Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

(Resensi Buku Hidup yang Lebih Berarti) Reportase Citizen Media Memotret Kreatifitas Wira Usaha Warga Biasa

20 Mei 2016   05:49 Diperbarui: 20 Mei 2016   07:06 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku yang membuat semangat berwira usaha akan berkobar(dokpri)

Kompasiana dengan lebih dari 300 ribu penulis yang terdaftar merupakan blog keroyokan terkemuka di tanah air saat ini, dengan aliran tulisan 24 jam non stop dan tak kurang seribu tulisan tayang setiap hari merupakan mata air literasi di era digital. Kerap terjadi pertempuran ide antara pro dan kontra, mulai tentang pemilihan presiden, pemilihan gubernur hingga pemilihan bintang dalam audisi pencarian bakat.

Gema tulisan warga biasa tak jarang mengguncang pemberitaan media mainstream, maka muncullah artikel yang malah meledakan dan menggegerkan khazanah berita di tanah air yang berawal dari tulisan kompasianer seperti kasus jilbab hitam, plagiasi tulisan Anggito Abimanyu hingga tulisan tentang Gayus Tambunan itu a.k.a Pakde Kartono yang menjadi kontroversi yang di bahas di media nasional.

Terlepas dari itu semua, prestasi lain adalah dengan banyaknya tulisan dari warga Kompasiana yang akhirnya menjadi sebuah buku, dari berbagai buku yang telah di terbitkan, salah satunya adalah buku dengan judul Hidup yang Lebih Berarti Berarti “Sosok Inspiratif untuk Dayakan Indonesia”. Buku bersampul oranye dan di dalamnya berisi tentang kisah kisah inspiratif warga biasa dengan segala perjuangannya yang sering kali di awal penuh dengan ejekan, hinaan dan cemoohan namun seiring berjalannya waktu, apa yang di upayakan menjadi sebuah hasil yang mengagumkan dan akhirnya orang orang yang tadinya sinis berbalik mendukung apa yang telah di lakukan.

Seperti kisah inspiratif berjudul Suwono Ubah Kotoran Manusia Jadi Pupuk Organik yang di tulis Kompasianer Nanang Diyanto, kisah ini menjadi menarik karena jarang sekali orang peduli dengan hal yang di anggap menjijikan,kotor dan tentu saja jorok, namun di balik semua itu tangan tangan kreatif akhirnya mengubah paradigma tentang jijik, kotor dan jorok itu. Adalah pak Suwono yang merintis usaha sedot wc di daerah Ponorogo, dari usaha yang boleh di bilang unik ini akhirnya berkembang menjadi sebuah upaya untuk mengembangkan pupuk organik yang bermanfaat bagi tanaman.

Dari pupuk organik dihasilkan beras dengan kualitas terbaik dan ada nilai yang bisa di jual, juga katul yang selama ini sering di gunakan untuk makanan unggas, malah memliki kandungan gizi tinggi dan telah di teliti di laboratorium UGM. Katul pun naik kelas dan gengsi, kini katul d jual per kilogramnya dengan banderol harga 60 rbu, konon katul baik di konsumsi untuk penderita darah tinggi, stroke dan juga diabetes. Dengan upaya pupuk organik ini pula akhirnya Pak Suwono telah menunaikan ibadah haji, selain itu pula banyak orang akhirnya belajar tentang pupuk organik, cita cita Pak Suwono adalah membuat agrowisata pertanian organik di Ponorogo dengan konsep tanaman yang tak tergantung dengan musim, ia pun berencana membuat pengairan hujan buatan bak air mancur dengan pompa air buatan luar negeri, keren!

Indonesia Belum Habis, Percayalah!

Coklat Nuhun produksi Alia,kreasi Kang Taryat dan isteri(dokpri)
Coklat Nuhun produksi Alia,kreasi Kang Taryat dan isteri(dokpri)
Secara kekuatan ekonomi Indonesia pernah di uji dengan krisis ekonomi yang berdampak luas terhadap aspek kehidupan berbangsa, namun dari krisis ekonomi itu pula memunculkan para enterpreneurship tangguh yang akhirnya menemukan dunianya bukan dunia karyawan namun mereka sekarang sudah menjadi bos bagi karyawan lainnya, sebuah lompatan mengagumkan dari sebuah keterpepetan. Akhirnya lahir para wira usaha baru dengan berbagai produk yang tak kalah mentereng dengan produk luar, percayalah Indonesia belum habis karena ada orang orang kreatif yang memanfaatkan ketidakberdayaan menjadi sebuah kekuatan agar terus bertarung dan melahirkan produk yang membanggakan.

Dalam acara Kompasiana Coverage Launcing Buku”Hidup yng Lebih Berarti” di Menara BTPN, hadir Andrie Darusman yang menjabat Daya Head Bank BTPN, Kang Pepih Nugraha dari Kompasiana. Selain itu nara sumber yang datang adalah Kang pengusaha coklat Alia dan penulis kompasiana Ibu Mejawati Oen yang juga karyanya masuk dalam buku Hidup yang Lebih Berarti.

Banyak program pemberdayaan yang di lakukan BTPN yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi lingkungan dan orang orang sekitarnya,salah satu yang merasakan program Daya Tumbuh Usaha dalam unit bisnis Mitra Usaha Rakyat adalah Kang Taryat yang telah berkibar sebagai pengusaha coklat dengan merk Alia, kini tak kurang 300 toko yang tersebar dari mulai Bogor, Jakarta, Sukabumi dan Cianjur memajang coklat Alia dan omzet perbulan dari coklat mencapai 20 hingga 30 juta,kreatifitaslah yang mengantarkan Kang Taryat yang dulunya pegawai biasa, kini menjadi pengusaha yang memiliki karyawan. Kegigihan Taryat membangun’kerajaan bisnis’ coklat Alia dapat di simak di halaman 121 dalam buku Hidup yang Lebih Berarti, tulisan membumi hasil racikan kompasianer berjilbab Mbak Khairunisa Maslichul yang pada acara launcing buku turut hadir di menara BTN.

Belum percaya bahwa orang Indonesia itu luar biasa? Makanya baca dulu buku Hidup yang Lebih Berarti dan temukan sosok sosok luar biasa yang “ditemukan” oleh para kompasianer, dari buku inilah saya jadi tahu banyak tentang manusia manusia Indonesia yang luar biasa itu.

Pekerja Seks Komersial Juga Manusia Biasa Punya Rasa Punya Hati

Banyak orang menganggap PSK adalah sampah masyarakat, aib dan juga harus di hindari, stereo type dan juga stigma untuk para PSK sangatlah negatif, namun hati orang siapa yang tahu, penggambaran paling pas tentang PSK adalah lagu Kupu Kupu Malam karya Titiek Puspa, namun penulis tak ingin membahas tentang sepak terjang kupu kupu malam di tempat prostitusi ya, namun ada hal lain yang bisa di kupas tentang PSK. Adalah Anik Sriwatiah yang dengan gigih melakukan upaya agar para mantan PSK di berdayakan sebagai manusia seutuhnya, di cintai dan di hargai.

Halaman 37 dalam buku Hidup yang Lebih Berarti menampilkan kisah inspiratif dari penulis Kompasiana Hadi Susanto dengan judul Anik Sriwatiah Gigih Berdayakan Mantan’Pekerja’ Lokalisasi Dupak Bangunsari. Tinggal di sebuah tempat dekat lokalisasi dan mempunyai usaha warung dengan omzet puluhan ribu rupiah, namun hati nurani tak bisa di bohongi bahwa dirinya sebenarnya tidak menginginkan berada di sebuah tempat prostitusi ,masa depan anaknya yang perempuan dalam bahaya besar jika tumbuh di lingkungan yang kurang baik, banyak faktor negatif yang bisa jadi dilihat dan didengar akan melekat dalam ingatan.

Hingga akhirnya pemkot Surabaya menutup lokalisasi pada tanggal 21 Desember 2012, inilah yang menjadi titik balik Anik, usai lokalisasi di tutup Anik makin rajin mengiuti berbagai keterampilan mulai dari memasak, menjahit, membuat bakso sampai belajar membuat hadycraft pun d jabanin Anik, tak ingin sendirian berhasil maka Anik pun mengajak mantan mucikari dan PSK ikut dalam pelatihan, walau awalnya tak mudah namun berkat kegigihan Anik akhirnya para mantan mucikari dan PSK pun bergabung jua dan membentuk Rumah Kreatif Kembang Melati.

Keset menjadi produk andalan Rumah Kreatif Kembang Melati, pengakuan ini terbukti dalam ajang UKM Kreatif Award tahun 2012 yang menobatkan keset besutan Anik dan kawan kawan sebagai produk terbaik. Namun ada juga pengalaman Anik yang sangat mendebarkan saat ia ingin mengajak warga di lokalisasi Dolly menjahit, namun warga lainnya menganggap Anik sebagai provokator untuk penutupan Dolly, tak pelak lagi Anik di keroyok sehingga hampir binasa namun Tuhan masih melindunginya. Pengalaman membahayakan di lokalisasi Dolly tak lantas Anik patah arang , ia malah semakin termotivasi untuk memberdayakan potensi orang lain meski orang tersebut adalah mantan PSK sekalipun, luar biasa memang.

Rumah Kreatif Kembang Melati tak melulu memproduksi keset, kini bisnis katering pun di garap untuk para lansia yang tinggal di Liponsos Surabaya, supla katering mulai terlaksana pada Oktober 2014, tak kurang paket 162 makanan di siapkan setiap hari. Rumah Kreatif Kembang Melati yang di pimpin Anik juga mulai membuat aneka kue kering dan permen. Terbukti bila mantan PSK dan mucikari di bina dengan cinta dan kasih sayang, mereka tumbuh sebagai perempuan tangguh sebagai pelaku wira usaha, karena mereka pun hanya manusia biasa.

Tidak Lulus SD, Bisa Apa sih?

Banyak orang silau dengan gelar yang bererot alias berantai di depan dan belakang nama, mengagungkan gelar yang di dapat sampai sampai harus mencantumkan seluruh gelar yang ada dalam kartu undangan, tak salah sih namun penting banget ya? Namun bila ada orang yang tak lulus sekolah bahkan ‘cuma’ Sekolah Dasar maka tatapan sinis pun terpatri, masih ingat tentang pengangkatan Susi Pudjiastuti sebagai menteri Kelautan dan Perikanan, cibiran datang karena ibu Susi Pudjiastuti hanya mengenyam pendidikan SMP.

Namun kiprah menteri Susi banyak di apresiasi karena kinerjanya. Begitu pun kita ‘dipaksa’ belajar dari kenyataan bahwa di buku Hidup yang Lebih Berarti di halaman 117, kita menemukan kisah mutiara yang di tulis kompasianer Isroi dengan judul yang menghentak nalar dan mengagetkan kita semua, tulisan itu berjudul Dominggus Nones: Tidak Lulus SD Koordinasi 3.505 Petani dengan Omzet 31,5 M

Gile loe Ndroo! 31 miliar tuh uang semua, bukan daun khan? Lha iya lah duit bro duit, meski tak lulus SD namun Oom Dominggus dengan kegigihannya budi daya pala organik di desa Dokulamo, Kecamatan Galela Barat,Kabupaten Halmahera Utara telah meraup keuntungan yang fantastis bersama kelompok tani Tarakani, harga biji pala organik yang relatif stabil sehingga menguntungkan para petani pala dan nilai jualnya pun sangat kompetitif sehingga banyak petani merasa di untungkan.

Oom Mingguss biasa Dominggus Nones di sebut, menanam pala secar organik tanpa menggunakan pupuk kimia, pala di tanam dan di biarkan tumbuh dengan sendirinya, datang ke kebun di saat panen dengan memetik pala yang matang pohon atau biji pala berjatuhan dan setelah itu di jemur, Om Dominggus mengambil bijinya dan buah palanya membusuk dan menjadi kompos alami yang menyuburkan tanaman. Dari usaha pala organik inilah Oom Minggus dan kelompok tani Tarakani mampu meraih omzet dengan angka miliaran, jadi siapa bilang bahwa seseorang yang tak lulus SD tak bisa apa apa, angkat top untuk Oom Minggus nih.

BTPN Mempersiapkan Generasi Emas Wira Usaha Nusantara

Berdiri sejak tahun 1958 di kota kembang Bandung, kini BTPN terus berkembang sebagai salah satu bank terkemuka di tanah air dan hebatnya adalah bahwa tak melulu BTPN berorientasi pada profit, di sisi lain bank yang dulunya berkantor pusat di Bandung, terus menggeliatkan jiwa wira usaha, dan itu tidak di satu tempat namun di berbagai tempat yang berada di wilayah nusantara, Indonesia tercinta. Bank yang sudah di kenal sebagai pelayanan bagi para pensiunan ini terus menggelorakan dan memperdayakan para nasabah.

Salah satu layanan yang terpatri kuat di ingatan nasabah adalah Daya Tumbuh Usaha yang di bina BTPN, sebuah komunitas yang pada akhirnya menjadi inkubator bagi tumbuh kembang usaha yang memberikan kontribusi positif. Di Kantor Cabang Semarang contohnya ada sebuah program pelatihan wira usaha bernama UNIK yang berakronim Ulet, Negosiatif, Inisiatif dan Kreatif, ini adalah pengembangan program Daya dari BTN(halaman 69)

Ada juga layanan nasabah BTPN yang sudah pensiun atau purna bakti, setelah pensiun tentu tak ingin bertopang dagu, kisah Munadji Tak Ragu Memulai Usaha di Usia Senja karya Dhanang Dhave adalah bukti bahwa usia bukanlah halangan untuk berusaha(halaman 103-115)

Dan banyak lagi kisah inspiratif lainnya yang mampu memompa keberanian kita untuk berwira usaha, meski memang awal dari itu semua adalah kesulitan, namun percayalah semua itu akan indah pada waktunya.

Buku Inspiratif Dan Menggugah Semangat Wira Usaha

Setelah membaca buku ini, ada kesan yang mendalam bahwa ketekunan akan membawa dampak besar, dari halaman pertama hingga terakhir kita di suguhi aneka kisah inspiratif yang tentu saja sangat berharga, para penulis kompasianer memang jempolan, ini buku sangat layak sebagai salah satu koleksi perpustakaan pribadi, dan kita dapat membelinya di toko toko buku kenamaan seperti Gramedia.

Buku Hidup yang Lebih Berarti sangat layak baca dan saya beruntung dapat memiliki buku berharga ini.

Detail Buku

Oleh

20 Blogger Kompasiana

ISBN

9786020279787

Rilis

2016

Halaman

200

Penerbit

Elex Media Komputindo

Bahasa

Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun