Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Sekuat Inikah Kontingen Indonesia di Asian Games 2022?

27 Agustus 2018   21:19 Diperbarui: 27 Agustus 2018   21:34 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia juara umum untuk cabang olah raga Pencak Silat/sumber: Antara Foto

Hingga saat ini 10 hari pelaksanaan Asian Games 2018, kontingen Indonesia memanen medali emas dari beragam cabang, 8 medali emas disumbang cabor pencak silat, jawara jawara nusantara menyapu medali tertinggi dan menambah pundi pundi emas hingga berada di urutan 4 besar klasemen sebagai negara yang berhasil meraup emas.

China memang saat ini tak tergoyahkan di urutan pertama. Negeri Tirai Bambu itu memang berulang kali menjadi juara umum di event olahraga terbesar se-Asia. Jepang membuntuti di posisi runner up dan Korea Selatan bertengger pada urutan 3.

Asian Games memang belum usai, dan peluang kontingen merah putih meraih emas cukup mempunyai peluang, inilah event Asian Games di mana secara signifikan Indonesia mampu meraih emas lebih dari hitungan jari.

Dari tiga kali Asian Games terakhir, tim merah putih selalu gagal masuk 10 besar negara pengumpul medali terbanyak.

Di Asian Games Busan 2002, misalnya, kontingen Indonesia berada di urutan 14 dengan raihan 4 emas, 7 perak dan 12 perunggu.

Nasib buruk terjadi saat Asian Games diselenggarakan di Doha pada tahun 2006, Indonesia bahkan terlempar dari posisi 20 besar dan hanya mendulang 2 emas, 4 perak serta 14 perunggu.

Empat tahun lalu di Guangzhou, Indonesia memperbaiki peringkat dengan menduduki urutan ke-15 dengan torehan 4 emas, 9 perak dan 13 perunggu.

Saat ini, ketika Indonesia menjadi tuan rumah, medali emas yang biasanya seret didapat, bisa terkumpul cukup banyak berkat kegigihan atlet-atlet kita.

Alhamdulillah target untuk meraih 16 emas bisa terlampaui dan ini merupakan kemenangan bagi bangsa Indonesia. Beberapa cabang yang baru di pertandingkan bisa meraih torehan emas.

Pencak silat meraih 8 keping emas, jet ski pun meraih emas, sport climbing juga ikut mengharumkan nama bangsa.

Namun empat tahun ke depan ketika China giliran mendapat jatah tuan rumah, Asian Games 2022, mampukah atlet kita berbicara banyak dan mendapat point tertinggi dan meraih medali emas.

Di luar pelaksanaan Asian Games 1962 dan 2018, sangat jarang atlet atlet kita membawa pulang emas dengan signifikan.

Mampukah nantinya kontingen merah putih meraih emas tanpa mengandalkan cabang pencak silat yang mungkin saja tidak di pertandingkan oleh tuan rumah, kuatkah kita mendulang kembali emas emas yang di raih saat ini?

Sebuah tanda tanya besar, sebuah upaya yang harus kita renungkan bersama, belum lagi nanti pelaksanaan Olimpiade 2020 di Tokyo, dua tahun bukanlah waktu yang lama, dan seharusnya pemangku kebijakan olahraga di negeri ini jangan terlalu euforia dengan pencapaian spektakuler Asian Games di Jakarta dan Palembang ini.

Perlu pula kita mengedepankan sport science yang meliputi disiplin beragam keilmuan seperti fisioterapi dan rehabilitasi, ilmu kepelatihan, fisik, relaksasi, gizi, kedokteran, fisik dan juga bagian penelitian.

Dengan pola terpadu tersebut atlet mampu mengoptimalkan kebugaran dan siap tanding di berbagai event.

Di tengah kegembiraan saat ini di mana atlet atlet nasional mulai bertaji dengan merebut emas demi emas, namun perlu juga memikirkan empat tahun ke depan apakah kita akan berprestasi, minimal tidak terlempar dari 10 besar ketika mengikuti Asian Games ke-19 di Hangzhau China.

KOI sebagai induk organisasi olah raga di Indonesia dari sekarang bisa memetakan olah raga unggulan yang mampu mendulang medali. Jangan lupa juga bahwa atletik, renang dan juga senam adalah lumbung medali.

Selamat untuk atlet-atlet yang telah berjuang sepenuh tenaga, keringat dan air mata. Semoga empat tahun ke depan, atlet Indonesia tetap bersinar dan meraih emas sebanyak yang di dapat tahun ini.

Kita juga perlu meniru bagaimana cara China yang mampu bertahan menjadi juara umum sejak tahun 1982 dan mematahkan dominasi Jepang yang selalu rutin menjadi juara umum sejak tahun 1951.

Dan jangan lupa bahwa di tahun 2022 ada babak baru dalam cabor Asiang Games, di rencanakan e-sport dipertandingkan.

Penikmat olah raga bukan melulu bisa menyaksikan atlet bertanding di cabang cabang olah raga konvensional namun dengan maraknya anak muda di Asia menikmati permainan seperti Pro Evolution Soccer, League of Legend, Clash Royale, Arena of Valor, Clash Royale Heartstone atau Starcraft. Ini pun jika di pertandingkan secara resmi akan menjadi potensi meraih medali.

Semoga kontingen Indonesia mampu berprestasi stabil untuk berlaga empat tahun mendatang di Hangzhau. Semoga atlet Indonesia sekuat sekarang di empat tahun mendatang, jangan sampai apa yang kita capai hari ini malah melayang begitu saja.

Perlu komitmen dari pemerintahan untuk terus membina prestasi olah raga, siapa pun nanti pemimpinnya.

Semoga pemerintah  Indonesia bersedia menggelontorkan APBN lebih besar lagi untuk mengawal perkembangan olah raga di Indonesia.

Dan pada muaranya adalah atlet atlet Indonesia mampu berbicara di event Olimpiade tanpa menggantungkan harapan kepada bulu tangkis semata untuk meraih medali, namun semua cabor pun punya peluang mendapatkan medali.

Hingga saat ini pihak swasta pun seperti APP Sinar Mas tetap konsisten membantu mengembangkan dunia olah raga tanah air, sebuah upaya yang mulia dan sepatutnya kita mendukung penuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun