Jabatan calon presiden  nomor urut 01 Ma'ruf Amin yang menjabat sebagai Ketua Dewan pengawas Syariah di Bank Mandiri Syariah dan Bank BNI Syariah pernah dipersoalkan ketika sidang gugatan pilpres yang berlangsung di Mahkamah Konstitusi beberapa waktu lalu, yang menarik dari kasus ini adalah Komisi Pemilihan Umum membandingkan kasus KH Ma'ruf Amin dengan Mirah Sumirat yang merupakan calon anggota legislatif dari partai Gerindra. Polemik tentang jabatan capres nomor urut 01 dengan membandingkan caleg bernama Mirah Sumirat menjadi bagian persidangan di Mahkamah Konstitusi.
Sebenranya siapa sih Mirah Sumirat itu? Kok namanya di sebut sebut oleh KPU, Bawaslu dan juga kuasa hukum dari BPN, belum tahu dan familiar ya dengan sosok perempuan yang memakai hijab ini? Mirah Sumirat adalah seorang aktifis buruh perempuan, di tengah dominasi gender lelaki di kancah perburuhan nasional, hanya beberapa gelintir perempuan yang fokus untuk memperbaiki nasib buruh, dari yang sedikit itu muncullah nama Mirah Sumirat yang dalam lima tahun terakhir concern mengurus isu isu perburuhan nasional dan juga internasional.
Perempuan yang lahir pada tanggal 20 September 1974 ini merupakan presiden ASPEK Indonesia pertama yang bergender perempuan, memimpin federasi pekerja yang membidangi sektor jasa sejak tahun 2014, dan pada Kongres ASPEK Indonesia VII di selenggarakan di anjungan Lampung TMII, nama Mirah Sumirat mencuat sebagai kandidat kuat untuk kembali menakhodai ASPEK Indonesia periode 2014-2024. Aktifis buruh perempuan yang menamatkan gelar S1 nya di Universitas Islam Empat Lima, dalam Kongres ASPEK Indonesia yang di gelar pada tanggal 6-7 Juli 2019, ada satu nama kandidat lainnya untuk menjadi pesaing Mirah Sumirat sebagai presiden ASPEK Indonesia.
Dia adalah Encep Supriyadi yang merupakan Ketua Umum Serikat Pekerja Tip Top Super Market, menghadapi incumbent namun bagi Encep tidaklah menggoyahkan niatan untuk menjadi calon presiden ASPEK Indonesia di masa bakti lima tahun mendatang. Kongres ASPEK Indonesia VII memfokuskan tentang tantangan besar para pekerja menghadapi revolusi industri 4.0 dengan cara cara cerdas dan juga kekuatan serikat pekerja selayaknya lebih di sinergikan.
Jumlah delegasi yang berhak memberikan suara sebanyak 94 suara, dan dua nama bersaing untuk bisa menjadi orang nomor satu di organisasi pekerja ASPEK Indonesia, setelah melalui voting yang di lakukan secara terbuka, Mirah Sumirat di nyatakan sebagai pemenang dengan meraih 77 suara sedangkan Encep Supriyadi meraup 17 . Dengan hasil tersebut Mirah Sumirat dinyatakan sebagai pemenang dan menjadi presiden ASPEK Indonesia di periode 2019-2024.
Namun bersama 100 ribu buruh yang menjadi anggota ASPEK Indonesia maka tantangan tersebut merupakan peluang, selamat memimpin dan semoga tetap amanah wahai Ibu Presiden ASPEK Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H