Â
Karena penulis hanyalah blogger kampung ternyata pengalaman naik commuter line begitu terlambat di banding blogger blogger lain yang sering menggunakan kereta sebagai alat transportasi sehari hari, by the way lah dari pada nggak sama sekali akhirnya penulis pun mencicipi naik commuter line. Itu juga di kipasi oleh Mbak Arum yang kebetulan teman satu grup WA, dari pada penasaran makanya di nekadin aja jajal commuter line meski sebelum hari H naik kereta tanya sana sini kepada orang yang pernah naik commuter line.
Hari Minggu tanggal 21 Agustus 2016 menuju stasiun Bekasi, setelah memarkirkan motor lalu menuju loket, antrian hari Minggu di stasiun Bekasi tidak terlalu padat, mungkin karena hari libur tapi entahlah jika hari kerja yang konon katanya jubelan penumpang ampun ampunan. Karena saya punya kartu Flazz si Kriko Kompasiana yang bisa di gunakan di commuter line tetapi si kartu harus di’tap’ dulu untuk mengecek saldo setelah itu baru bisa memasuki gerbang stasiun.
Widihhh akhirnya naik commuter line juga nih bisik penulis dalam hati, setelah bertanya kemana arah stasiun Rawa Buntu, dengan ramah petugas kereta menyebut ke Manggarai untuk transit dan nantinya di lanjut ke Tanah Abang.Beruntung karena hari libur maka kereta pun belum terisi penuh, masih bisa duduk dan mengamati penumpang yang hilir mudik, beberapa jenak kemudian sebuah suara merdu berkumandang bahwa kereta akan segera berangat.
Commuter pun melaju dan beberapa stasiun pun di lalui, tak terasa Manggarai sudah di capai hanya beberapa menit, turun di Manggarai dan menuju Tanah Abang tapi sambil tanya tanya dengan petugas kereta lho hehehe, kereta menuju stasiun Tanah Abang namun kali ini berdiri karena commuter line penuh namun nggak apa apa sih, stasiun Tanah Abang di jangkau sekitar 15 menitan atau lebih dikit deh.
Suasana stasiun Tanah Abang sangat akomodatif bagi penumpang beberapa jalur memisahkan ke arah mana para penumpang, setelah bertanya(lagi) ke petugas commuter line akhirnya penulis di sarankan naik ke lantai satu untuk berpindah jalur ke arah tujuan akhir Maja, commuter line arah Maja ternyata penuh sesak namun suasana kereta masih nyaman dengan hembusan air conditioner, tak terasa perjalanan ke stasiun yang di tuju yaitu Rawa Buntu pun tercapai, dan penulis pun menunggu Mas Agung Han dan Mbak Arum.
Karena commuter line memang anti macet hihi, janji ngumpul jam setengah dua belas eh malah penulis sudah sampai jam sepuluh, alhasil selama satu jam lebih berada di stasiun Rawa Buntu, ternyata commuter line pancen oye untuk soal ketepatan waktu, tapi entahlah apakah ada jam jam di mana commuter line terlambat, Alllahualam. Ada beberapa catatan penulis tentang commuter line, di simak boleh, di lewatkan ya monggo, ini mah sekedar catatan saat naik commuter line versi blogger kampung.
Toilet Bersih Dan Yang Lebih Penting Gratis Bro
Pemandangan resik tergambar saat berada di toilet toilet yang berada di stasiun yang di leawati si commuter line, beberapa stasiun yang pernah di longok toiletnya oleh penulis adalah stasiun Bekasi, Manggarai, Tanah Abang, Rawa Buntu, Pondok Cina, Cawang. Ternyata toilet yang di kelola pihak commuter line begitu bersih dan juga rapi, kesan jorok dan kumuh terkikis, beruntungnya penumpang commuter line adalah jika menggunakan toilet tidak di pungut biaya alias gratis.
Mungkin ini service yang di berikan pihak commuter line bagi pelanggannya, bayangan penulis ternyata salah, di kira toilet commuter line bernasib seperti terminal terminal yang pernah di singgahi penulis, apek dan bau akan tetapi toilet di stasiun stasiun yang di lewati commuter line rata rata bersih dan juga resik, angkat topi untuk pelayanan keren ini, salut.
Soal Top Up Commuter Line Bisa Belajar Dari TransJakarta
Penulis kesulitan saat akan top up di stasiun dan akhirnya karena saldo kurang di pilihlah membeli kartu jaminan, saat menukarkan kartu di stasiun Bekasi walah malah antriannya panjang bingit, jika saja PT KAI Commuter Line menyediakan mesin top up seperti apa yang di lakukan TransJakarta mungkin akan lebih baik lagi sih jadi pengguna commuter line lebih nyaman dan tak perlu khawatir jika saldo sudah menipis
Bangku Prioritas Milik Siapa?
Hal yang membetot perhatian penulis saat menaiki commutter line adalah tentang bangku prioritas,di busway pun disediakan bangku spesial ini namun ternyata bangku yang semestinya di gunakan oleh kawan kawan difabel,ibu yang membawa anak kecil,perempuan hamil serta para manula sering di salah gunakan,sering kali orang orang'sehat' nggak mau kalah dengan penumpang yang seharusnya menggunakan bangku prioritas. Entahlah sebenarnya siapa yang seharusnya menduduki bangku ini?
Melihat seorang manula bersusah payah berdiri tapi kontrasnya seorang penumpang terlihat nyantai duduk di bangku prioritas tanpa rasa bersalah malah asyik ngobrol dengan nyamannya tanpa peduli kehadiran penumpang manula.
Entah apa yang terjadi saat commuter line saat suasana hari kerja,jubelan penumpang akankah menyisakan empati kepada orang yang berhak menggunakan bangku prioritas,semoga masih ada rasa belas kasihan untuk penumpang commuter line,tetapi terlihat juga beberapa kali petugas commuter line menyuruh orang yang sehat untuk segera pindah bila ada penumpang yang di prioritaskan untuk duduk di bangku sebenarnya yang menjadi hak mereka.
Â
Gerbong Wanita Sengitnya Fakta Atau Mitos?
Mbak Arum yang kesehariannya menggunakan commuter line bertutur bahwa ia lebih senang di gerbong biasa,commuter line memang menggunakan gerbong depan dan belakang yang di sediakan untuk kaum perempuan.
Namun seringkali gerbong khusus perempuan akan menjadi tempat paling sengit,mbak Arum berkata bahwa di gerbong biasa sering kali malah perempuan mendapatkan sikap simpatik yaitu para pria dengan legowo memberikan tempat duduknya.Berbeda dengan gerbong khusus yang malah para penumpang terkesan masa bodoh meski tahu siapa yang harus menjadi prioritas untuk duduk.
Cerita sengitnya gerbong wanita mengingatkan penulis tentang cuitan penumpang perempuan yang misuh misuh menyumpahi wanita hamil yang katanya mau enak sendiri.Kalau sudah begini cerita sengitnya gerbong wanita fakta atau mitos ya?
Bersih Di Dalam Kereta, Bersih Di Luar Kereta
Lantai gerbong yang mengkilat,temperatur udara yang menyejukan dan bangku layak untuk di duduki itulah gambaran commuter line,meski mungkin ini adalah gambaran sepintas.Penulis belum merasakan suasana rush kereta ketika jam kantor.
Namun upaya pihak commuter line untuk bebenah patut di apresiasi.Dulu suasana semrawut stasiun Bekasi begitu jelas,orang bisa sembarangan masuk dengan leluasa,tapi kini stasiun Bekasi sudah banyak berubah,tak ada lagi gelandangan tertidur di ujung peron,pedagang pun di atur agar tidak sumpek,dan kini tak semua orang bisa berada di stasiun.Suasana stasiun lebih rapi,untuk hal ini penulis kasih score 80 untuk kerapihan stasiun dan 75 untuk bersihnya gerbong,commuter line sekarang sudah benar benar berubah
Akses Commuter Line Bagi Semua Itu Hal Keren
Menurut info untuk tahun 2017 commuter line akan menuju Cikarang.Hal ini tentu menggembirakan penulis dan tentu saja warga Cikarang dan sekitarnya,akses commuter line lebih luas jangkauannya pastinya itu keren
Beberapa tahun mengalami perubahaan secara signifikan merupakan pencapaian yang positif,semoga dalam hal perawatan pihak commuter line tidak main main agar rasa nyaman di dapat,maju terus commuter line,inovasi kebersihan dan layanan membuat penulis makin menikmati saat menggunakan moda transfortasi massal ini,yuk naik kereta aman dan menyenangkan lho!
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H