinan AHY telah disahkan.

Kemana kubu Moeldoko setelah ini? Akankah lapang dada dan legowo, dengan posisinya sebagai Kepala Staf Presiden, kedekatan dengan orang nomor satu di Republik ini tak serta merta menjadi pintu tol untuk menjadi ketua umum partai, namun dari gelagatnya sih kubu Demokrat versi KLB Deli Serdang akan mempersiapkan amunisi baru.

Ketua Departemen Komunikasi dan Informasi versi KLB Deli Serdang, Saiful Huda, menyatakan menghormati keputusan Kemenhukam namun hal itu tak mengurangi upaya untuk menuju ke jalur PTUN. Apapun bisa terjadi, kita akan menyaksikan kembali drama kuat kuatan antara Demokrat versi AHY dan juga Moeldoko.

Di tengah pandemi Covid-19 yang masih mendera bangsa ini, intrik politik menjadi porsi besar di negara yang kita cintai, meski Partai Demokrat menghadapi polemik internal namun gaung kisah tentang parpol yang membawa nama besar Susilo Bambang Yudhoyono ini menarik perhatian warga Indonesia.

Bagaimana dengan kisah lanjutan dari intrik politik yang kita saksikan ini? Tampaknya kedua kubu telah mempersiapkan amunisi agar eksistensi partai yang di pimpinnya mampu berjalan dan diakui pemerintah karena ini merupakan syarat utama agar bisa berlaga dalam pemilihan umum beberapa tahun mendatang.

Moeldoko adalah mantan Panglima TNI dan sepertinya tak akan menyerah dalam satu pukulan, begitu pun dengan AHY yang berlatar pendidikan militer meski kariernya terhenti saat ia berpangkat Mayor. Agus Harimurti Yudhoyono memiliki mentor politik jempolan yakni ayahanda tercinta dan juga Priseden Republik Indonesia ke enam, Susilo Bambang Yudhoyono.

Pengalaman panjang SBY dalam mengarungi peta perpolitikan tanah air menjadi modal kuat AHY untuk bisa mengarungi polemik yang menerpa partai yang ia pimpin. Adu cerdas untuk merangkul arus bawah anggota partai sesungguhnya menjadi kunci kekuatan, wong cilik meski kerap diabaikan namun sejatinya adalah penentu kemenangan dan mampu mengantarkan seseorang meraih jabatan politik.

Kubu Moeldoko saat ini kehilangan sosok Razman Arif Nasution yang mempunyai posisi Ketua Bidang Advokasi dan Hukum DPP Demokrat versi KLB, Razman merasa tidak cocok dengan Darmizal serta Nazaruddin, posisi Razman bagian dari kuasa hukum Demokrat versi KLB. Tentu saja ada pengaruh dengan mundurnya Razman, tapi inilah politik semuanya bisa saja terjadi.

Lapang dada dan legowo memang diperlukan jika apa yang dikejar malah tak kesampaian, pengennya sih keinginan dan cita cita terkabul semua, namun memang tak semua yang kita inginkan bisa direngkuh meski dekat dengan sumbu kekuasaan sekalipun. Bagaimana dengan kubu Demokrat versi AHY? Tampaknya mereka juga bersiap, seperti apa yang diutarakan Deputi Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat AHY, Kamhar Lakumani, bahwa jika Demokrat versi KLB Deli Serdang akan membawa kasus ke Pengadilan Tata Usaha Negara, pihaknya akan bersiap.

Jalan menuju PTUN tengah diupayakan pihak Moeldoko, rasa rasanya sih masih jauh untuk di sebut legowo, namun memang jika ingin memperjuangkan sesuatu memang harus total, tapi ingat juga bahwa orang lain pun tak akan begitu saja menyerahkan apa yang merasa miliknya kepada orang lain dengan begitu saja, selamat bertarung di PTUN dan nanti kita akan saksikan siapa yang terakhir tersenyum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun