Di penghujung Samber Ramadan yang di selenggarakan Kompasiana, nulis non stop 33 hari sepanjang bulan puasa dan bulan Syawal, mesti konsisten dan gaspol agar tidak kecolongan satu hari pun, soal target menang dan dapetin motor sebagai hadiah utama, rasanya bisa juga dapetin hihi, ngarep dotcom banget itu mah, tahu diri juga karena kompasianer yang ikutan pun tulisannya keren keren dan mencapai hits pembaca yang cukup tinggi.
Sebagai kompasianer yang angot angotan alias penulis kerap moody, menulis konstan sebulan penuh tanpa putus adalah prestasi tersendiri, meski mungkin tak didapuk sebagai pemenang, tapi sebenarnya saya sudah menang melawan diri sendiri dan tentu saja telah menang melawan rasa malas.
Ini adalah hari ke 33 untuk menulis di program Satu Ramadan Bercerita, ada Topik harian yang telah ditentukan, ada juga Misteri Topik, dan yang nulis adalah Topik Irawan haha, keseruan utama adalah mampukah sebulan penuh bisa menulis dengan beragam topik, dan juga bikin video pula.
Ramadhan kali ini membawa kesan yang begitu dalam, di antara waktu bekerja, melawan rasa kantuk, ternyata tuntas juga tantangan yang diberikan Kompasiana, soal menang atau kalah sih tentang rezeki masing masing kompasianer dan masalah takdir yang telah ditentukan.
Semangat Ramadhan tahun ini memberikan inspirasi, dengan segenap keyakinan yang menyertainya yakni bisa menaklukan tantangan menulis, meski memang sayang seribu sayang, target khatam Al Qur'an yang menjadi cita cita awal di bulan Ramadhan tahun ini tak tercapai, sedih rasanya.
Sedikit Pembaca Tapi Tak Patah Semangat
Ramadan kali ini begitu menggugah dan menginspirasi, adalah tantangan Samber THR yang "memaksa" Â konsisten menulis sebulan penuh tak bolong bolong harinya, dari mulai hari pertama hingga hari terakhir ramadan hingga masa "injury time" di bulan Syawal.
Oke deh nulis tiap hari, meski kenyataan bahwa rubrik yang berada di kanal Tebar Hikmah Ramadan yang diramu penulis sepi pembaca, paling top view pembaca di kisaran 100 view, bahkan ada tulisan yang di baca dibawah sepuluh pembaca, sedih mah udah pasti tapi nggak sampai mutung hehe, pan belum kelar juga deh THR Kompasiananya.
Dan hari ini adalah episode terakhir Tebar Hikmah Ramadan, rasanya sudah plong deh tuntaskan tugas, meski menulis di bulan puasa tapi kita mah asyikin aja....suer.
Spirit Ramadan Semangat Untuk Tetap Berkarya
Ramadhan memang bulan istimewa, saatnya melawan rasa malas, paling nggak enak tuh jika berangkat kerja di shift pagi, harus pagi pagi ke tempat kerja, saatnya ingin bermimpi dan tidur pulas, malah kudu ngegeber roda dua dengan mata sepet.
Beruntung bisa selamat sampai tujuan, dan jelang jam kerja bisa rebahan dikit dah. Bulan ramadan meski harus menahan lapar dan haus tapi kerja jalan terus dengan ritme seperti hari biasa, sebenarnya apa yang kita lakukan belum seberapa dibanding zaman terdahulu yang melewati ramadan dengan beragam pertempuran mempertahankan keimanan.
Dan merdekanya bangsa Indonesia terjadi saat di bulan puasa, para pendiri bangsa ini memberikan teladan terhebat dengan memproklamasikan negeri yang terjajah menjadi negara berdaulat di saat bulan suci ramadan.
Bukber Melatih Kebersamaan Dan Juga Menjaga Ukwah
Buka bersama di lingkungan rumah pun terasa khidmat, berada di gang Mawar dan menikmati bukber bersama tetangga. Dimasjid komplek perumahan pun menyediakan takjil berbuka, sebuah kata yang perlu digaris bawahi adalah bukber adalah hal yang memperkuat ukwah dan melatih kesabaran.
Inspirasi Ramadhan Untuk Sebelas Bulan Berikutnya
Sebulan berpuasa dan nantinya adalah bekal ruhani bagi sebelas bulan yang akan dilewati, gemblengan kuat akan menjadi sumbu utama melangkah, dengan ramadan yang di jalani memberikan spirit agar tetap semangat menjalani kehidupan.
Semoga dengan adanya ramadan menjadi kawah Candradimuka agar tetap berbuat kebaikan di bulan bulan berikutnya, bulan ramadan memberikan pelajaran penting untuk bisa berbagi dan tetap menjadi pribadi yang inspiratif bagi orang lain.
Semoga tahun ini, bulan puasa yang kita jalani menjadikan kita menjadi insan yang bertakwa. Dengan segala kekurangan yang terjadi, semoga ramadan tahun ini memberikan pelajaran penting, betapa ibadah yang kita jalani menjadi kesholehan sosial sehingga hidup pun berguna untuk sesama.
Tebar Hikmah Ramadan salah satu hal yang memang memberikan nuansa spiritual berbeda, terima kasih atas kebersamaan yang kita punya, semoga ramadan tahun depan akan lebih epik lagi dibanding tahun ini, semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H