Bila mana ada impian Tukang Bubur Naik Haji dan di bikin berjilid jilid episodenya hingga beberapa musim di layar kaca, boleh dong mimpi yang sama di lakukan buruh, meski nggak populer, bermodal gaji pas UMK alias Upah Minimum Kota/ Kabupaten. Menyisihkan rupiah demi rupiah agar tujuan menuju Mekkah menjadi muara dan berangkat haji bukanlah mimpi namun di wujudkan meski perlu perjuangan “berdarah darah” dan menunggu bertahun lamanya.
Di dinding rumah rapi terpampang gambar Ka’Bah, konon bila kita ingin mewujudkan impian maka pasanglah gambar impian dan kelak satu ketika akan menjadi nyata, Allahualam tapi biarlah ini sebagai penghias mimpi, siapa tahu bisa terwujud gitu lho.
Tahun ini saya memutuskan kembali memakai jasa perbankan, dahulu pernah juga tapi putus sambung, ada beberapa produk perbankan syariah yang pernah saya gunakan. Mulai dari layanan BPR Syariah hingga Bank Syariah, sudah saatnya kembali ke cinta lama. Dengan langkah pasti saya menuju ke sebuah Bank Syariah yang berada di kawasan Tambun, lokasinya memang dekat dengan tempat kerja.
Berbekal foto copy KTP dan juga foto copy NPWP akhirnya setelah sekian lama vakum dari kegiatan di perbankan syariah. Hari itu resmi juga penulis mencicipi lagi perbankan syariah, jenis yang di pilih adalah tabungan untuk ongkos naik haji. Ada beberapa alasan mengapa cinta datang bersemi kembali bersama bank syariah, dan kini tak ada keraguan untuk memilih produk produk syariah. Ternyata cinta lama yang bersemi bisa di nikmati dengan senyum kebahagiaan, penulis contohnya dan rasa itu berarti sekali.
Hati Lebih Adem Saat Memutuskan Pilihan Ke Perbankan Syariah
Dahulu di era awal millenium, bank syariah nyaris bisa di hitung dengan tangan sebelah, masih sedikit bank yang total berbisnis secara syariah. Namun kini ada 13 Bank Umum Syariah, di tambah pula 21 Unit Usaha Syariah. Sebaran bank syariah dan unit usaha syariah bukan melulu di pulau Jawa namun sudah menyebar ke luar Jawa. Belum lagi dengan hadirnya 163 Bank Perkreditan Rakyat berbasis syariah.
Menabung di Bank Syariah Mandiri bagi penulis sangatlah tepat, bukan apa apa ternyata BSM masuk dalam 10 besar bank syariah di ASEAN di tilik dari sisi funding maupun financing. Tuh khan hati jadi adem gitu deh, nggak salah pilih ini mah, niat tulus dan hati suci semakin di tabalkan, semoga perjalanan menuju Mekkah bisa terwujud, amiin!
Menikmati Layanan Dengan Ketulusan Sepenuh Hati
Di kassa pun nasabah tak perlu kikuk karena kasir pun ramah menanyakan keperluan, dan membantu dengan senyumnya yang tulus. Kekuatan senyum membuat hati menjadi tentram, semoga wajah wajah cerah itu di muliakan.
Selain senyum yang tulus, pelayanan bank syariah di perluas untuk kenyamanan nasabah, karena keperluan perbankan tak melulu di jam kerja, ada saatnya kita perhubungan dengan bank di luar jam kerja dan di saat membutuhkan transaksi tanpa tersekat waktu. Bank Syariah terus memberikan layanan optimal dengan beragam fitur yang memudahkan nasabah untuk bertransaksi kapan pun di mana pun.
Jenis transaksi mulai tarik tunai, transfer antar rekening sesama bank maupun bank lain, pembayaran maupun pembelian hingga belanja bisa di lakukan. Selain itu ada juga layanan mobile banking yang memudahkan nasabah untuk bertransaksi. Sisi teknologi kekinian yang memanfaatkan jasa internet. Semua ada dan di layani sepenuh hati, makin nyaman deh dengan perbankan syariah.
Bank Syariah Menjawab Tantangan Di Era Milenial
Selain itu penetrasi perbankan syariah masih belum di katakan memuaskan, penduduk dewasa dari rentang umur 15 hingga 55 tahun yang memiliki rekening di bank hanya 36,1%. Ini tantangan dan juga peluang yang cukup terbuka bagi perbankan syariah, pasar masih sangat potensial. Perlu kampanye positif agar perbankan syariah terus menemukan momentumnya.
Era kekinian yang tak terlepas dari perkakas canggih, koneksi seakan menjadi jembatan penghubung, perlu edukasi mumpuni agar perbankan syariah pun bisa menyentuh generasi milenial, pengenalan perbankan syariah sejak dini terus di lakukan, banyak peribahasa di nusantara yang memuarakan bahwa gemar menabung sejak kecil akan memberi manfaat yang besar di kemudian hari.
Membeli barang bukan untuk gaya gayaan tapi memang benar di perlukan, pola konsumtif harus di hindari, dari pada foya foya mendingan di tabung. Sosialisasi perbankan syariah terus di galakan agar masyarakat dan terutama generasi milenial lebih paham tentang banyak manfaat kenapa harus perbankan syariah. Tren perbankan adalah kekinian yang tentu saja lintas keyakinan, lintas etnik lintas profesi ataupun lintas sosial.
Saatnya perbankan syariah menjawab tantangan era milenial, memanfaatkan kekepoan kaum milenial dan mampu beradaptasi dengan pasar adalah kunci bangkitnya kekuatan perbankan syariah di Indonesia. Dengan posisi Indonesia yang masuk sebagai Top 10 Largest Islamic Finance Economies 2016 merupakan modal awal untuk semakin mengepakan sayap perbankan syariah ke penjuru nusantara.
Semoga semakin sering up date perkembangan perbankan syariah dan juga user friendly agar memudahkan produk kepada nasabah memberikan peluang perbankan syariah semakin di lirik oleh generasi milenial, karena sebenarnya mereka lah pemilik masa depan dalam beberapa dekade mendatang.
Saatnya Melangitkan Mimpi
Quote menarik dari salah satu teman blogger penulis,” Ikhtiar itu wajib, masalah hasilnya seperti apa itu hak ALLAH. Jangan hanya punya mimpi tapi tidak berusaha mencapainya. Cukup menarik kalimat yang tertulis di timeline facebooknya.Salah satu upaya penulis saat ini adalah mengumpulkan rupiah demi rupiah, di jabanin melakoni shift malam meski harus melawan kantuk, rela untuk overtime agar menambah pundi pundi saat gajian nanti, bersiap ngebuzzer dengan harapan ada penghasilan, semua itu di lakukan untuk semua mimpi yang penulis meyakini ini adalah mimpi jutaan umat muslim lainnya di seluruh belahan dunia.
Kenapa harus di bank syariah? Masih banyak juga kok bank konvensional. Saat ini kemampuan bank konvensional dan bank syariah nyaris sama, pilihan bijak ya milih perbankan syariah lha, apa lagi untuk niat yang suci, semoga ALLAH membuka peluang untuk ke tanah suci, amin ya ALLAH.
Sesuatu yang fundamental dari perbankan syariah adalah adil, seimbang, mashlahat. Ada kesetiakawanan atau ukhuwah yang menjadi ruh nya, di lengkapi dengan syariah, akhlak dan akidah yang merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi. Irisan nilai dasar ekonomi syariah ternyata bersisian dengan nilai luhur bangsa Indonesia yakni masyarakat berke-Tuhanan Yang Maha Esa, adab dan moral yang tinggi, persatuan dan gotong royong, musyawarah untuk mufakat serta kesejahteraan bersama.
Pilihan telah tertunai, semoga ikhtiar bisa di tuntaskan, menabung di perbankan syariah untuk sebuah mimpi yang Insha ALLAH adalah keniscayaan. Meski harus bekerja keras, meski mungkin menunggu bertahun tahun lamanya, namun rasa aman pula yang menambatkan hati untuk memilih produk perbankan syariah. Semoga perbankan syariah akan terus berjaya di nusantara, merangkul setiap insan meski mungkin berbeda keyakinan, berlainan etnis ataupun tak sama saat berbahasa, namun yakinlah ada keberkahan di dalam perbankan syariah, salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H