Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kolaborasi Spirit Kaizen Dengan Semangat Gotong Royong,Sukses Toyota Indonesia dalam Aplikasi QCC

23 Agustus 2016   06:09 Diperbarui: 23 Agustus 2016   08:45 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun Toyota bukanlah perusahaan profit oriented, bahwa pekerja adalah sebuah bagian dari keluarga besar yang harus di rawat sebagai manusia seutuhnya, dengan tagline Membangun manusia sebelum membuat produk adalah simbol Toyota mengimplementasikan sumber daya manusia sangatlah berharga.

Salah satu pilar penting adalah Toyota Production System(TPS) yang melejitkan mutu sumber daya manusia di Toyota sehingga mutu produk dan layanan konsumen pun terjaga. TPS hadir memberikan pekerja rasa nyaman, keselamatan, serta kepuasan pekerja. TPS memberikan perusahaan fleksibilitas untuk dapat merespon pasar, mendapatkan keuntungan melalui pengurangan biaya dan kesejahteraan dalam jangka panjang.

TPS menjaga agar karyawan memiliki rasa kebanggaan dan selalu efisien dalam bekerja, dan konsep 5S merupakan panduan dengan cakupan Seiri berarti ringkas, Seiton artinya rapi, Seiso mempunyai makna resik, Seiketsu berarti rawat dan Shitsuke yang berarti rajin.

Kini Toyota memetik hasil dari apa yang di tanam berpuluh tahun silam, begitu pun apa yang terjadi di Toyota Indonesia. Perjalanan 25 tahun QCC Toyota Indonesia memberikan andil yang begitu signifikan, perusahaan multinasional  hingga Maret 2014 memperkerjakan 338.875 karyawan di seluruh dunia, dari jumlah produksi bahwa di tahun 2012 Toyota produsn otomotif terbesar di dunia. Toyota memproduksi lebih dari 10 juta unit kendaraan setiap tahunnya.

Dan di Indonesia pada kenyataannya Toyota merupakan merk mobil favorit konsumen dengan berbagai varian yang merupakan Local Production Model mulai jenis hatcback, sedan, MPV, SUV hingga varian commercial. Moto Toyota yakni we make people before we make product bukan bualan pemanis korporasi namun di laksanakan dengan sebenarnya dengan berbagai cara dan salah satu konkritnya adalah membangun Learninhg Center di pabrik Toyota Indonesia Karawang dan juga Sunter.

QCC Teraplikasi Di Sebuah Negara? Kenapa Tidak!

30 tahun yang lalu sulit rasanya melihat bioskop atau pusat perbelanjaan memiliki toilet cantik dengan kebersihan prima ada di negeri ini, toilet seperti itu hanya ada di negara maju di belahan dunia seperti Jepang, negara negara Eropa atau Singapura. Namun kini apa yang dulu hanya bisa bermimpi dengan toilet bersih ternyata hadir di negeri kita.

Pusat perbelanjaan, tempat umum seperti terminal, bandar udara di Indonesia telah mempunyai konsep kebersihan yang sudah mulai menjadi budaya, perilaku positif ini tentu sangat menggembirakan. Sebuah qoute yang menarik dari Bob Azam Direktur PT TMMIN yang pantas kita renungkan “ Pelaksanaan QCC secara konsisten merupakan salah satu cara ampuh mengembangkan karyawan dalam jumlah banyak dengan waktu yang singkat. Budaya teamwork begitu kental di QCC melahirkan semangat mentoring di mana para senior  secara suka rela membantu para juniornya untuk terjun dan berpikir seorang engineer dalam aktivitas QCC ini.”

QCC tak hanya berhasil di tingkat perusahaan, lompatan sukses QCC menembus batas geografi sebuah bangsa, semangat kaizen menghujam dan memperbaiki keadaan suatu bangsa, beberapa negara yang sukses menerapkan QCC tanpa tersekat budaya membuktikan bahwa QCC bisa berlaku universal. Negara negara yang menerapkan QCC dari Jepang adalah negara seperti Singapura, Burkina Faso dan Botswana.

Kunci keberhasilan dari negara negara tersebut tak serta merta, ada tahun tahun pembelajaran yang akhirnya bermuara dengan keberhasilan negara tersebut menerapkan QCC, namun yang perlu di ingat bahwa negara tersebut mendesain dan mengimplementasikan  sebuah gerakan dengan beberapa mindset seperti komitmen yang kuat dari pemimpin, membangun organisasi inti yang bertanggung jawab terhadap perbaikan kualitas dan produktifitas.

Selain itu ada juga dukungan institusi dan mekanisme di tingkat pusat maupun lokal. Selanjutnya adalah kampanye masif untuk partisipasi massal, adanya otorisasi  dan standarisasi program pelatihan dan material. Hal penting lainnya adalah mengembangkan kapabilitas keahlian konsultan produktivitas dan manajemen swasta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun