Mekanisme penjurian yaitu, para peserta harus mempresentasikan apa yang telah di ajarkan dalam Akademi Menulis Kompasiana-PLN dengan durasi selama 10 menit, dan 40 menit berikutnya peserta akan di berikan pertanyaan pertanyaan dari para dewan juri dan juga para kompasianer yang berada dalam ruangan, nantinya akan di pilih peserta terbaik dalam check point presentasi ini.
Ketegangan Dan Kehebohan Di Ruangan Diponegoro
Dalam list Kompasiana peserta coverage untuk ruangan Diponegoro, tercantum nama nama K’ners seperti Indra Purwita, Andri Mastiyanto, Tamita Wibisono, Khairulnisa Maslichul,Ignasia, Anjar Setyoko, Riap Windu dan Evelyne Angeline. Sedangkan untuk peserta Akademi Menulis adalah M Taufiq, Rakhmadsyah, Soelistiyoadi Nikolaus, Emmilia Tobing dan Grahita Muhammad. Ruangan Diponegoro seakan menjadi sebuah saksi bisu di mana para peserta Akademi Menulis Kompasiana-PLN di gelontori pertanyaan pertanyaan dari dewan juri dan juga para kompasianer.
Penulis sempat merekam bagaimana ketegangan, drama, dan juga pertanyaan pertanyaan kritis yang beredar di ruangan Diponegoro, ada rona kegugupan dari para peserta, ada juga peserta yang tampak percaya diri, dan bahkan ada juga peserta Akademi Menulis di saat setelah presentasi meminta poto selfie bersama juri dan kompasianer, sebuah permintaan yang susah untuk di tolak juri dan kompasianer.
Ruangan Diponegoro yang sejatinya adem dengan hembusan dari semilir pengatur ruangan udara seakan tak kuasa melawan riuhnya pertanyaan genial dari dewan juri, dan pertanyaan kompasianer yang terkenal ganas soal tanya menanya kepada nara sumber. Hadir peserta pertama bernama M Taufiq, untuk beberapa detik pertama peserta ini sedikit gugup, entahlah apakah melihat kompasianer yang kece kece? Hehehe. Namun kegugupannya sedikit teratasi seiring dengan waktu yang berjalan.
M Taufiq sangat bersyukur menjadi peserta Akademi Menulis, produktifitas dalam menulis sejak ia berada di Akademi meningkat pesat, sebagai perbandingan yaitu saat mengikuti Akademi, jumlah tulisan di Kompasiana dalam seminggu bisa menghasilkan 4 tulisan dengan jumlah view 476. Padahal dalam rentang 2010 hingga 2013 di blog pribadi, ia hanya menghasilkan 9 tulisan dengan jumlah pembaca 692,menurut M Taufiq yang bekerja di PLN sebagai asisten manager adminitrasi Sektor Pembangkitan Keramasan. Menurut M Taufiq para mentor di Akademi Menulis banyak memberikan pencerahan dalam menulis.
Peserta kedua untuk presentasi adalah Rakhmadsyah yang menjabat sebagai Asisten Manager Keuangan dan Adminitrasi PLN Pembangkitan Sumatera bagian Utara,sektor pembangkitan Medan. Menurut Rakhmadsyah mengungkapkan dengan keikutsertaannya di Akademi Menulis sangat membantu dirinya untuk menuliskan kelistrikan di Sumatera Utara, dan sebuah postingan yang berjudul “Inilah Hambatan PLN Bangun Pembangkit Baru”, yang di posting pada tanggal 20 April 2016 di klik sebanyak 320 kali, tertinggi di bandingkan tiga tulisan lainnya.
Menurut Rakhmadsyah dengan mengikuti Akademi Menulis, kemampuanya menulis feature semakin membaik ini yang membuat beliau percaya diri memberikan informasi tulisan bagi PLN, bahwa memang Sumatera Utara pasokan listrik kurang, beban puncak yang bisa mencapai 2000 Megawatt sedangkan cadangan listrik hanya 2140 ini yang menjadi permasalahan jika ada pemadaman, di sinilah peran humas untuk menuliskan mengapa terjadi pemadaman tanpa harus defensif. Tulisan opini pun menjadi santapan saat di Akademi, dengan mentor yang handal, Rakhmadsyah bersyukur bahwa tulisan opininya di Kompasiana di baca dengan jumlah klik yang signifikan.
Nikolaus Yang Kalem, Emmilia Nan Renyah Serta Grahita Yang Memikat