Membuka tahun 2020, kaum buruh mengalami tantangan berat ketika pemerintah ingin menyelesaikan rancangan draft Rancangan Undang Undang Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja, sebagian besar elemen buruh menolak Omnibus Law yang oleh kaum buruh diplesetkan menjadi RUU Cilaka.Presiden KSPI, Said Iqbal berpendapat Omnibus Law bukan cara yang terbaik untuk meingkatkan investasi serta menciptakan lapangan kerja, kelompok buruh menolak RUU Cipta Lapangan Kerja dan melakukan aksi besar besaran pada tanggal 20 Januari 2020.
Menyingkapi dinamika ketenagakerjaan, sebagai salah satu afliasi ASPEK Indonesia yang merupakan bagian dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, KSPI. Serikat Pekerja Ramayana Lestari Sentosa melakukan rapat kerja yang merupakan pedoman bagi para pengurus pusat SP RALS mengarungi tahun 2020 dengan segala hambatan dan juga tantangan yang akan dihadapi para pekerja.
Bertempat di Sekretariat ASPEK Indonesia yang beralamat di Perumahan Griya Galaxy 126, Jalan SMP 126 Blok B RT 002/03, Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Adapun yang mengikuti rapat kerja adalah perwakilan dari DPC DC Tanah Abang, DPC DC Tambun, DPC Pulo Gadung serta DPC Depok.
Dalam rapat kerja yang memang merupakan agenda rutin tahunan yang diamanatkan dalam AD/ART organisasi, ada beberapa point yang menjadi rumusan dalam rapat kerja, yang jelas ada juga evaluasi dari program program terdahulu, baik yang telah terealisasi maupun memperbaiki program kerja yang belum di tuntaskan, selama ini baik DPP maupun DPC berupaya tetap konsisten untuk tetap berjuang, salah satu hasil dari perjuangan SP RALS di tahun lalu adalah dibayarkannya selisih upah sektoral untuk wilayah Jakarta, Bekasi dan juga Depok.
Rapat Kerja SP RALS pada tanggal 25 Januari 2020, bahwa DPP SP RALS akan tetap mendorong aktifitas dan juga kegiatan di masing masing DPC, kemandirian penanganan permasalahan di wilayah menjadi penting mengingat jarak dan tempat yang berjauhan namun bukan berarti komunikasi menjadi terhambat. Hubungan industrial dengan pihak management juga tak bisa di abaikan, harmonis serta dinamis merupakan cita cita organisasi SP RALS dan itu pasti bisa diwujudkan.
Adapun cakupan program rapat kerja Serikat Pekerja Ramayana Lestari Sentosa, mendata dan mevalidasi anggota, adanya transpransi iuran, perubahan besaran iuran bulanan anggota, upaya menambah jumlah anggota, mengadvokasi anggota saat memasuki usia pensiun serta persiapan Kongres SP RALS yang direncanakan tahun depan.
Dalam rapat kerja para ketua DPC memetakan permasalahan yang terjadi di wilayah yang menjadi wewenangnya dan beberapa masukan untuk pengurus DPP, hal ini membuktikan bahwa suara dari Pengurus Cabang tetap diperhatikan dan merupakan masukan berharga bagi majunya sebuah organisasi.
Anggota SP RALS yang mengikuti rapat kerja terlihat antusias untuk bisa mengoptimalkan kinerja dan juga mampu menjabarkan setiap program program kerja, seperti ketua DPC DC Tanah Abang, Bono Sabina yang akan tetap berjuang agar sektor ritel tetap masuk upah sector provinsi DKI Jakarta, memang butuh kolaborasi dengan serikat pekerja lainnya di sektor yang sama. Semoga Rapat Kerja yang dilakukan oleh Serikat Pekerja Ramayana Lestari. Buruh akan tetap bekerja giat dan memajukan perusahaan, namun dibarengi juga kesejahteraan yang layak bagi kaum buruh.
