[/caption caption="Si Biru sepeda mimpi, sepeda bekas yang membuat hati tetap bahagia(dokpri)"][/caption]Mimpi sering kali harus melewati waktu yang begitu panjang, untuk sebuah kepemilikan sepeda saya harus menunggu waktu selama tiga dekade, bukan sebuah hal yang mudah untuk bisa memiliki benda bernama sepeda, namun penantian panjang untuk memiliki sepeda akhirnya kesampaian juga, ah!
Berawal dari sebuah keinginan memiliki sepeda seperti anak anak pada umumnya, namun permintaan untuk memiliki sepeda seolah begitu sulit, banyak jalan berliku, di bumbui sebuah kesedihan yang memaksa untuk hanya bisa memendam keinginan untu memiliki kendaraan roda dua yang untuk melajukan jalannya dengan di kayuh.
Entah kenapa Bapak tak pernah meluluskan keinginan saya untuk memiliki sepeda, yang sangat mungkin adalah faktor ekonomi, itu salah satunya, jika salah satu anak Bapak di belikan sepeda sudah pasti yang lainnya pun akan merasa iri, maka biar pun merengek setengah mati, namun tetap saja Bapak keukeuh nggak mengabulkan harapan untuk memiliki sepeda.
Maka saya pun melupakan keinginan memiliki sepeda, maka di saat teman teman mengayuh sepeda dengan ceria, saya hanya bisa menatap dari kejauhan sambil membayangkan akan memiliki sepeda. Harapan memiliki sepeda serasa begitu dekat ketika saat kelas tiga SD, saat itu Bapak mengadakan acara khitan, pada umumnya anak yang di khitan akan di beri uang, kalau di tempat saya namanya “duit panyeceup” uang agar si anak merasa terhibur setelah melakukan ritual khitan, selain uang, saya pun di beri bakakak hayam, sebuah kenyamanan bagi anak yang baru saja di khitan.
Rencana pasti adalah mengumpulkan uang panyeceup sebanyak mungkin, tamu undangan silih berganti memberikan uang, dan saya kumpulkan di sebuah plastik transparan, plastik pun menggembung dengan uang, rasanya ini adalah saat yang tepat untuk membeli sepeda impian. Namun mungkin bukan rezekinya, uang pemberian tamu undangan malah hilang tak berbekas, saat itu saya menaruhnya di sebuah laci mesin jahit kepunyaan Ibu, namun mungkin saat banyak tamu hilir mudik, ada saja yang jahil mengambil uang panyeceup.
Akhirnya mimpi membeli sepeda pun buyar, uang hilang sepeda pun tak bisa terbeli, sedih sekali rasanya bila mengenang pengalaman gagalnya memiliki sepeda impian, tetapi memang tak semua mimpi harus teraih. Mimpi memiliki sepeda tak pernah padam, meski tak punya saya terus belajar naik sepeda, mula mula memang terasa berat, namun belajar sepeda terus di lakukan, tetapi satu kali pernah saat belajar bersepeda namun rem sepedanya blong, sialnya lagi pas di turunan yang sedikit curam, sepeda pun meluncur deras, kontan terpelanting dari sepeda dengan menorehkan luka di dengkul sehingga berjalan pun serasa sangat susah.
Menggunting Aneka Gambar Sepeda, Merajut Mimpi Punya Sepeda
Setelah insiden terjatuh di sebuah turunan curam, ada rasa trauma mendera, namun keinginan memiliki sepeda terus berkobar, kompensasinya saya mulai tergila gila dengan gambar maupun artikel tentang sepeda, dulu di tabloid Bola yang terbit setiap hari Jum’at ada artikel tentang seputar sepeda yang di asuh oleh pembalap sepeda kenamaan Indonesia, Puspita Mustika Adya, beliau pembalap hebat di zamannya, dalam berbagai ajang balap sepeda nama Puspita Mustika Adya selalu menjadi juara.
Rubrik ini sangat di tunggu tunggu, meski harus berkorban menyisihkan uang jajan untuk beli tabloid Bola, namun senang rasaya bisa membaca ulasan Bung Puspita seputar sepeda, pernak pernik perlengkapan sepeda, detail harga dan cara merawat sepeda, di kupas tuntas, dan saya pun rajin mengkliping semua ulasan tentang sepeda, gambar gambar sepeda menjadi buruan koleksi, besar harapan di satu ketika sepeda yang saya inginkan bisa terbeli.
Meski akhirnya mimpi membeli sepeda seakan terus menjauh, namun dalam do’a do’a selalu terselip bahwa satu ketika sepeda yang di impi impikan menjadi sebuah kenyataan.Namun waktu terus berjalan, detik demi detik, hari demi hari, dan tahun terus berganti, sepeda serasa sebuah utopia, tak pernah terbeli, tak pernah tersentuh, pahit terasa saat hanya bisa menatap sepeda di balik sebuah toko yang memajang keberadaannya.
Bersyukur Akhirnya Punya Sepeda Jua
Setiap kali ada anak kecil yang begitu bergembira dengan sepedanya, ada terselip sebuah lara, masa kecil yang di lewati pernah mempunyai sepeda, bila ada teman bercerita betapa senangnya ia di masa kecil mengayuh sepeda, saya hanya bisa terdiam, seumur umur belum pernah mempunyai sepeda, bagaimana bisa bercerita, bagai mana bisa merasakan senangnya mencuci sepeda, senangnya mengayuh sepeda saat ke sekolah, wong sepeda saja tidak punya kok, hehe.
Namun penantian panjang memiliki sepeda pun tiba jua, meski hanya sepeda bekas, nyaris rongsok tapi ini adalah sepeda pertama yang bisa terbeli, dengan kondisi ban depan bocor, sadel nya sudah bobrok tapi tak mengurungkan niat untuk membelinya, dengan di ikat di belakang motor, sepeda pun di lajukan dari daerah Setu Bekasi hingga ke rumah di daerah Cikarang, sepanjang malam ada keajaiban kecil terasa, sepeda mimpi yang bertahun tahun hanya menjadi angan bisa di wujudkan, hanya sepeda bekas tapi membuat hati berbunga bunga.
Tak menunggu lama, sepeda pun di dandanin, di cat ulang, mengganti ban, menambahkan spakbor, memasang bel dan tetek bengek lainnya yang membuat kinclong sepeda mimpi ala saya, dan hampir setiap hari bila sore ataupun pagi sepeda sering saya kayuh berkeliling komplek perumahan dan juga jalan jalan menyusuri kampung kampung, ternyata punya sepeda asyik juga.
Heeeboooohhh.......Cuma Wimcycle!
Sepeda di masa sekarang merupakan sebuah keniscayaan untuk pola hidup sehat, selain itu sepeda pun berpotensi untuk menciptakan iklam yang lebih baik mengingat sepeda tak membutuhkan bahan bakar fosil yang menghasilkan polusi bagi lingkungan, dalam beberapa tahun terakhir, fenomena bersepeda seperti menemukan momentumnya, para meternya adalah semakin banyak orang yang memakai sepeda sebagai alat transportasi, ada slogan yang semakin akrab yakni Bike To Work, bersepeda saat menuju tempat kerja.
Setiap minggu saat Hari Bebas Berkendara atau Car Free Day, sangat lumrah melihat masyarakat ibu kota ada di jalanan protokol dengan bersepeda. Demam bersepeda seakan menyebar ke kota kota besar dan bagian dari gaya hidup sehat tentunya, namun memilih sepeda pun menjadi hal yang menarik, berbagai macam merek sepeda pun banyak di pasaran tetapi ada satu hal yang penting, cermat memilih membuat kita bisa menentukan sepeda mana yang layak untuk di miliki.
Wimcycle merupakan merek terkemuka untuk urusan sepeda, PT Wijaya Indonesia Makmur Bicycle Industries merupakan pembuat sepeda yang terkemuka, dan dalam rentang empat dekade terakhir merupakan produsen sepeda yang memimpin pasar tanah air, dan telah mengekspor sepeda ke hampir 20 negara di dunia. Kualitas sepeda dengan merek Wimcycle adalah jaminan mutu dengan variasi sepeda mulai untuk anak anak hingga dewasa.
Dengan pilihan yang beragam tentu saja sangat menguntungkan konsumen, soal mutu mah pastinya Wimcycle megang banget dah, dengan memegang ISO 9001:2008 Cert No.13825 adalah bukti sahih produk Wimcycle di akui dunia internasional. Sedangkan di dalam negeri berbagai pengakuan terjewantahkan dengan rupa rupa award yang menasbihkan sepeda Wimcycle adalah banyak di sukai. Penghargaan tersebut berupa Super Brand Tahun 2005-2009, dan tahun ini Wimcycle meraih penghargaan Top 250 Indonesia Orginal Brand.
Berharap Meraih Sepeda Mimpi Dengan Tulisan Ini
Fatman bikinan Wimcycle yang bikin mupeng abis(dok:www.wimcycle.com)
Saat Wimcycle dan Kompasiana mengumumkan sebuah blog competition yang secara narasinya menceritakan keinginan memiliki sepeda Wimcyle, seolah mengalami Deja Vu, kenangan akan memiliki sepeda seolah kembali ke zaman dulu, di masa lalu keinginan memiliki sepeda nyaris saja berhasil andai duit ‘Panyeceup’ saat di khitan tidak hilang, namun apa daya ternyata sepeda mimpi hilang beserta uang yang di wadahi oleh kantong plastik transparan.
Kini mimpi itu seolah mendekat, mimpi punya sepeda memang telah terwujud, si biru sepeda yang saya miliki tanpa sebuah merk, sepeda bekas yang membelinya pun harus menunggu hampir tiga dekade. Kini kesempatan memiliki sepeda yang baru seolah di depan mata, bila teman teman menceritakan kepemilikan sepeda dengan luar biasa, saya pun ingin membagi kisah bahwa memang tak mudah untuk mewujudkan sebuah keinginan bahkan itu yang di mana sepeda harus menanti panjang untuk di miliki.
Harapan selalu ada, dan salah satunya adalah dengan ikut di acara blog ini, sesederhana apapun kisah tentang sepeda, selalu membekas dalam ingatan, dan ini adalah kesempatan emas untuk meraih mimpi kedua tentang sepeda, sebuah deja vu tentang kisah masa kecil dulu saat menginginkan sepeda, semoga ini sebuah rezeki yang lain dan bisa terengkuh, kalau pun tidak dapat, paling tidak saya mesti bersabar menabung dulu dari gaji UMK, semoga nantinya terbeli Sepeda Wimcycle Hard Tail 26 MTB Fatman misalnya.
Bagaimana pun memang Wimcycle memberikan kehebohan tersendiri, baik yang sudah memiliki sepedanya atau pun belum, takdir lah yang akan menuntun siapa pemilik 3 sepeda yang menjadi hadiah dalam blog competition Kompasiana-Wimcycle ini, semoga salah satunya menjadi milik saya, amiiin!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H