Pengendara motor memberikan sedekah di pinggir jalan(dokpri)
Jalan akan menjadi sumber pendapatan, dijalan yang menjadi lalu lalang kendaraan bermotor, kini di antara semrawutnya kendaraan hadir pula hiruk pikuk pengemis untuk mencari celah, mendulang kemungkinan mencari rupiah dengan berbekal baju compang camping, kecacatan fisik baik yang benar benar cacat ataupun cacat palsu dengan beragam trik.Â
Memasuki bulan suci Ramadhan, jumlah pengemis meningkat tajam dan memang akhirnya kita tidak bisa mengelak bahwa ada lubang yang terasa begitu memilukan antara kesejahteraan yang tidak merata dan orang orang yang memanfaatkan kesempatan dari orang yang mengharap pahala karena berderma.
Bersedekah memang sangat dianjurkan, menyayangi si papa yang serba kekurangan tentu saja hal terpuji, namun ternyata di jalan banyak sekali orang orang menjalani "profesi" sebagai peminta minta dan menjala rupiah demi rupiah, bukan melulu mencukupi kebutuhan akan makan namun hal hal yang sekunder hingga tersier, para peminta minta ini pun telah memilikinya.
Pernah dong mendengar berita yang sempat viral saat di tangkap satpol PP, di gerobak pengemis ditemukan gepokan uang yang membuat buruh pun melongo, gaji buruh yang kisaran empat jutaan di daerah Jabodetabek, tapi si pengemis mampu meraup uang jutaan rupiah.
Ada juga seorang pengemis di daerah Bogor yang setiap hari "beroperasi" diantar mobil yang ditenggarai miliknya, fenomena yang sungguh luar biasa untuk ukuran pengemis yang mengandalkan belas kasihan.
Berkelompok Dan Kembali Lagi Untuk Setoran
Di sudut pasar baru Cikarang beberapa tahun lalu saat penulis bekerja di salah satu pasar swalayan, matahari belum terlalu tinggi dan lalu lalang orang berbelanja pun belum terlalu ramai, seorang perempuan paruh baya sedang di kelilingi beberapa bocah dengan pakaian lusuh, dan tampaknya si perempuan paruh baya sedang " membriefing" bocah bocah untuk mengemis di beberapa titik kota Cikarang, setelah itu bocah bocah pun menyebar di tempat yang telah di tentukan.Â
Mereka mengemis di sekitaran perempatan atau tempat tempat yang dianggap strategis. Kemudian di sore hari bocah bocah berpakaian lusuh pun menyetorkan penghasilan yang di dapatkan  kepada si perempuan yang tadi pagi mengumpulkan bocah bocah untuk mengemis.
Dari plastik kumal bekas bungkus permen, berhamburan uang kertas dan logam berhamburan dan dengan cekatan si perempuan mengumpulkan uang uang tersebut.
Tadinya pernah tak percaya saat ada orang yang bercerita bahwa pengemis pengemis itu di koordinasi dan ada yang menjadi koordinatornya, penulis pikir itu hanya isapan jempol belaka, kalau tidak melihat langsung kejadian di sudut pasar baru Cikarang, rasanya tak percaya apa yang dikatakan orang orang tentang kelompok kelompok pengemis yang terkoordinasi.
Indonesia Negara Yang Paling Dermawan Di Dunia
Tahun 2018,Charities Aid Foundation merilis Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia, Indonesia dikenal sebagai negara paling royal untuk berdonasi, di sisi lain kita senang dengan apa yang di lakukan CAF untuk memperingkat negara negara di dunia dan Indonesia menempati peringkat terbaik.
Di sisi lain pengemis pun makin membeludak, apalagi di saat bulan suci ramadhan seperti saat ini, jajaran wajah wajah baru pengemis memadati masjid masjid raya dan memasang wajah memelas, memanfaatkan kesakralan bulan suci dan menjala rupiah demi menangguk keuntungan pribadi, sebuah wajah yang membuat miris karena sebenarnya agama Islam menganjurkan agar setiap insan selayaknya bekerja  dan jangan sampai menghinakan diri untuk meminta minta.
Semoga saja tumbuh kesadaran di masyarakat untuk tidak meminta minta, apalagi secara fisik tidaklah bisa dikatakan orang itu tak berdaya.
Berderma kepada Lembaga Terpercaya Sebuah Keniscayaan
Saat ini telah banyak lembaga lembaga yang mengurusi tentang Zakat Infaq Shadaqah, donasi yang kita berikan dapat diakes kemana dana terkumpul dan kemana disalurkan, transparansi menjadi bagian penting dalam pengelolaan dana umat.
Dengan menyalurkan zakat kepada lembaga yang kredibel akan memberi rasa nyaman karena harta yang kita salurkan dapat tepat sasaran. Pemberdayaan umat lebih terarah. Ketika penulis menyambangi pasar ramadhan yang di gelar menjelang buka puasa, sebuah gerobak jualan dengan tulisan sebuah lembaga zakat nasional.
Ini menjadi hal yang menarik, lembaga zakat mengoptimalkan ekonomi umat dan mengajak menjadi enterpreneurship, kewiraausahaan, bila kita berikhtiar tentu selalu ada jalan. Ada pengentasan agar umat terlepas dari kemisikinan, bukankah miskin itu lebih dekat dengan kekufuran.
Boleh berderma, bersedekah ataupun memberikan pertolongan kepada kaum papa, namun jika tepat sasaran maka hati pun menjadi tenang, semoga kita bisa memilah dan memilih kepada siapa kita berikan harta yang kita punya.Semoga apa yang kita sedekahkan menjadi amal kebajikan bagi kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H