Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Panen Pahala untuk Kedua Capres

19 Desember 2018   08:14 Diperbarui: 19 Desember 2018   12:24 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beda pilihan jangan saling menghujat(dok:FB Dede Syarifudin)

Coba buka facebook hari ini dan lihat timeline yang berseliweran saban menit, selalu riuh dengan kalimat saling cela antar pendukung capres, tautan berita jadi nggak penting dan yang terdengar menggelegak adalah komentar komentar netizen dengan kemahabenaran pendapatnya.

Yang konyol adalah cuitan yang menghujat dan cenderung asal bunyi dan keluar dari kontek dan subtansi sebuah berita. 

Hamburan kata kata nama nama hewan kebon binatang muncul, belum lagi hadirnya kata kata nyentrik yang sehari hari keluar dari tubuh manusia.

Bikin kepala geleng geleng dan ini menjadi pembelajaran bagi kita semua tentang tata krama.
Pak Jokowi dan pak Prabowo maju sebagai calon presiden adalah keniscayaan bagi republik ini, dan mereka saat ini menjadi putera terbaik bangsa untuk memimpin Nusantara.

Yang sangat disayangkan adalah tak santunnya para pencela yang setiap hari memuntahkan aneka kalimat menghujat. 

Di titik ini semestinya pak Jokowi dan pak Prabowo bisa tersenyum,semakin dihujat maka tabungan pahala mereka akan terus berlanjut, patut kita renungkan apa yang pernah  Buya Yahya sampaikan dalam ceramahnya.

Jangan musuhan gara gara pilihan presiden, jangan gunakan jemari kita untuk mengetik dan menjadi ajang permusuhan, nasehat bijak dari kyai karismatik dari pondok pesantren Al Bahjah,Cirebon.

Jangan sampai pahala yang kita kumpulkan dengan susah payah malah menjadi milik capres gara gara keseringannya kita menghujat mereka di media sosial.

Ayo kita semua lebih menahan diri untuk tidak sembarangan berkomentar secara sadis apalagi tidak disertai data data yang mumpuni, hanya berdasar asumsi.Ah semoga pilpres ini tetap menyatukan kita semua meski pilihan memang tak bisa dipaksakan.(terinspirasi dari postingan FB Dede Syarifudin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun