Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menjaga Kewarasan Kolektif Agar Air Tanah Tidak Diekploitasi Secara Berlebih

10 Agustus 2019   18:04 Diperbarui: 10 Agustus 2019   18:22 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air merupakan sumber kehidupan, merawatnya adalah keniscayaan(dokpri)

Di balik industri pariwisata pulau Dewata Bali yang gaungnya sudah di kenal ke manca negara, ada satu dilema yang dirasakan saat ini, yaitu keseimbangan akan pasokan air di pulau Bali, menarik untuk dibahas pendapat Ida Bagus Putu Binyana yang merupakan peneliti Politeknik Negeri Bali. "Daerah pesisir di mana akuifer terus diekploitasi, akan mengalami kebocoran air laut ke air tanah yang tak bisa dibalikkan sampai kapanpun."

Air tanah merupakan sumber daya air selain air hujan dan air sungai, bukan melulu di pulau Bali terancam krisis ketersedian air tanah, contohnya adalah ibu kota negara tercinta kita, Jakarta. Mengacu pada lapran Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, akibat pengambilan air tanah secara massiv di ibu kota berdampak pada penurunan permukaan tanah, setiap tahun kota Jakarta mengalami penurunan tanah berkisar antara 7,5 cm hingga 25 cm. 

Ketersediaan air bersih mutlak di perlukan dan keseharian kita, jika kita abai dan terus mengekploitasi secara terus menerus, tak pelak lagi di kemudian hari kekurangan sumber air bersih adalah sebuah keniscayaan.

Anugerah terhebat yang diberikan Sang Maha Pencipta untuk makhluk hidup di planet bumi adalah ketersediaan air yang merupakan elemen vital bagi kelangsungan kehidupan di muka bumi, apa jadinya jika bumi tak ada air. 

Dari total air tawar di dunia, yang terdiri dari salju dan juga es sebesar 70 %, 30 persen adalah air  tanah, 0,5 adalah air permukaan yang kta kenal sebagai air sungai atau danau, sisanya sebanyak  kurang 0,005 berupa kandungan atmosfer, yang  sedapatnya umat manusia mampu menjaga air dari ekploitasi berlebihan. Bahkan Perserikatan Bangsa Bangsa mencanangkan Hari Air Sedunia yang jatuh pada setiap tanggal 22 Maret.

Prediksi PBB pada tahun 2050, penduduk dunia mengalami pertumbuhan di kisaran angka 2 miliar dan tentu saja ini dibarengi meningkatnya permintaan air yang diperkirakan hingga 30 %. 

Untuk peraturan tentang sumber daya air, Indonesia pun memiliki Undang Undang Nomor 7 Tahun 2004, namun dalam perjalanannya Undang Undang SDA dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi dan dengan pembatalan tersebut MK pemberlakukan kembali UU Nmor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.

Merawat Air Tanah Menyiapkan Bekal Yang Cukup Untuk Generasi Mendatang

Saat ini akses untuk mendapatkan air bersih yang bersumber dari air tanah masih terasa lebih gampang, tinggal membuka keran dan air pun mengalir, namun beberapa tahun mendatang permasalahan air sangat mungkin akan menjadi persoalan serius dan dapat memicu krisis di belahan dunia.

Faktanya bahwa baik itu manusia, hewan maupun tumbuh tumbuhan memerlukan air bagi keberlangsungannya. Perlu di ingat bahwa 98 % komposisi air di bumi yang kita huni ini adalah air asin, dan 2 % merupakan air tawar yang layak konsumsi.

Sebelum benar benar krisis air mendera, ada beberapa hal yang patut kita perhatikan dan lakukan agar mampu menghemat air, salah satunya adalah bisa kita lakukan dengan cara tidak mandi terlalu lama yang cenderung menghabiskan banyak air, meski kelihatan sepele namun jika itu di lakukan oleh jutaan orang tentu buang buang air ketika mandi akan menguras air dan otomatis cadangan air pun terkuras.

Sungai yang bersih dan tidak tercemar dambaan kita semua(dokpri)
Sungai yang bersih dan tidak tercemar dambaan kita semua(dokpri)
Ada juga upaya yang bisa kita lakukan yakni dengan menjaga lingkungan, mengapa kudu dilakukan? Dengan menjaga lingkungan ada usaha agar sumber air yang kita konsumsi tidak tercemar, apa jadinya jika sampah berserakan dan memenuhi sungai atau pun got got pemukiman karena akan berdampak dengan lestarinya air yang digunakan oleh makhluk hidup seperti kita. 

Mantan Menteri Lingkungan Hidup di era Orde Baru, Prof Emil Samil menyatakan" Lingkungan hidup adalah segala benda, kondisi keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia."

Saatnya sekarang bersama sama untuk menjaga lingkungan agar generasi mendatang dapat menikmati air bersih dan upaya tersebut dilakukan oleh generasi saat ini.

Menjadikan Issue Pencemaran Air Tanah Merupakan Issue Kolektif

Jika menilik tentang isu pencemaran lingkungan ataupun pencemaran pada air tanah, rujukannya adalah daerah perkotaan yang sering disebut, namun kita abai bahwa daerah pedesaan pun terdampak, seperti yang di tuturkan Direktur Forest and Fresh Water dari World Wild Life(WWF) Indonesia Irwan Gunawan yang menyatakan bahwa 25,1 % desa di Indonesia air tanahnya tercemar dan 2,7 persen tercemar dengan sangat berat. Desa yang identik dengan keasrian tempatnya dan lingkungan yang teduh ternyata tak bisa menghindari dari ancaman pencemaran.

Meski memiliki Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup yang memuat pasal 98 yang berbunyi" setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Di pidana dengan pidana penjara paling singkat tiga tahun dan paling lama 10 sepuluh tahun dan denda paling sedikit Rp 3 miliar dan paling banyak Rp 10 miliar."

Namun isue isue lingkungan hidup ataupun tentang air tanah yang tercemar masih kalah pamor dengan isue politik, padahal perilaku pihak pihak yang mencemari lingkungan secara sadar dan sengaja memiliki daya rusak yang luar biasa bagi kelangsungan kehidupan. 

Saatnya kini kita secara bersama sama mampu lebih peduli dengan lingkungan hidup dan berupaya agar pencemaran lingkungan di Indonesia dapat dihentikan agar masa depan bangsa ini lebih cerah jika masyarakatnya peduli lingkungan dan juga air tanah.

Yuk Bergandengan Tangan Untuk Dunia yang Indah Dengan Menjaga Kualitas Air Tanah

Bila kita bijak maka kebaikan yang di dapat, jika sembrono dan abai maka keburukan yang akan menimpa kita, begitu pun dengan apa yang kita lakukan terhadap air tanah, ekploitasi yang berlebih demi keuntungan semata akan memberi ruang terjadinya degradasi kualitas air tanah. Jangan semata mata mengejar berlipat lipat laba namun pada akhirnya air tanah menurun dan sangat mungkin terjadi intrusi atau air asin yang mencemari air tanah. 

Pakar Tata Air Tanah Asep Mulyana memaparkan jika ekploitasi berlebihan oleh pengelola gedung tinggi di ibu kota bisa menyebabkan tekanan air tanah dalam di daratan melemah. Berkurangnya volume air tawar membuat tekanan air tanah dalam di pesisir pantai kemudian mendesak.

Menyelamatkan lingkungan tak mesti menjadi super hero dulu atau menjadi pahlawan berwajah tampan, hal hal yang sederhana seperti membuat resapan air berupa biopori dari bahan bahan yang mudah di dapat, lubang biopori memiliki keunikan sebagai alat resapan air dan juga menampung sampah sampah organik yang akan menjadi kompos. Biopori mampu menjadi resapan air, semakin banyak biopori di buat maka semakan banyak pula air yang meresap.

Lubang biopori untuk resapan air(dokpri)
Lubang biopori untuk resapan air(dokpri)
Semoga yang kita ikhtiarkan menjaga lingkungan akan memberi kebaikan bagi sesama manusia, merawat lingkungan, merawat air tanah memberi kita kemungkinan untuk menjaga planet bumi yang satu satunya ini tetap terjaga, semoga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun