Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hitam Putih Penggunaan Plastik dan Dampak bagi Lingkungan

20 Agustus 2018   09:32 Diperbarui: 20 Agustus 2018   09:39 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

    

Alexander Parkes mungkin tak akan pernah menyangka bahwa Parkesine yang merupakan cikal bakal plastik modern dan di perkenalkan pada eksibisi internasional di Londan pada tahun 1862 telah mengalami kemajuan dalam bentuk phisiknya dan tentu saja kegunaan yang begitu meluas ke seluruh dunia. Begitu juga dengan Leo Baekelend yang menemukan formula Bakelite dan merupakan plastik sintetis di dunia.

Penggunaan plastik di dunia memang begitu dahsyat, industri otomotif pun kini memasukan plastik sebagai bagian komponennya, belum lagi keseharian kita yang tak bisa lepas dengan benda yang namanya plastik. Namun ternyata efek plastik juga menjadi permasalahan yang cukup serius. Sampah plastik menjadi masalah yang cukup pelik, dari rentang tahun 2012 hingga 2016, peingkatan jumlah sampah plastik mencapai 5 %. Sesuatu yang merisaukan, isue sampah plastik, pola masyarakat yang cenderung buang sampah sembarangan juga turut memberi andil terhadap peningkatan volume sampah plastik.

Tak heran akhirnya laut yang kita miliki, alih alih banyak ikannya malah sekarang sampah plastik juga tak kalah banyak. Perlu kepedulian kolektif agar sampah plastik dapat di kendalikan, coba bayangkan deh sebenarnya penggunaan wadah plastik hanyalah beberapa jenak, misal sedang berbelanja, usai belanja  akhirnya wadah yang terbuat dari plastik itu terbuang juga dan tumpukan sampah terus terjadi.

Sungai Dan Laut Bukan Tempat Sampah Raksasa

Kita pengennya sih mempunyai rumah dan juga halaman yang resik, maka di sapulah rumah dan membuang sampah agar terlihat bersih dan rapih, nggak ada yang salah dari semua itu namun sampah rumah tangga tak melulu berakhir di halaman rumah, dengan di ikat plastik tanpa tedeng aling aling sampah pun di buang ke sungai tanpa merasa berdosa. Bisa di tebak akhirnya sungai pun di penuhi sampah sampah rumah tangga, belum lagi perilaku buruk pabrik pabrik yang juga membuang limbahnya ke sungai.

Sungai pun tercemar limbah rumah tangga dan industri secara bersamaan. Liatlah juga sungai Citarum yang memiliki panjang 297 kilomter yang membentang mulai dari wilayah Bandung, Purwakarta, Karawang hingga Bekasi. 

Citarum yang merupakan sungai dengan pasokan airnya yang memasuk suplai air minum untuk penduduk Jakarta dan sekitarnya kini mengalami pencemaran yang begitu luar biasa, perlu kesadaran bersama bahwa Citarum perlu di jaga dari sampah plastik. Penggunaan sampah plastik di Indonesia relatif tinggi di dunia dan bahkan hanya kalah dari negara China, dampak dari Citarum yang di jejali sampah tentu mempunyai efek ke arah kerusakan biota yang menghuni Citarum, ikan pun tercemar dan bukan saja di sungai namun laut pun ketiban apes dari perilaku sembarangn buang sampah plastik.

Sifat kimiawi plastik yang susah terurai sesungguhnya problem terbesar yang saat ini menghantui lingkungan, jika kita tidak bijak menggunakan bahan yang terbuat dari plastik. Sungai dan laut bukanlah tempat sampah raksasa yang menampung jutaan metrik ton sampah, perlu kedewasaan cara berpikir kita bahwa membuang sampah secara serampangan merupakan perbuatan tercela.

Diet Pemakaian Barang Barang Yang Terbuat dari Plastik

Bukan melulu tentang asupan makanan ke dalam tubuh yang di kurangi dan itulah yang di sebut diet, saat ini kita perlu gerakan diet menggunakan barang barang yang terbuat dari plastik, data Direktur Pengelolaaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup yang menyatakan bahwa produksi sampah nasional mencapai 68,5 juta ton pertahunnya dan 16% adalah sampah plastik, hal ini merupakan renungan bagi kita semua dan tentu saja menjadi perhatian serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun