Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kolaborasi Spirit Kaizen Dengan Semangat Gotong Royong,Sukses Toyota Indonesia dalam Aplikasi QCC

23 Agustus 2016   06:09 Diperbarui: 23 Agustus 2016   08:45 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Singapura meluncurkan Productivity Movement di tahun 1981, namun jauh sebelum itu mereka telah memulainya di tahun 1964 dengan membentuk Productivity unit. Jalan panjang Singapura dalam penerapan QCC kini telah terbukti, negara kecil yang bertetangga dengan Indonesia telah mampu menembus tiga besar Global Competitiveness Index(GCI) di tahun 2010/2011 dan menduduki posisi runner up di tahun 2011/2012 dari 139 negara.

Sekali lagi pencapaian ini tidaklah instan melainkan kerja keras selama bertahun tahun, jejak gemilang aplikasi QCC di Singapura ternyata di ikuti juga oleh negara di belahan benua Afrika, Burkina Faso dan Botswana, adaptasi QCC di Burkina Faso di mulai pada tahun 1989 sedangkan Botswana di mulai saat tahun 90an dengan presiden Sir Ketumile Masire yang meminta bantuan Perdana Menteri Singapura Goh Chok Tong.

Penerapan QCC di Botswana selama 23 tahun namun Botswana belum membuat perkembangan yang sutansial dalam menerjemahkan peningkatan kepedulian, menurut GCI tahun 2009/2010, peringkat Botswana berperingkat ke 66, pada tahun 2011/2012 malah peringkat Botswana melorot ke rangking 88, program perbaikan prudktivitas berjalan dua dekade namun dampaknya belum sesuai harapan.

Semangat kaizen bila kita miliki maka peluang keberhasilan dalam melejitkan produktvitas sebagai suatu bangsa sangat besar, kaizen menekankan kesabaran, daya tahan dan juga orientasi penyempurnaan suatu proses. Budaya Kaizen menurut Padang Wicaksono S.E.,Ph.D selaku Deputi Program Direktur untuk Pendidikan Riset, dan Kemahasiswaan Program Vokasi Univeristas Indonesia, aspek budaya kita menekankan hasil serba cepat(instant).

Namun bukan berarti bangsa Indonesia tidak bisa menerapkan QCC, langkah yang mungkin bisa adalah dengan menerapkan kurikulum pendidikan lebih dini dan berjenjang mulai dari Pendidikan usia dini,SD, SMP dan SMA.

Beruntung Bisa Belajar Perubahan Tiada Henti Ala Toyota

Dengan nara sumber yang berkompeten, penulis merasa beruntung berada di acara peluncuran buku “Perubahan Tiada Henti” api spirit kaizen ternyata bisa di aplikasikan di perusahaan dan juga negara. Hal hal perubahan telah membuka mata penulis bahwa setiap insan bisa berubah ke arah positif, beruntung banget hadir dan juga bertemu dengan Joice Tauris Sakti sebagai penulis buku.

Sudah saatnya memang bangsa ini memiliki semangat perubahan, Toyota Indonesia telah melakukan QCC selama 25 tahun terakhir dan ini membuktikan bahwa bangsa Indonesia pun, wabil khusus karyawan Toyota Indonesia sebenarnya sangat mampu berubah ke arah positif, semoga ini menyemai bibit perubahan untuk Indonesia pada umumnya.

Maju terus Indonesia dan di usianya yang ke 71 ini, semoga perubahan positif akan terus terjadi dan virus kaizen mampu menerjemahkan arti dari sebuahan perubahan agar Indonesia terus berkarya dan bekerja nyata, salam.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun