Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan yang Membahagiakan

25 Oktober 2019   00:42 Diperbarui: 25 Oktober 2019   00:55 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nadiem Makarim tidak sungkan Gojek meski kini menjadi orang nomor satu di Kemendikbud(dok:fb Putri Wulandari)

Banyak orang terkejut saat presiden Jokowi mengumumkan susunan kabinetnya, dalam periode kedua, kabinet yang di beri nama Kabinet Indonesia Maju mencantumkan Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Bos Gojek yang baru berusia 35 tahun ini memegang kementerian yang cukup vital bagi sebuah bangsa, bahwa pendidikan adalah pondasi awal dari sebuah bangsa, kenapa harus Nadiem sih? Mungkin itu pertanyaan publik saat ini.

Selepas Nadiem dilantik sebagai menteri, meme meme kocak dan jug anekdot mewarnai jagad media sosial, ada pesan yang menggelitik seperti "Ke sekolah pakai aplikasi Gojek", "hasil ujian bisa di bawa Gosend", "bayar SPP pakai Payletter". Semua berhubungan dengan aplikasi yang ada di Gojek.

Banyak yang tercengang dengan pria lulusan Harvard, kok bisa seorang Nadiem Makarim naik menjadi menteri, dengan memimpin kementerian yang penting di negeri ini.

Baiklah karena itu hak preogratif presiden, namun perlu di ingat adalah seseorang di pilih karena mempunyai kapasitas. Nadiem Makarim pendiri Gojek, dan korporasi yang mempunyai label decacorn ini memiliki nilai hingga 140 triliun.

Bukan rahasia lagi bahwa ganti menteri di negeri kita berarti ganti kebijakan, selalu begitu, apakah nantinya kebijakan tersebut pas siswa, itu soal lain. 

Pola pendidikan saat ini mungkin di upayakan terbaik namun fakta menyebutkan bahwa Education Index yang dirilis Human Devepelopment Report tahun 2017 menyebutkan bahwa di tingkat regional Asia Tenggara, Indonesia hanya mampu bertengger di peringkat ke tujuh dengan skor 0,622. Negeri tercinta hanya bisa diatas negara Kamboja, Laos dan Myanmar.

Ini adalah tantangan bagi Mendikbud baru untuk membenahi sistem dan kultur pendidikan, masih teringat saat tahun ajaran baru yang memakai sistem zonasi yang membuat kelimpungan wali murid.

Belum lagi ketika anak SD yang baru masuk harus di tes baca tulis, padahal hal tersebut bukanlah syarat mutlak, karena sistem pendidikan di taman kanak kanak adalah pendidikan karakter bukan baca tulis.

Saat ini dengan terpilihnya pria kelahiran 4 Juli 1984, dunia pendidikan menanti buah pikiran Nadiem Makarim untuk membenahi sistem pendidikan nasional. Ketertinggalan Indek Pendidikan dengan negara negara lain semoga bisa dilakukan walau memang tidak semudah membalikan telapak tangan.

Pendidikan yang membahagiakan semoga menjadi hal yang bisa dilakukan Nadiem Makarim saat menjabat orang nomor satu di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, siswa senang ketika belajar, guru pun menikmati ketika mengampu ilmu.

Begitu juga orang tua pun bahagia ketika melepas anaknya saat menuju sekolah. Harapan kita semua, melihat dunia pendidikan cerah ceria, hanya waktu yang nanti bisa menjawabnya. Majulah pendidikan di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun