Mohon tunggu...
Topik Irawan
Topik Irawan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Full Time Blogger

Full Time Blogger

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Saat Kompasiana Menyengat Virus Menulis, Gairah Literasi New Media Melanda Humas PLN(Review Coverage Akademi Menulis Kompasiana-PLN)

30 April 2016   08:29 Diperbarui: 30 April 2016   09:23 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah dua peserta mempresentasikan karyanya, tersisa tiga peserta yang siap nggak siap harus menghadapi dewan juri dan juga para kompasianer lainnya, peserta ketiga Soelistiyoadi Nikolaus, pria jangkung yang dua kali salah menyebut Kang Pepih sebagai Kang Pepeng,kontan saja ruangan Diponegoro jadi riuh dengan cuitan para kompasianer. Pak Nikolaus dari PLN Nusa Tenggara Timur. Dengan narasi yang terarah, Nikolaus mulai bertutur bahwa dunia literasi adalah dunia baru, selama ini beliau berkecimpung di dunia teknik, mengikuti Akademi seperti menarik adrenalin beliau namun rintangan harus di hadapi.

Semua hal yang baru tentang dunia menulis membuat Nikolaus terus belajar dan mencoba memahami teknik menulis, video blogging, Nikolaus sangat senang bisa di ajarkan cara membuat video blogging melalui smartphone, dari para instruktur menurut Nikolaus dibekali dengan pengajaran merangkai kata dengan pembahasan yang detail, terukur yang membuat pegawai PLN NTT merasa tulisannya semakin mempunyai warna, bahkan salah satu tulisannya berjudul “Suka Duka Membangun Listrik Perbatasan” yang di ganjar Headline.

Fokus tulisan Soelistiyadi Nikolaus menitik beratkan tentang perkembangan kelistrikan di NTT terutama di daerah perbatasan dengan negara terdekat dengan Indonesia yaitu Timor Leste, dengan rasio di bawah 60% dalam program Indonesia menyala, NTT terus membenahi infrastruktur kelistrikan, hingga saat ini sudah ada 5 kabupaten, 9 kecamatan dan 19 desa yang sudah menikmati listrik dan PLN terus secara bertahap akan memperluas akses masuknya listrik ke daerah daerah dengan inovasi tenaga surya yang tentunya lebih hemat energi.

Seusai jeda waktu Istirahat Sholat dan Makan, hadir wanita cantik bernama Emmalia Tobing, sebelum presentasi Mbak Lia sudah dikerubuti kompasianer yang ingin tahu lebih dekat tentang kiprah Mbak Emmalia Tobing yang bertugas sebagai Supervisor Humas dan PKBL PLN Sumatera Barat, presentasi Mbak Lia yang renyah, runut dan gampang di cerna, membuat para kompasianer sempat bisik bisik bahwa si mbak yang satu ini kandidat kuat untuk memenangkan peserta terbaik, Mbak Lia sangat antusias mengikuti Akademi Menulis Kompasiana-PLN, bahwa dunia humas dan dunia literasi new media ibarat saudara kandung beda karakter, bahasa humas yang cenderung baku sangat berbeda dengan penulisan di media sosial. Dalam masa Akademi Menulis Kompasiana-PLN, Mbak Lia menulis tentang salon di pasar Palmerah dengan judul yang eye catching, menggoda dan ada alasan orang untuk mengkliknya, judul Kenikmatan di Dalam Pasar itu Bernama Salon yang menuturkan pengalaman Mbak Lia blusukan di pasar. Selain tentang pasar, ia pun menuliskan tentang permasalahan kelistrikan di Sumatera Barat dalam sebuah tulisan berjudul Kisah di Balik Pasokan Listrik Aman Saat Latihan Mancanegara.

Peserta terakhir dalam acara Akademi Menulis Kompasiana-PLN adalah Mas Grahita Muhammad, dengan kepercayaan diri pegawai PLN dari pembangkitan listrik Tanjung Jati B,dengan mengambil sampel akun resmi facebook PLN. Bahwa berita berita pemadaman listrik yang terkabarkan dalam akun FB seakan menjadi ikon bahwa pemadaman adalah identik dengan PLN. Kenapa PLN tidak menampilkan gambar gambar heroik pekerja PLN yang sedang bertaruh nyawa di ketinggian SUTET yang memiliki aliran listrik tinggi, kenapa bukan pegawai PLN yang hadir paling awal yang di tampilkan.

Grahita menampilkan presentasi yang cukup menohok, seakan anti mainstream namun ini adalah sisi unik yang sebenarnya harus terus di eksplor, dengan bimbingan mentor dari Kompasiana, tulisan Grahita seperti menemukan ruhnya dan tulisan unggulan yang berjudul Limbah Batu Bara, Harta Karun Yang Terpendam di ganjar admin dengan headline, tentang kebermanfaatan abu batu bara(ash) yang merupakan sisa dari batu bara yang merupakan sumber energi untuk PLTU.

Setelah menampilkan presentasi, Grahita meminta untuk poto selfie dengan juri dan kompasianer, wih ada ada saja deh, tapi secara umum presentasi Grahita Muhammad tentang penulisan di dunia digital sangat atraktif dan memikat.

Mind Mapping, Pemetaan Pemikiran Dalam Sebuah Tulisan, Nasehat Jitu Kang Pepih

Akademi Menulis Kompasiana-PLN merupakan titik awal untuk membangun kokohnya dunia literasi di kalangan pegawai PLN, dengan bekal pengalaman yang di bagikan oleh para petinggi Kompasiana kepada peserta di harapkan nantinya dengan ilmu yang di dapat, mereka mampu menuliskan dengan kualitas baik kiprah PLN, Akademi Menulis Kompasiana-PLN yang meliputi teknik membuat video blogging, fotografi, pelatihan menulis serta pelatihan jurnalistik dasar yang bersumber dari orang orang ahli di bidangnya, tersebutlah nama Hilman Fajrian dan Gapey Sandy sebagai seorang expert di bidang jurnalistik yang mementori para peserta, belum lahi peran Kang Pepih, Bang Isjet dan Mas Nurul yang all out memberikan ilmunya kepada peserta Akademi.

Namun yang menurut saya menarik dan sangat seksi untuk di pelajari yaitu tentang ucapan Kang Pepih saat menjadi juri di ruangan Diponegoro. Sebuah kata Map Mapping bisa di aplikasikan dalam tulisan, sehingga tulisan lebih fokus dan terarah, tidak meloncat loncat, metode ini di kenalkan oleh Tony Buzan yang merupakan ahli di bidang pengembangan potensi manusia yang memaksimalkan penggunaan otak kanan dan kiri.

Pemetaan pemikiran yang di ulas Kang Pepih dan penulis beruntung mendapatkan ilmu tersebut bersama kompasianer yang berada di ruangan Diponegoro,dengan cara mencatat yang efektif serta fokus, tulisan tak akan kemana mana, mind mapping sangat elastis dalam merencanakan rute tulisan agar lebih terarah, kemana pun arah tulisan yang kita inginkan akan selalu menuju ke arah tulisan yang benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun