Secarik kertas telah terwarnai tinta, kutulis surat ini dengan setulus jiwa, semoga puluhan ribu buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja tetap membingkai bahagia di moment istimewa, karena engkau adalah saudara kami meski tidak sedarah.
Salam hormat dari sesama buruh, ingatlah ini sahabatku, engkau teman sejiwa dalam cita cita yang belum padam kami renda yakni buruh sejahtera dan adil makmur.
Hormat kami
Sesama kaum buruh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!